CHAPTER 08

80 4 0
                                    

•TAKDIR YANG SALAH MENGIKAT•

"Aku harus pergi sekarang, sudah waktunya aku kembali ke agensi ku," ujar Elvano yang melirik pada jam tangan miliknya.

"Baiklah, Terima kasih telah mau menjadi pendengar cerita yang baik untukku," jawab Keisha yang membuat Elvano hanya tersenyum dan mengangguk.

"Jaga dirimu mu dengan baik Kak, aku akan sering mengunjungi mu saat Kak Al sedang sibuk. Baiklah aku pergi sekarang." Elvano langsung pergi dari sana berjalan ke arah mobilnya yang tak jauh dari sana kemudian segera masuk ke dalam mobil tersebut.

Keisha diam dan memandangi mobil Elvano yang nampak berangsur-angsur hilang dari pandangannya.

"Nona, mari masuk ke dalam," ajak Sakina segera setelah kepergian Elvano.

"Tidak Bi, aku masih mau di sini," tolak Keisha yang membuat Sakina menghela napasnya.

"Tapi setidaknya masuklah dulu untuk makan siang nona, sedari tadi anda terus mengobrol dengan tuan Elvano hingga lupa untuk makan siang," ujar Sakina.

"Aku tak lapar Bi, aku tidak memiliki nafsu makan sekarang ini," balas Keisha yang kini menoleh pada Sakina yang tengah berdiri di belakang nya yang terlihat tersenyum tipis.

"Ini perintah tuan nona, tuan meminta saya untuk mengontrol makan anda. Anda harus tepat waktu untuk makan begitupun dengan beristirahat, mari nona jika tidak tuan akan sangat marah mengetahui anda enggan menurut dengan perintah nya," ancam Sakina yang membuat Keisha menghela napasnya.

"Huft..., baiklah! Aku akan makan!" Keisha langsung berdiri dan berjalan masuk ke dalam mansion kembali.

Langkah begitu berat menuju ruang makan entah kenapa rasanya Keisha benar-benar malas untuk makan kali ini.

•••

Malam kini datang, terlihat awan mendung menyelimuti sang bulan dan bintang hingga mereka kali ini tidak menampakkan dirinya. Keisha kini sedang berada di ruang tamu menunggu kepulangan Aldrich dari kantornya.

"Kenapa dia masih belum pulang? Padahal ini kan sudah jam setengah 9? Apa pekerjaannya masih lama?" monolog Keisha yang entah bertanya pada siapa gadis itu.

Sedangkan di sisi lain Aldrich yang nampak masih sibuk berkutat dengan setumpuk berkas yang harus segera di tanda tangani dan di revisi.

"Tuan..."

"Jangan melarangku lembur, karena kau melarang ku lembur pekerjaan ku semakin menumpuk! Diam saja di situ," pekik Aldrich tak suka.

"Tapi kata dokter anda tidak boleh terlalu banyak duduk tuan, kaki anda harus banyak di gerakkan sehingga membuat proses penyembuhan anda semakin cepat," ujar Hans dan semua itu benar.

"Saya tidak peduli, saya cacat ataupun tidak saya akan tetap tidak peduli. Lagipula untuk apa saya bisa berjalan kembali jika tidak ada tujuannya?" tanya Aldrich dan Hans tahu apa maksudnya.

"Lupakan nona Saqila tuan dan mulai lah mencintai nona Keisha. Bukannya menghina tuan tapi coba anda pikirkan jika nona Saqila hanya menyayangi kesempurnaan anda dulu namun di saat terpuruk dia meninggalkan anda tanpa alasan. Berbeda dengan nona Keisha yang mau menerima anda apa adanya tuan. Tidak kah ada sedikit saja rasa sayang anda padanya?"

"Saya bahkan bisa menikahi perempuan sebanyak yang saya mau Hans, bukan hanya dia saja! Kau bisa mengatakan hal semudah itu karena kau belum merasakan apa yang di namakan patah hati! Apakah menurut mu mencintai itu semudah membalikkan telapak tangan, hah?! Saya bahkan hampir gila saat cinta si4lan itu merasuki hampir setiap jiwa saya!" teriak Aldrich yang membuat Hans merasa  bersalah. Kenapa juga dia harus membahas itu sih! Dasar bod0h.

"Pergi lah Hans, saya benar-benar ingin fokus sekarang ini!" usir Aldrich.

Hingga pukul 11 malam baru lah Aldrich selesai dengan semua pekerjaan nya. Rasa nyeri kembali menyerang kakinya, Aldrich tahan dan hanya itu yang bisa di lakukan. Sebab dokter mengatakan ada harapan untuk bisa membuatnya normal kembali.

Hans kembali masuk ke dalam ruangan Aldrich, nampak pria itu tengah diam memejamkan matanya. Hans tahu jika Aldrich tengah kesakitan sekarang ini, yang hanya bisa Hans lakukan adalah diam sampai nyeri pada kaki Aldrich sedikit menghilang.

"Ayo pulang Hans," ujar Aldrich.

"Baik tuan." Segera Hans mendekat pada Aldrich dan langsung mengambil alih kursi roda nya. Mendorong dengan pelan lalu masuk ke dalam lift hingga berakhir di lobi sebab mobil Aldrich sudah berada sedari tadi di sana.

•••

Tak berselang beberapa lama akhirnya mereka sampai di mansion Aldrich kembali. Nampak suasana Mansion yang memperlihatkan beberapa penjaga dan pengawal yang sedang berjaga.

Aldrich hanya diam hingga dia memasuki Mansion nya. Dirinya kembali di beri kejutan saat melihat Keisha yang nampak sedang tertidur dengan posisi duduk. Sepertinya gadis itu menunggu kepulangan nya. Aldrich cukup lama memerhatikan wajah teduh dan damai milik Keisha hingga suara Hans langsung menyadarkan nya.

"Apakah saya harus membangun kan nona muda tuan?" tanya Hans cepat takut jika Aldrich marah dan berteriak sehingga membuat Keisha terbangun. Yah sama saja sih cuman kan bagus kalau di bangunin dengan cara yang baik-baik.

"Tidak perlu, dia nampak sudah tertidur lama!" jawan Aldrich segera.

"Kalau begitu..."

Ucapan Hans tak berlanjut saat Aldrich langsung turun dari kursi rodanya mendekat ke arah Keisha yang benar-benar sudah tertidur lelap. Dengan menyelipkan kedua tangan di punggung dan pinggang Keisha, Aldrich langsung mengangkat nya dengan enteng.

"Tuan!" Hans panik bagaimana bisa Aldrich mengangkat tubuh Keisha saat baru saja kakinya di serang nyeri.

"Stup up Hans!"

"Tapi tuan bagaimana bisa, anda mengangkat nona muda saat kondisi kaki anda tidak baik-baik saja? Nona muda berat tuan biarkan saya saja yang menggendong nya," tawar Hans yang langsung mendapatkan pelototan tajam dari Aldrich.

"Tutup mulutmu, dan siapa bisa bilang dia berat?! Saya bahkan merasa jika sedang mengangkat bulu, dan yah jangan coba-coba mengambil kesempatan dalam kesempitan!"

"Dan satu hal lagi, besok sampaikan kepada Sakina jika banyak-banyaklah membuat makanan dan buat gadis ini makan sampai berat badannya naik, dia terlalu kurus untuk usianya sekarang ini," perintah Aldrich yang langsung berjalan pergi dari sana. Bagaikan mayat tidur Keisha benar-benar tidak menyadari jika dirinya sudah berpindah tempat saat ini.

"Baik tuan," balas Hans yang setelahnya entah mengapa dirinya gemas sendiri dengan tuannya yang secara tidak langsung begitu perhatian dengan istrinya sendiri.

Perlahan dan pasti Aldrich menurunkan tubuh Keisha hingga menyentuh kasur miliknya. Aldrich tidak langsung kembali dirinya sejenak duduk di tepi ranjang menatap dalam dan lama wajah damai istrinya itu.

"Tidak seharusnya kita bersama, takdir benar-benar salah menyatukan dan mengikat kita. Aku dan kamu sangat berbeda, sepatutnya kau mencari pasangan yang jauh lebih sempurna dan bisa mencintai mu."

"Maaf, tapi aku benar-benar sudah berusaha. Dan itu cukup sulit untukku sekarang ini."

Jangan lupa vote yahhh!! Kalau bisa komen tapi jangan yang nyiyir yah, heheheh)

THE PACHINKO [SELESAI]Where stories live. Discover now