37. Satu Persatu Kembali

293 70 10
                                    

Jam menunjukkan pukul 03.30. Perempuan dalam balutan selimut berwarna putih yang sejak tadi larut dalam pikirannya sendiri akhirnya bangkit dan duduk di sandaran kasur.

Sooyoung sedang dilema. Pikirannya sejak tadi menyuruhnya bekerja. Sedangkan hatinya melarang dengan sekuat tenaga.

Bekerja?

Ya, bukan tanpa tujuan Sooyoung masuk ke dalam rumah Im Jaebum ini. Ada hal berharga yang tentu harus ia dapatkan.

Setidaknya satu hal yang bisa menghancurkan kehidupan Im Jaebum sekeluarga.

Sooyoung menatap layar ponselnya yang terus menyala menampilkan pesan masuk dari Mark. Pria itu tahu bahwa saat ini Sooyoung berada di rumah Im Jaebum. Dan Mark sudah membantu menyusun rencana.

Hanya perlu menyelinap ke ruang kerja Im Jaebum, membuka brangkas yang berisi semua aset berharga miliknya, mengambilnya, lalu membuat Im Jaebum dan Kang Seulgi bertekuk lutut di hadapannya.

Satu tarikan napas panjang sebelum Sooyoung benar-benar bergerak dari posisinya.

Entah ini sebuah kebetulan atau keberuntungan. Kamar yang ditempatinya tepat bersebelahan dengan ruang kerja Im Jaebum. Dan berjarak cukup jauh dari kamar tidur pria itu.

Sooyoung memegang gagang pintu dengan sedikit ragu. Jantungnya mulai berpacu.

Sekali lagi membulatkan niat, wanita itu akhirnya memutar gagang pintu.

Tapi seperti yang kita tahu, Im Jaebum tidaklah seceroboh itu.  Tentu saja ia akan mengunci semua tempat penting di rumahnya.

"Kau membutuhkan sesuatu?"

Tubuh Sooyoung menegang mendengar suara serak yang persis terdengar di belakangnya.

Dengan perlahan, Sooyoung memutar tubuhnya. Ia mendapati Im Jaebum berdiri dengan jarak yang sangat tipis dengannya.

Aroma tubuh Im Jaebum masih sama. Sooyoung sangat hapal karena itu adalah aroma favoritnya.

"Apa kau membutuhkan sesuatu nona Joy?"

"Uhm? A-aku ingin ke toilet."

"Toilet ada di dalam kamar yang kau tempati."

"Benarkah?"

Im Jaebum menaikkan satu alisnya.

Sooyoung tidak punya pilihan lain selain menyingkir dari hadapan Im Jaebum.

Namun satu hal menarik perhatian wanita itu.

Bingkai kecil dalam genggaman pria yang baru saja melewatinya.

Meski hanya beberapa detik, tapi Sooyoung bisa melihat dengan jelas wajah di dalam bingkai itu.

Itu wajahnya.

>>>

"Ada apa dengan semua kerutan di wajah ini? Kau minum berapa banyak semalam? Dan dimana kau menginap?"

Sooyoung mengabaikan omelan Yena yang sejak tadi tidak kunjung berhenti.

"Kak Joy! Apa kau mendengar ku?"

"ya."

"Kau tahu hari ini pemotretanmu?"

"Ya."

"Dan satu hal lagi. Manager pemasaran menghubungi ku semalam. Ia mengatakan CEO global dari brand ini akan hadir di pemotretan!"

"ya— hah? untuk apa? Aku sudah cukup lelah menghadapi direktur tua bangka di sini, dan sekarang akan bertambah?"

"Perhatikan ucapan mu! Lagi pula aku mendengar CEO global masih muda dan juga sangat tampan."

Married With Mr. CEOWhere stories live. Discover now