Bab 94

112 0 0
                                    

"Bagaimana, Gabby? Apa kau menemukan banyak bukti yang tersembunyi di rumah George?"

Richardo bertanya setelah mengepulkan asap cerutunya di udara. Saat ini mereka tengah mengadakan rapat penting di ruang kerja Raizel. Tentu saja karena Gabby baru saja kembali dan Richardo ingin mengetahui hasil dari misinya selama ini.

Sesuai kesepakatan, Gabby pun menyerahkan file rekaman yang ada pada dashcam mobil Raizel.

"Maafkan aku, Paman. Aku hanya menemukan ini."

Richardo berdecak gusar. Dia pernah mendengar jika mobil yang dipakai Raizel saat dicegat George bukanlah mobil utama yang sering dia pakai saat bertemu Richardo. Jadi, file rekaman yang disimpan oleh George tak berarti apa-apa baginya.

Melihat reaksi pamannya yang kurang mengenakkan, Raizel berusaha menengahi.

“Gabby terlanjur ketangkap basah saat geledah ruangannya.”

Richardo menatap Gabby dengan mata terpicing. “Kok. Bisa?”

Gadis itu hanya menggeleng. “Entahlah. Tiba-tiba dia terbangun begitu saja lalu muncul mengejutkanku.”

Richardo menghela napas gusar, brgitu pula dengan Lascrea yang memutar bola matanya jengah. Pandangan mereka seolah-olah mengejek. Meremehkan kinerja Gabby yang tak bisa diandalkan. Sampai akhirnya, terdengar suara notifikasi yang berulang dari ponsel Gabby. Seperti ada seseorang yang mengirim spam terus-menerus.

“Apa itu?” tanya Raizel penasaran.

Sebelum Gabby membuka pesannya, dia megintip terlebih dahulu dari pop up notifikasi. Kira-kira siapa yang mengirim pesan? Ternyata ....

“George!”

Gabby berseru sambil menunjukkan layar ponselnya tanpa membuka apa isi pesannya. Dia sama sekali tak menyangka bahwa George akan menghubunginya kembali.

Mendengar nama pria itu disebut, dengan spontan Raizel merebut ponsel Gabby dan ia lekas membuka isi pesan dari rivalnya itu. Ternyata ada lima dokumen berformat mp4 yang telah dikirim oleh George, entah apa isinya.

Tanpa berpikir panjang, Raizel segera membuka dan menonton video yang dikirim menggunakan dokumen itu. Kedua matanya terpicing, masih mengamati isi dari videonya. Sampai akhirnya terdengar suara desahan yang sangat memekik, membuat Raizel dan Gabby membelakakkan matanya. Ternyata itu adalah video syur Gabby yang sengaja direkam George saat mereka tengah berhubungan intim.

Gabby terkejut bukan main. Bagaimana mungkin George memiliki video seperti itu? Apa selama ini dia merekamnya secara diam-diam dan tanpa sepengetahuan Gabby?

‘Mati aku!’

Gabby berusaha merebut ponselnya terlebih dulu, tapi Raizel lebih tangkas untuk tetap mempertahankan ponselnya. Dia bahkan membentak Gabby seraya membuntang.

“Diam!”

Kemudian Raizel membuka video lain yang terlihat pada waktu dan latar yang berbeda. Ada yang berlatarkan dapur, kamar mandi, kamar apartemen Gabby, bahkan kamar rumah George. Raizel menggertakkan rahangnya dengan emosi yang sudah meluap dalam dada. Paru-parunya seakan meradang dan otaknya diselimuti kabut hitam yang membuatnya tak bisa berpikir jernih.

Pria itu menoleh ke arah Gabby dengan tatapan penuh angkara murka, bak harimau yang siap menerkam mangsanya. Kemudian dia mengumpat dengan sangat kasar seraya membanting ponsel Gabby ke lantai, hingga hancur berkeping-keping.

Richardo masih tetap santai, menyesap cerutunya. Sementara Lascrea menautkan kedua alisnya, tak mengerti apa yang sedang terjadi. Melihat Raizel yang semarah itu, Gabby hanya bisa terisak. Dia memegangi lengan Raizel meskipun ditangkisnya.

“Aku bisa jelasin, Rai.”

Pria itu tak merespons. Dia menghela napas panjang, berusaha meredam emosinya. Namun adegan menjijikan beserta desahan Gabby yang sempat terekam di video terus menggelayuti pikirannya. Dia sempat mengurut pelipis lalu pergi dari ruangan itu.

“Raizel!”

Gabby berniat untuk mengejar, tapi Lascrea menahan dan menarik pergelangan tangannya. Sepertinya dia mulai mengerti apa yang terjadi.

****

TAWANAN CINTA MAFIA TAMPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang