13. Mari Berpisah

478 96 21
                                    

"Kau tidak apa-apa?"

"Aku baik-baik saja. Tapi... Pak Jinyoung... Yeri..." Sooyoung tak tahu harus bagaimana menyelesaikan kalimatnya. Ia menatap dua wajah di depannya secara bergantian.

"Ah, aku adalah sepupu Kak Jinyoung. Dan tentang dia meminjam namaku, itu adalah hal biasa. Orang ini memang sering memanfaatkanku." Yerim menunjukkan senyum lebar di depan Sooyoung. Tetapi berubah sinis saat melirik ke arah Jinyoung yang berdiri di sampingnya.

"Benar, Yerim sepupuku. Dia tidak ingin siapapun tahu hal ini karena tidak ingin orang-orang beranggapan ia diterima di perusahaan melalui jalur orang dalam."

Sooyoung mengangguk paham. Pertanyaannya baru terjawab setengah. Setengahnya lagi tentang mengapa Jinyoung menolongnya, dan kenapa dua orang ini tidak menanyakan apapun yang terjadi sebenarnya.

"Aku harus pergi sekarang. Seseorang baru saja mengatakan bahwa Bae Suzy sudah datang." Jinyoung mengangkat wajahnya yang sejak beberapa saat melihat ponsel.

"Bae... Suzy?" ulang Sooyoung memastikan.

"Iya. Rumor tentangmu terlanjur menyebar hingga ke dewan direksi. Mereka dengan cepat menggantimu dengan wajah baru."

Sooyoung mengangguk kecil mendengar penuturan yang keluar dari mulut pria di depannya. Ada rasa kosong di dalam hatinya mendengar nama Suzy, terlebih karena Im Jaebum akan kembali bekerja dengan mantannya itu.

"Kau tidak perlu khawatir. Rumor ini tidak akan membuatmu dikeluarkan dari perusahaan. Aku jamin itu." Jinyoung menepuk pelan pundak Sooyoung sebelum berjalan keluar dari kamar Yerim.

"Satu lagi. Nanti akan diadakan outbound. Kau bisa beristirahat saja di sini jika merasa tidak nyaman."

"Iya. Terima kasih."

>>>

Sooyoung meringkuk memeluk lututnya melihat keluar jendela kaca yang menghadapkannya langsung pada keramaian di bawah sana.

Entah siapa yang harus disalahkan untuk masalah yang terjadi hari ini.

Matanya menatap kerumunan pegawai yang sedang tertawa karena games yang dimainkan. Tapi pikirannya tak lepas dari Im Jaebum. Pria itu belum menghubunginya sejak tadi.

Rasa lapar memaksa gadis itu untuk keluar dari kamar yang sejak pagi ditempatinya. Ia hanya akan makan lalu kembali ke kamar.

Setelah menutup pintu, Sooyoung berjalan mengendap-endap sembari memantau sekitar. Tidak ada wajah yang terlihat familiar. Berarti hanya ada tamu lain di hotel ini.

seorang pria yang muncul di depan Sooyoung tiba-tiba membuat gadis itu mematung.

"Sooyoung."

"A... Ayah?" Sooyoung segera membungkukkan badan memberi salam pada mertuanya itu.

"Bagaimana kabarmu?"

"Aku baik-baik saja. Tapi, bagaimana Ayah bisa sampai di sini?"

"Aku ada urusan di hotel ini. Dan kebetulan aku tahu kau dan suami mu juga datang ke sini."

Mendengar kata 'suami' membuat Sooyoung tersenyum kikuk.

"Kau sedang ada masalah?"

"Hah? Ti-tidak ada." Syukurlah Sooyoung segera mengingat bahwa Im Jaebum dan ayahnya tidak punya hubungan yang baik. Terlepas dari konflik yang terjadi antara ayah dan anak, Sooyoung juga tidak bisa menceritakan masalahnya dengan orang lain.

Ayah Im Jaebum bergerak maju, ia mengulurkan tangannya dan mengusap rambut hitam Sooyoung dengan lembut. Sementara gadis itu dilanda pikiran yang tidak-tidak. Ucapan Seulgi yang mengatakan bahwa pria tua di depannya menjalin hubungan dengan Suzy membuat Sooyoung waspada.

Married With Mr. CEOΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα