Sooyoung mengedarkan pandangan menatap kamar yang baru saja dimasukinya. Ini adalah kamar barunya. Terlihat sama luas dengan kamar Im Jaebum yang dulu ditempatinya.
"Ada apa? Kau tidak menyukainya?"
"Ini sangat bagus. Tapi, terlalu luas untukku."
"Tidak ada kamar lain. Nanti juga kau akan terbiasa."
Sooyoung tersenyum hambar.
"Aku akan ke kamarku. Jika kau butuh sesuatu, tekan saja tombol yang ada di sisi tempat tidur. Bibi akan menghampirimu."
"Bibi?"
"Asisten rumah tangga. Dia ada di rumah ini jam delapan pagi sampai jam sembilan malam. Selain dari itu, kau harus mengerjakan sendiri keperluanmu," jelas Im Jaebum. Kemudian melangkah keluar.
Sooyoung meletakkan barang bawaannya. Ia menelusuri setiap sudut kamar, hingga ke kamar mandi yang terletak di ruangan yang sama.
Tidak berlebihan jika Sooyoung mengatakan kamar mandi ini seluas rumah atapnya. Entah apa maksud Im Jaebum membawanya tiba-tiba ke rumah ini. Yang pasti Sooyoung hanya perlu memanfaatkan situasi. Ia harus bisa membuat Im Jaebum menatapnya bahkan mengakuinya.
>>>
"Kau sedang apa?" pria yang saat ini bersandar di kitchen bar dengan memegang segelas air putih menatap Sooyoung.
"Aku ingin memasak."
"Kenapa?"
Pertanyaan macam apa itu. Tentu saja karena Sooyoung ingin makan, dan menyiapkan makanan untuknya.
"Kau hampir terlambat ke kantor. Pergilah sekarang atau bosmu akan marah."
"Tapi, makan-"
"Kau bisa makan di kafe perusahaan. Dan untuk di rumah ada bibi yang akan datang memasak dan membersihkan."
Sooyoung mengangguk paham.
"Aku menyuruhmu tinggal di sini bukan untuk bekerja. Jadi, kau tidak perlu mengurusi segala hal di sini!"
YOU ARE READING
Married With Mr. CEO
RandomMenikah dengan seseorang yang kau idolakan. Anugerah atau justru sebaliknya?