BAB 10

624 8 0
                                    

"Siapa yang gemas?" tanya Raizel sekali lagi.

Pria itu menatap tajam ke arah Gabby yang masih menunduk ketakutan.

Gabby mencoba menenangkan diri dengan menghela napas panjang seraya terpejam. Dalam hitungan detik, dia pun memberanikan diri untuk mendongak lalu membalas tatapan Raizel.

"Pak Bos, mau aku tendang lagi atau menyingkir dari hadapanku?" tanya Gabby, tersenyum licik.

Raizel menggertakkan rahangnya lalu berdeham sambil mengubah posisi. Kini dia sudah tak mengimpit Gabby lagi.

"Apaan sih, tendang-tendang! Orang gue cuma nanya," gerutu Raizel.

"Tugas aku di sini cuma kerja ya, Pak Bos, bukan curhat!" seru Gabby sambil berjalan ke arah meja rias.

"Lagian ngapain juga kepo sama orang yang aku suka? Nggak akan ngaruh ke omset Bapak, kan?" lanjut Gabby sambil terduduk di depan cermin. Gadis itu mulai menghapus riasan yang menempel di wajahnya.

"Lo suka sama Arnold?" tanya Raizel, menyipitkan matanya.

Gabby menelan saliva. Menghentikan aktivitasnya selama beberapa detik seraya menatap Raizel dari pantulan cermin.

"Aku nggak bilang gitu!" sanggah Gabby, lalu melanjutkan aktivitasnya kembali.

"Alah! Pasti yang lo bilang gemes tuh si Arnold, kan? Siapa lagi? Orang lo abis nemenin dia. Diapain aja lo sama dia?"

Seketika Raizel memberondong pertanyaan sehingga Gabby mengerutkan keningnya lalu memutar leher untuk menoleh ke arah Raizel.

"Pak Bos emang sering interogasi karyawannya tiap abis layanin customer, ya?"

Seketika Raizel mendadak salah tingkah. Dia pun berdeham sambil melonggarkan dasi.

"E-enggak! Gue interogasi karena dia temen gue! Gue cuma nggak mau lo bertindak hal yang enggak-enggak sama dia," kilah Raizel.

Gabby mengendus kasar sambil memutar bola matanya jengah. Dia pun kembali menatap cermin sambil melepas anting-anting.

"Tenang aja! Aku nggak mungkin nendang dia karena dia itu jauuuh berbeda dibanding Pak Bos," ucap Gabby dengan wajah berseri-seri.

"Hah?"

Raizel mengernyitkan keningnya mendengar penyataan Gabby.

"Pokoknya Kak Arnold tuh cowok lembut, manis, menyenangkan, ganteng lagi. Nggak kaya.... "

"Nggak kayak siapa?" tanya Raizel sewot. Dia memotong pembicaraan Gabby.

Gabby melirik Raizel setengah takut lalu menjawab dengan terbata.

"Emm, ya ada deh pokoknya."

"Don't trust anyone, Gabby! Lo masih dibawah pengawasan gue!

Raizel pun melangkah keluar lalu membanting pintu.

Sementara Gabby hanya bergeming dengan raut kebungungan. Kemudian dia mengangkat kedua bahunya sambil lanjut merapikan diri.

***

Keesokan harinya Gabby mulai terbiasa menari di atas panggung. Tentu saja Arnold hadir kembali untuk menyaksikan penampilannya. Pria itu bahkan menyiapkan uang yang lebih banyak untuk menyewa Gabby seperti malam sebelumnya.

Sementara itu, Raizel belum muncul di El Camorra karena masih ada urusan yang belum terselesaikan. Namun Raizel sudah mengirim Lascrea untuk mengurus El Camorra termasuk memantau Gabby agar tak kabur lagi.

Usai menari di atas panggung, Gabby dipanggil oleh Lascrea yang sudah bersama Arnold.

"Hai!" Arnold menyempatkan diri untuk menyapa.

TAWANAN CINTA MAFIA TAMPANWhere stories live. Discover now