CHAPTER 14

66 4 0
                                    

SAQILA ADHITAMA

Hari yang indah untuk memulai aktivitas pagi hari ini seperti sekarang saat Keisha yang tengah berjalan masuk ke dalam kamar Aldrich. Yah perlahan-lahan Aldrich mulai menerima kehadiran istrinya itu. Kadang kala Aldrich terlihat bergantung pada Keisha seperti yang terlihat sekarang.

"Ini kopinya tuan," ucap Keisha yang meletakkan kopi tersebut di atas meja dekat sofa yang ada di dalam kamar Aldrich.

"Hmm simpan di situ dan persiapkan juga baju kantor ku untuk hari ini," balas Aldrich yang kemudian segera masuk ke dalam kamar mandi meninggalkan Keisha di sana.

"Baik suamiku," lirih Keisha. Kata-kata yang slalu ingin dirinya ucapkan namun takut jika Aldrich murka padanya. Cukup dirinya saja yang mendengarkan kata itu.

Segera mungkin Keisha masuk ke dalam walk in closet milik Aldrich mengambil dasi, kemeja dan jas serta perlengkapan lainnya.

Tak berselang lama saat Keisha masih sibuk memilih jam tangan untuk Aldrich, pria itu sudah keluar dengan handuk yang hanya melilit sebagian bawah tubuhnya. Dan atasnya di biarkan begitu saja.

"Apakah sudah selesai?" tanya Aldrich yang ikut masuk ke dalam walk in closet miliknya melihat Keisha yang nampak berada di lemari jam tangan miliknya.

"Belum tuan, saya masih bingung untuk memilih jam tangan apa yang akan tuan pakai hari ini," jelas Keisha.

"Pilih saja yang menurutmu bagus dan cocok," balas Aldrich yang segera memakai dalaman miliknya.

Mata Keisha langsung menangkap sebuah jam tangan kulit berwarna coklat dengan desain klasik membuatnya langsung mengambil jam tangan tersebut.

"Bagaimana jika ini tuan?" tanya Keisha yang langsung berbalik menghadap Aldrich yang sempat dirinya belakangi.

"Aaaa! Tu---tuan kenapa tidak pakai baju?" tanya Keisha yang langsung menutup kedua matanya. Pasalnya Aldrich kini bertelanjang dada dan hanya menggunakan celana kain dan belum memakai kemeja miliknya.

"Kenapa berteriak?! Kau terlalu lebay, kau bahkan setiap hari melihatku telanj4ng. Hanya dengan tidak memakai baju kau berteriak heboh?! Dasar picik!" geram Aldrich yang langsung menarik kasar kemeja miliknya dari atas meja dan segera memakainya.

"Maaf tuan, tetapi saya...,"

"Sudahlah, kau bisa keluar dari sini!" usir Aldrich yang moodnya sudah di hancurkan oleh Keisha sendiri.

"Ba---baik tuan, kalau begitu saya permisi," ucap Keisha cepat dan kemudian pergi dari dalam kamar Aldrich sesegera mungkin.

Dari lantai tiga Keisha terus bergerutu tentang kebodohannya yang berteriak sok heboh.

"Kau sangat-sangat bod0h Keisha! Kenapa juga kau harus teriak, pasti tuan tersinggung dengan hal itu!" human Keisha yang menyesal. Dia tahu dari raut wajah dan cara Aldrich berbicara langsung berubah setelah dia berteriak.

"Huft hilang sudah," lirih Keisha yang kemudian masuk ke dalam dapur.

Setelah memakai semuanya kini Aldrich nampak duduk menikmati kopi panasnya di dalam kamar sebelum turun untuk sarapan. Iya dia tahu jika minum kopi di pagi hari sebelum makan sesuatu itu berbahaya dan bisa saja Aldrich sarapan terlebih dahulu sebelum minum kopi tetapi itu sangat sulit dan Aldrich pernah mencoba nya.

Tapi mau bagaimana lagi dia sudah ketergantungan dengan minuman berkafein itu. 20 menit berlalu dan saat itu pula kegiatan minum kopi Aldrich telah selesai membuatnya segera turun untuk sarapan.

Segera pria itu turun ke lantai satu dan pas saat itu juga Aldrich bertemu dengan Keisha yang nampak ingin masuk ke dalam lift.

"Eh tuan, saya baru saja ingin memanggil tuan," ucap Keisha.

Aldrich berlalu dan tak menanggapi ucapan Keisha seolah wanita itu hanya angin lalu bagi Aldrich.

Mereka pun berjalan ke arah ruang makan yang di sana sudah nampak masakan buatan Keisha yang telah siap.

Aldrich duduk tanpa sepatah kata langsung mengambil makanan di sana untuk segera memulai sarapan paginya. Keisha diam menatap sang suami yang nampak sangat lahap memakan masakannya dan itu menjadi sebuah kebanggaan tersendiri untuk Keisha. Jika dirinya tidak bisa di hargai setidaknya masakan Keisha bisa.

Ternyata hal sederhana bisa membuat seseorang bahagia yah. Dan contohnya Keisha sekarang.

"Oh Iyah ingat nanti malam kita akan ke rumah Mama," ungkap Aldrich yang membuat Keisha langsung mengerutkan keningnya.

"Aku lupa memberitahu kan kepadamu jika Mama membuat acara untuk merayakan kesembuhan ku," lanjut Aldrich seolah tahu dengan ekspresi sang istri.

"Ah begitu---"

"Dan yah, mungkin sore ini akan datang orang suruhan ku untuk mendandani mu dan kau harus siap untuk itu," ucap Aldrich lagi.

"Baik tuan, apa ada lagi yang ingin anda sampaikan kepada saya?" tanya Keisha dengan senyuman manis.

"Jangan tersenyum seperti itu didepan orang lain khususnya pria," kata Aldrich dengan tiba-tiba.

Keisha langsung menarik senyuman nya menatap Aldrich dengan mata yang terus berkedip.

'No!  so cute!'

Aldrich menggeleng dengan cepat membuang jauh-jauh pikirannya itu.

"Berhenti bertingkah seperti itu!" resah Aldrich yang langsung menyelesaikan sarapannya dan pergi dari sana.

"Aku akan berangkat sekarang!"

Membuat Keisha lagi-lagi tak mengerti apa yang terjadi pada Aldrich. Benar-benar melelahkan untuk mengerti makhluk satu ini.

Dengan langkah besar Aldrich berjalan menuju pintu keluar di susul oleh Keisha yang nampak berlari kecil namun tanpa aba-aba Aldrich berhenti setelah membuka pintu membuat Keisha yang tadinya berlari kecil langsung menabrak punggung sang suami.

'Brukk!'

"Aww!" Keisha memegang jidadnya sedangkan Aldrich tak merespon apapun dan berdiri diam seolah menjadi patung.

"I miss you babe!" Suara wanita itu langsung mengalihkan fokus Keisha yang tadinya kesakitan langsunh mengedarkan pandangannya melihat punggung sang suami yang terlihat di peluk erat oleh seorang wanita.

"Sa---saqila?" lirih Aldrich yang membuat Keisha membulat kan matanya saat mendengar jika sang suami kenal dengan wanita itu.

"Yes, I'm babe! I'm here right now in front of you!" ujar Saqila dengan kegirangan. Sedangkan Aldrich masih belum berkutik di sana.

"why? why are you here?" tanya Aldrich yang langsung melepaskan dirinya dari pelukan Saqila.

"Kenapa? Tentunya untuk menemui kekasihku!" jawab Saqila dengan senyuman dan kalian tahu apa yang terjadi dengan Keisha?

"Dia siapa tu---tuan?" tanya Keisha yang akhirnya angkat bicara.

Aldrich yang sadar akan kehadiran Keisha langsung berbalik dan melihat sang istri sudah menangis.

"Oh hy! Kamu pasti istrinya kan?" tanya Saqila yang langsung mengulurkan tangannya untuk mengajak berkenalan Keisha.

Keisha, wanita itu dengan mata sembab menoleh menatap Aldrich yang nampak diam.

"Perkenalkan aku Saqila Aditama! KEKASIH ALDRICH," ungkap Saqila yang menarik paksa tangan Keisha untuk membalas uluran tangannya.

"Tu---tuan?" Sekali lagi, sekali lagi Keisha memanggil sang suami berharap Aldrich busa menjelaskan apa yang terjadi sekarang.

"Masuk ke kamar mu," Jawaban di luar dugaan yang keluar dari mulut Aldrich membuat hati Keisha semakin sakit saja.

"Tapi---"

"MASUK KEISHA!" bentak Aldrich yang kali pertama itu dirinya memanggil istrinya menggunakan namanya.

Keisha kaget bukan main, bagaikan pisau yang menusuk hatinya bentakan Aldrich begitu memporak-porandakan pikirannya.

Keisha berlari pergi dari sana meninggalkan kedua makhluk itu di sana. Aldrich diam dan tak menunjukkan ekspresi apapun sedangkan Saqila nampak begitu senang dengan apa yang baru saja dirinya saksikan.

"Aku tahu, forever you will always be mine," ucap Saqila dengan senyum mengembang.

THE PACHINKO [SELESAI]Where stories live. Discover now