CHAPTER 18

96 19 1
                                    

•CINTA DAN KECEWA•

Pagi harinya.

Semua kini berkumpul melihat Keisha yang masih lelap dengan tidurnya membuat hati Selena dan William menghangat.

"Rasanya aku benar-benar masih tidak percaya, jika di depan kita ini seorang wanita yang begitu kuat," lirih Selena yang kembali menangis membuat William langsung menenangkan sang istri.

"Sudahlah Selena, aku tahu ini berat dan kita tidak boleh terlihat lemah di depan Keisha. Kita harus bisa menguatkan dia ingat itu," nasehat William yang berusaha menegarkan hati Selena.

"Aku tahu, tetapi air mataku ini slalu ingin keluar jika melihat nya. Bahkan dengan tertidur begini saja aku masih merasa kasihan," ungkap Selena.

Setelah beberapa menit saat Selena mulai menetralkan kembali perasaannya di situ pula Keisha sudah bangun dari tidurnya.

Tubuhnya menggeliat dan perlahan matanya terbuka melihat pemandangan pertama kalinya bagaimana dirinya di tatap penuh kasih sayang oleh Selena dan William.

"Kau sudah bangun nak? Apakah tidur mu nyenyak?" tanya Selena yang menghampiri Keisha yang nampak tersenyum dengan bibir pucatnya.

"Hmm begitu lah Ma, apakah kalian sudah sedari tadi menungguku?" tanya Keisha tak enak.

"Tidak nak, kami juga baru saja sampai," bohong Selena.

"Ah begitu rupanya, aku kira---"

"Sudahlah nak, aku membawaku bubur buatku sendiri. Kau harus sarapan sekarang, sedari tadi malam kau belum makan apa-apa. Jadi berhenti lah mengoceh dan makanlah, Mama akan menyuapimu," tutur Selena yang membuka kotak makanan yang sengaja dirinya bawa dari rumah.

Keisha tersenyum baru kali ini dirinya di beri kasih sayang yang melimpah saat sakit. Dari dulu saat Keisha sakit dirinya akan mengurung dirinya di kamar, meminum obat seadanya dan bahkan dirinya berpuasa karena terlalu sakit untuk bangun dan bergerak.

Dulu tidak ada yang peduli padanya, dulu tidak ada yang mau tahu apa yang Keisha rasakan dan dulu Keisha hanya bisa merasakan rasa sakit sendirian tanpa tahu di mana tempat dirinya bisa berbagi kesedihan nya.

Pedih, pilu dan kecewa sudah menjadi makanan sehari-hari Keisha. Bahkan saat setelahnya menikah pun dirinya masih di berikan rasa sakit yang begitu sakit bahkan rasanya Keisha ingin m4ti karenanya.

"Kenapa melamun nak?" tanya Selena yang sedari tadi melihat Keisha hanya melamun menatap keduanya yang nampak duduk di tepi ranjang rumah sakit.

"Tidak Ma." Dengan nada bergetar Keisha menjawab dan kali ini air matanya lolos begitu saja.

Keisha kira tidak akan ada yang peduli dengan keadaannya sekarang. Nyatanya kini berdiri dua orang yang berbeda usia dengannya menatapnya dan tersenyum begitu tulus untuknya.

"Hei, kenapa menangis sayang?" tanya Selena yang segera menyeka air mata Keisha.

Keisha terkekeh merasa lucu dengan apa yang membuat nya menangia sekarang ini. "Tidak Ma, hanya saja aku terharu ternyata masih ada orang yang peduli dengan wanita malang ini,"

"Kau ini berbicara apa nak? Siapa yang malang? Kau bukan wanita malang tetapi kau adalah putri kami yang tersayang," ujar William yang mengelus lembut surai hitam milik Keisha.

"Cepat buka mulutmu dan makan ini," titah Selena.

•••

Kini sudah masuk jam makan siang, Selena pergi sebentar untuk memberi kan Keisha makanan. Awalnya Selena akan meminta seseorang menjaga Keisha namun wanita itu menolak dengan alasan dirinya kini sudah merasa baik-baik saja. Tak ingin memaksa Selena pun mengiyakan hal itu dan tetap meminta Keisha di jaga oleh dokter yang berada di luar.

THE PACHINKO [SELESAI]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα