16. Yang Selalu Ada

461 94 18
                                    

"Kau bisa memilih menunya." Jinyoung menyodorkan menu ke hadapan Sooyoung.

Seorang wanita tua mendekat dan membawa makanan kecil.

"Kami belum memesan apapun," tukas Sooyoung.

Wanita tua tersebut tidak merespon dan justru memperhatikan wajah Jinyoung dengan saksama.

"Sudah kuduga, kau benar-benar Jinyoung."

"Ingatanmu benar-benar bagus. Apa kabar, Bibi?" Jinyoung bangkit dan langsung memeluk pemilik rumah makan tersebut.

"Baik. Aku pikir aku tidak akan bisa melihat kalian bertiga lagi sampai aku mati."

"Ya! Jangan mengucapkan hal seperti itu, Bi!"

Jinyoung beralih menatap Sooyoung dan memperkenalkannya. "Ini temanku Park Sooyoung. Dan, Sooyoung, ini adalah Bibi pemilik tempat ini. Aku, Mr. Jay, dan Jackson selalu ke sini waktu kami kuliah dulu."

"Ah, benarkah? Aku Park Sooyoung."

"Kau sangat cantik, Nak. Kalian sangat serasi."

"Apa yang Bibi katakan? Dia hanya rekan kerja ku."

"Bukankah Im Jaebum juga dulu berawal dari rekan kerja?"

Sooyoung mengerutkan kening mendengar penuturan wanita tersebut.

"Ngomong-ngomong, kenapa kalian tidak datang bersama saja?" lanjut Bibi itu.

"Bersama?"

"Ya, Jaebum juga tadi—"

"Sudahlah, Bi. Sampai kapan kau akan membahas Jaebum di depanku. Kami sudah sangat lapar. Tolong hidangkan dua mangkuk Kimchi jjigae seperti biasa," ucap Jinyoung dengan nada manja yang dibuat-buat.

>>>

"Nyonya dari mana saja?"

Sooyoung sedikit terkejut mendapati Jackson yang saat ini berdiri di depan pintu rumahnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

"Bukankah Nyonya sudah tahu bahwa Mr. Jay menugaskanku untuk menjagamu?"

"Pertama-tama tolong berhenti memanggilku Nyonya. Aku jauh lebih muda darimu. Panggil dengan namaku saja."

"Baiklah. Tapi tolong jawab pertanyaan ku sebelumnya."

Sooyoung mengeratkan jaket hitam yang tersampir di bahunya. Jaket yang tadi diberikan Jinyoung karena suhu di luar sedang dingin.

"Tidak bisakah kita bicara di dalam?"

"Ah, maafkan aku. Silakan masuk."

Jackson mempersilakan, lalu menutup pintu dan berjalan ke ruang tengah, di mana Sooyoung sudah duduk di sana.

Pandangan pria itu tertuju pada jaket yang diletakkan Sooyoung di sandaran sofa.

"Apa yang kau lihat?"

"Tidak. Hanya saja aku seperti mengenal jaket itu."

"Tentu saja kau mengenalnya. Ini milik sahabat mu, Tuan Jackson."

Jackson menaikkan alisnya sebelah menanggapi kalimat Sooyoung. Baru saja ia hendak berbicara, kalimat Sooyoung mendahuluinya.

"Apa tidak masalah kau di sini? Bagaimana dengan Miss. Irene?"

"Aku sudah menjelaskan padanya."

Sooyoung mengangguk paham. "Kalau begitu aku akan ke kamar sekarang."

"Tunggu!"

"Ya?"

Jackson mendekat dan menatap mata Sooyoung dengan serius.

Married With Mr. CEOWhere stories live. Discover now