BAB 43

265 2 0
                                    

‘Apa aku nggak salah denger? Barusan dia bilang apa?’

Gabby membuka matanya lebih lebar. Dia tertegun mendengar kalimat yang baru saja terlontar dari mulut Raizel. Berkali-kali dia menelan ludah karena merasa tenggorokannya mendadak tercekat hingga tak bisa mengeluarkan kata-kata.

“Sebenernya aku males jelasin tentang Lascrea karena itu nggak penting banget. Tapi ngeliat kamu jadi berubah gini gara-gara dia kayaknya aku harus ngomong kalau apa yang kamu lihat waktu itu nggak sesuai dengan kejadian yang sesungguhnya.”

Setelah bungkam beberapa lama, akhirnya kamu membuka mulut untuk merespons ucapan Raizel.

“Nggak sesuai gimana? Orang jelas-jelas aku lihat kalian ciuman.”

“Dia yang cium aku paksa, Gabby. Bukan ciuman! Emang kamu nggak lihat aku langsung dorong dan bentak dia?”

Gabby terdiam. Dia memang tak melihat kejadian setelah itu karena langsung bergegas lari ke kamar akibat cemburu. Gadis itu hanya menggeleng pelan dengan mulut yang sudah mengkerucut.

“Tuh, kan. Makannya biasain lihat apa-apa tuh sampe abis. Jangan setengah-setengah kayak video Youtube yang diposting di Tiktok.”

Gabby tertawa hambar, terdengar meledek. “Ha ha ha, lucu! Terus kenapa Lascrea cium kamu?”

Raizel mengangkat bahunya. “Mana aku tahu. Mungkin dia nggak kuat lihat kegantengan aku.”

Gabby mengangkat sebelah ujung bibirnya. “Geli tau!”

“Geli-geli gini kamu juga suka kan?” tanya Raizel menyeringai.

Gabby membuang muka, menyembunyikan rona merah di pipinya. Dia bahkan mengigit bibirnya saking tak kuat menahan debaran yang semakin kencang.

“Enggak, aku nggak suka!” sanggah Gabby. Ucapannya jelas bertentangan dengan isi hatinya. Namun, Raizel dapat mendeteksi kebohongan yang tersirat dalam raut wajahnya. Pria itu pun meraih dagu lancip Gabby kembali untuk meluruskan pandangan gadis itu agar sejajar dengannya.

“Coba bilang sekali lagi sambil natap mata aku.”

‘Deg!’

Rasanya seperti ada ratusan orang yang menabuh genderang perang dalam dada Gabby. Dia tak mampu bagaimana menjelaskan perasaannya saat ini. Pemuda itu benar-benar membuat Gabby gila.  Pada akhirnya Gabby hanya menghela napas panjang sambil memejamkan matanya kembali.

“Yaudah nggak apa-apa kalau kamu nggak suka. Aku juga nggak butuh persetujuan dari kamu kalau aku suka sama kamu.”

Raizel mengecup lembut puncak kepala Gabby lalu berlalu dari hadapan Gabby untuk pergi ke kamar mandi. Dia membiarkan gadis itu mematung dengan mata tertutup. Sampai akhirnya suara percikan shower dari kamar mandi membuat mata Gabby terbuka.

‘Dia udah pergi?’

Gadis itu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan untuk meyakinkan bahwa Raizel benar-benar sudah ada di kamar mandi. Anehnya, Gabby tak langsung pergi dari kamar itu. Dia terduduk di tepi kasur sambil membelai lembut seprai abu-abu yang mengingatkannya akan kejadian panas malam itu. Sepasang matanya terpejam, membayangkan sentuhan Raizel yang pernah membuatnya merasakan puncak kebahagiaan.

Sebelumnya Gabby berpikir bahwa apa yang dilakukan Raizel malam itu kepada dirinya hanya semata-mata karena hawa nafsu. Namun, saat Gabby mendengar sendiri pengakuan Raizel kepada dirinya, pandangan Gabby terhadap pria itu sedikit berubah.

‘Apa mungkin dia benar-benar serius? Atau dia hanya menebar umpan untuk mangsanya?’

Jika mengamati sikap Raizel sejauh ini, Gabby menyadari bahwa pria itu bukan tipe pria yang selalu genit dan menebar rayuan gombal terhadap wanita.  Sosok Lascrea yang terlihat sempurna pun tak membuat Raizel genit kepada wanita itu.

Entahlah.

Jauh dalam lubuk hati Gabby, dia berharap bahwa Raizel hanya bersikap manis kepada dirinya. Gadis itu pun menyentuh dada kirinya untuk merasakan detak jantungnya yang sudah normal. Tak terasa Raizel sudah menyelesaikan mandinya, Dia pun keluar dengan handuk putih yang melingkar di pinggang. Sementara handuk yang lebih kecil dia pakai untuk mengeringkan rambutnya.

Pria berbadan kekar itu menghentikan langkahnya saat melihat Gabby belum beranjak dan masih terduduk di atas kasurnya. Bulir air yang menetes dari rambut Raizel, menggelinding di dada bidangnya sehingga membuat pria itu tampak basah dan seksi.

Gabby meremas seprai hingga akhirnya bangkit dari duduk dan menghampiri Raizel. Dia tak dapat menahannya lagi. Dalam hitungan detik, Gabby pun meraih leher Raizel dan berjinjit untuk mencium bibirnya.

*** 

 

TAWANAN CINTA MAFIA TAMPANTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon