CHAPTER 40

175 18 1
                                    

•Ending•

Di sini lah Aldrich sekarang, berdiri di depan pintu gudang tua di tengah hutan belantara. Aldrich datang menuruti perintah Tina agar dirinya datang sendirian.

Dengan perasaan campur aduk Aldrich masuk ke dalam gudang tersebut di saat itulah dirinya di sambut oleh pria yang tadinya menculik Aliza.

Tentunya Aldrich tidak datang tanpa sebuah rencana, beberapa menit lagi Hans akan datang membawa orang-orang nya untuk membasmi mereka.

"Di mana putriku?!" tanya Aldrich.

"Wah! Wah, kakak ipar? Rupanya kau sudah datang," ucap Tina yang terlihat menggendong Aliza yang nampak begitu ketakutan.

"Papi!" teriak Aliza yang menyadari kedatangan Aldrich.

"Papi datang nak, Papi akan bawa Liza pulang," jawab Aldrich yang berusaha menenangkan sang anak dari jauh.

"Hei kalian! Bawa pria itu kemari!"

•••

Keisha tersenyum bahagia mengelus-elus pelan perutnya yang menang nampak agak membuncit. Dia kira mungkin karena dirinya terlalu banyak makan ternyata ada sebuah kehidupan baru di dalam sana.

Saat ingin bertemu dengan Aldrich, Hans menelpon jika Aldrich tengah datang menemui Tina yang menculik Aliza. Keisha kembali mengingat bagaimana putrinya di ambil paksa oleh sekelompok orang tak di kenal.

Wanita itu kembali menangis di dalam kamar rumah sakit. Dirinya sendirian dan tak ada yang menemaninya di sana.

"Ku mohon Tuhan, tolong jaga putriku dan suamiku," lirih Keisha berdoa. Dirinya benar-benar punya firasar yang buruk sekarang dan hanya berdoa yang bisa menghalau firasat buruknya.

"Aku ingin mereka pulang ke dalam pelukan ku sekarang, ku mohon lindungi mereka di manapun kini mereka berada," gumam Keisha.

Di sisi lain Aldrich kini tengah duduk saling berhadapan dengan Tina yang nampak masih menggendong Aliza.

"Aku ingin ke Papi," ucap Aliza yang mata berkaca-kaca.

"Diam lah bocah!" bentak Tina yang membuat Aldrich seketika menggeram.

"Hei! Kenapa kau membentak putriku! Apa sebenarnya yang kau inginkan, hah?! Cepat katakan!" balas Aldrich tak tahan. Dirinya benar-benar sudah tidak tahan melihat Aliza begitu ketakutan dan tersiksa berada di sisi Tina.

"Ck! Kenapa buru-buru kakak ipar? Seharusnya kita meminum segelas teh atau kopi sebelum ke inti pembicaraan," ujar Tina.

"Aku tidak suka orang yang bertele-tele, cepat katakan apa yang kau ingin kan dan serahkan putriku kepadaku!" berang Aldrich. Dan jika saja memungkin dirinya ingin sekali membuat wanita di hadapannya ini menghilang.

"Baiklah, baiklah. Syaratnya sangat lah mudah, cukup serahkan semua harta yang Keisha ambil dariku, mudah bukan?" ujar Tina yang membuat Aldrich melihat keningnya frustasi.

THE PACHINKO [SELESAI]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora