38. Seandainya

308 67 24
                                    

"Tuan hendak ke mana pagi-pagi begini?"

"Bertemu Sooyoung."

Jackson terpaku menatap Jaebum sesaat.

"Aku ingin memasang kembali fotonya di sana," tukas Jaebum sembari mengangkat bingkai di tangannya.

Pria itu memang membawa pulang foto Sooyoung untuk memperbaharui bingkainya saat terakhir kali ke sana.

"Baik, aku sudah menyiapkan mobil."

"Terimakasih. Jangan lupa antar Hana ke sekolah."

"Mr. Jay...." panggil Jackson dengan raut wajah yang tidak bisa dijelaskan.

"Ada apa?"

"Itu... Tentang pertemuan mu hari ini—"

"Aku ingat. Setelah dari pemakaman aku akan langsung ke sana."

"Bukan itu. Hanya saja, di sana—"

"Aku sudah terlambat. Kita bicara nanti saja."

Jaebum berlalu tanpa membiarkan Jackson menyelesaikan kalimatnya.

"Di sana ada seseorang yang tidak seharusnya kau temui."

>>>

"Selamat pagi, Sayang."

Jaebum menampilkan ekspresi bahagia saat melihat guci berisi abu di depannya. Pria itu memasukkan bingkai foto Sooyoung dengan hati-hati.

"Bahkan setelah lima tahun, aku tidak menemukan wanita yang lebih cantik darimu." Im Jaebum tersenyum sesaat, sebelum mengingat sesuatu. "Atau mungkin aku telah menemukan seseorang yang hampir mirip denganmu?"

Membayangkan wajah Joy dan membandingkannya dengan wajah Sooyoung di foto. Benar-benar identik. Semuanya sama. Bahkan kelopak mata yang berbeda antara mata kanan dan kirinya. Jaebum sangat mengingat semua bagian tubuh istrinya.

"Tapi meskipun dia sangat mirip denganmu, dia bukanlah Sooyoung ku. Tenang saja, kau tidak akan tergantikan. Aku memegang janji ini hingga kelak kita bertemu kembali di surga."

Jaebum mengusap lembut guci berwarna putih di depannya. Berusaha sekuat mungkin menahan air mata.

Pria itu bergeser ke tempat Wendy berada. "Sepertinya kau punya seseorang yang sangat menyayangi mu nona Son. Aku tau kau mungkin bosan mendengar ini, tapi sekali lagi aku ingin berterimakasih karena kau benar-benar menjaga Sooyoungku bahkan hingga ke alam sana."

>>>

"Tuan Im Jaebum, silakan langsung bertemu dengan Presdir kami di lantai tiga. Beliau sedang menunggu di atas."

Seorang pegawai yang menyambut Jaebum segera mengarahkan pria itu.

Im Jaebum tahu ia akan bertemu dengan Presdir perusahaan mitranya. Tapi ia lupa menyiapkan bahan dan juga mencari tahu latar belakang orang itu.

Jangan katakan bahwa pengetahuan Jaebum terbatas. Ia menghapal semua nama Presdir perusahaan besar yang bergerak di bidang properti di seluruh dunia. Tetapi perusahaan fashion sangat baru baginya. Sehingga semua nama akan terasa asing.

Langkah kaki membawa pria itu ke sebuah ruangan yang memang disediakan untuk pertemuan. Di sebelahnya sudah tertata set foto yang Jaebum tahu akan dibintangi oleh Joy.

"Kau tahu, aku akan membuatnya berlutut di kaki ku."

Tangan Im Jaebum yang mendorong gagang pintu terhenti setelah mendengar suara yang sangat familiar di telinganya.

"Aku telah mengambil ayahnya, mengambil kekasihnya, bahkan hampir saja aku merebut istrinya jika saja gadis malang itu tidak mati."

Kalimat itu diakhiri suara tawa yang bersahutan.

Married With Mr. CEOWhere stories live. Discover now