21. Istri Kedua

416 83 15
                                    

18+
Mohon untuk pembaca agar bijak memilih bacaannya.

<<>>

Sooyoung mengarahkan pandangan pada langit-langit putih di atasnya. Menatap dengan kosong plafon sederhana tak bermotif itu.

Sudah sejam gadis itu menghabiskan waktu untuk melamun. Sebenarnya ia berusaha untuk menutup mata dan terlelap, tapi entah kenapa ia tak bisa.

Pandangan Sooyoung sesekali melirik ke arah pria yang saat ini bekerja di balik meja yang terletak di sudut kamar ini. Siapa lagi jika bukan Im Jaebum. Tidak heran mengapa ia bisa se-sukses sekarang, ternyata waktunya memang hanya untuk kerja dan kerja.

Helaan napas terdengar dari mulut gadis itu. Rasanya ia punya banyak beban pikiran. Tapi apa? Bukankah hidupnya sekarang sudah terjamin. Ia bahkan menikah dengan laki-laki yang sejak lama ia idam-idamkan. Lalu dari mana datangnya semua rasa gelisah ini? Entahlah.

Drrttt.... Drrttt....

Getaran ponsel di atas nakas membuat Sooyoung segera mengulurkan tangan untuk mengambilnya.

Sebuah nama yang tidak ia sangka, muncul di layar. Sooyoung bangun dan duduk, menyandarkan tubuhnya pada sandaran ranjang. Ia kembali melirik ke arah Im Jaebum, sepertinya pria itu tidak mendengar apapun karena terlalu fokus pada laptop di depannya.

Sooyoung menimbang sejenak, apakah harus mengangkat panggilan dari Jinyoung, atau tidak?

Tapi gadis itu masih merasa bersalah. Karena dirinyalah, Jinyoung sampai dikenai hukuman.

Lagi pula hanya mengangkat telpon, bukan? Apa yang salah dari itu.

"Uhm, apa aku boleh keluar sebentar?"

"Kemana?" Di luar dugaan, Jaebum memberi respon lebih cepat dari yang ia kira.

Sooyoung tidak mungkin mengatakan bahwa ia ingin mengangkat telpon dari Jinyoung. Bisa-bisa Jaebum akan marah besar. Ya, meskipun Sooyoung masih tidak mengerti mengapa suaminya se-keberatan itu jika mendengar tentang dirinya dan Jinyoung.

"Aku... Aku ingin menonton."

Pandangan Jaebum terangkat. Ia menoleh menatap Sooyoung yang berusaha menetralkan ekspresi wajahnya.

Panggilan pertama Jinyoung sudah terputus. Tapi pria itu kembali menelpon. Sooyoung segera menyembunyikan ponselnya di belakang tubuhnya.

"Siapa?"

"Hah?"

Sooyoung menegang. Apa gelagatnya memang terlalu mencurigakan? Mengapa Im Jaebum selalu bisa membaca situasinya.

Pria itu bangkit dan berjalan mendekat. Sooyoung mempererat genggaman pada ponsel yang ia sembunyikan.

Im Jaebum duduk di tepi kasur dan menghadap ke arah Sooyoung. Pria itu menatap lamat-lamat wajah istrinya.

Sooyoung tidak tahu situasi seperti apa ini. Ia seperti takut akan ketahuan selingkuh, padahal ia sama sekali tidak selingkuh.

Im Jaebum memajukan tubuhnya, lebih dekat ke arah Sooyoung.

Jangan tanya bagaimana reaksi yang tubuh Sooyoung berikan. Keringat dingin dan jantung yang berpacu dengan sangat cepat.

Pria itu terus menipiskan jarak. Tangan kirinya terangkat menyentuh wajah Sooyoung, lalu menangkupnya.

Sooyoung tercekat. Harus ia akui, hal-hal seperti ini masih belum terbiasa baginya.

Im Jaebum memberikan satu kecupan singkat di bibir Sooyoung. Membuat sang empunya membulatkan mata karena terkejut. Pria itu memundurkan wajahnya dan tersenyum penuh arti.

Married With Mr. CEOWhere stories live. Discover now