Bab 88

76 0 0
                                    

Sesuai rencana, akhirnya George tertidur pulas di balik selimut yang membalut tubuhnya yang sudah polos. Gabby melambai-lambaikan tangan di depan wajah George, untuk memastikan jika pria itu sudah terlelap atau belum.

‘Kayaknya dia udah pules.’

Gabby bangkit secara perlahan untuk memakai pakaiannya kembali dan menenteng tas kecilnya. Kemudian, membuka laci nakas dan mengambil kunci yang masih tersimpan di sana. Untuk berjaga-jaga, dia juga membawa pistol milik George lalu beranjak ke ruang kerja yang tadi sempat diperlihatkan. Gabby mencoba kunci satu per satu hingga akhirnya berhasil menemukan kunci yang cocok dengan ruangan itu.

‘Yes!’

Pintu berhasil terbuka dan Gabby melangkah ke dalam ruangan yang berukuran 3x4 meter tersebut. Selain meja kerja dan brankas yang terletak di sana, Gabby juga melihat adanya papan tulis dengan beberapa foto yang tertancap menggunakan pin. Di sana ada foto seorang pria yang menggunakan seragam polisi, foto Richardo, hingga foto Raizel. Bahkan terlihat sebuah foto yang memperlihatkan kebersamaan Richardo dan Raizel di El Camorra.

Gabby memicingkan mata melihat foto tersebut. Apalagi kata El Camorra ikut tertulis di papan itu.

‘Apa hubungannya Raizel dan Richardo dengan semua ini? Lantas, siapa polisi itu?’

Berbagai macam pertanyaan mulai menggelayuti pikiran Gabby. Pasalnya dia belum tahu sosok pria berbaju polisi yang ada di foto itu merupakan Jonathan, mendiang ayah George yang telah dibunuh secara keji atas perintah Richardo. Bahkan Richardo pun tak pernah bercerita kejadian itu kepada Raizel, hingga sampai saat ini Raizel belum menemukan titik terang tentang alasan George membuntuti Richardo. Dia pikir itu semua hanya sebatas bisnis ilegal El Camorra yang sudah terendus oleh BIN.

Tak lama berselang, Gabby mengirim pesan kepada Raizel untuk siaga di depan rumah George, karena setelah Gabby mendapatkan semua barang bukti, dia berniat untuk kabur malam itu juga. Bukan tanpa alasan Raizel membuntuti Gabby dan George sejak berada di restauran tadi, karena sebenarnya Raizel sendiri yang sudah menyusun semua rencana ini hingga Gabby bisa memasuki rumah George dengan mudahnya.

Gabby mulai membuka laci dan brankas hingga menemukan sebuah catatan kecil milik mendiang Jonathan dan sebuah dashcam yang ada pada mobil Raizel. Khawatir datanya sudah disalin ke dalam komputer, Gabby bahkan dengan nekat menyalakan komputer George dan untung saja tidak menggunakan kata sandi. Mungkin karena tinggal sendiri atau memang tidak ada file yang sangat penting.

Gabby membuka beberapa file yang sudah dikumpulkan dalam beberapa folder. Dia fokus mencari file dalam bentuk video dan membukanya satu persatu.

Setelah mencari beberapa menit ...

‘Ketemu!’

Akhirnya Gabby berhasil menemukan file rekaman dari dashcam mobil Raizel lalu menghapusnya dan memastikan agar tak meninggalkan jejak.

Setelah merasa yakin bahwa tak ada lagi barang bukti lain yang ditemukan, Gabby pun mencabut foto Raizel dan Richardo yang terlihat bersamaan di El Camorra, lalu memasukannya ke dalam tas kecil miliknya, bersama dengan dashcam dan catatan kecil milik Jonathan.

Sementara itu, tiba-tiba George terbangun dari tidurnya karena merasa haus. Pria itu menegakkan punggung lalu menguap seraya meregangkan otot-ototnya dengan menjulurkan kedua tangan ke udara.

George menoleh sekilas untuk melihat sosok Gabby yang baru saja dia gagahi. Namun, alih-alih melihat sosok wanita yang dia cinta, hanya ada sebuah guling yang sudah diselimuti dengan rapi.

“Loh, kemana Angella?”

****

TAWANAN CINTA MAFIA TAMPANWhere stories live. Discover now