CHAPTER 39

73 12 0
                                    

•Bahagia dan Sedih•

Hari demi hari terus berlalu dan kini sudah hampir 6 bulan kembalinya Keisha kepada Aldrich yang membuat keluarga kecil itu semakin bahagia. Ancaman Tina beberapa bulan yang lalu tak kunjung terjadi membuat Keisha merasa lega. Mungkin saja adiknya itu sudah menyerah.

Keisha harap itu terjadi. Dan kini mereka tengah bersiap melakukan sesi foto di suatu studio foto terkenal di sana. Keisha dan Aliza nampak begitu cantik dengan balutan dress putih couple begitu pun dengan Aldrich yang nampak begitu tampan dengan jas hitam, toxedo hitam yang membalut kemeja putih miliknya.

"Putri ku begitu cantik," puji Aldrich yang mencium gemas pipi chubby Aliza.

"Apakah istrimu ini juga cantik?" tanya Keisha yang membuat atensi Aldrich beralih ke sampingnya melihat Keisha yang nampak tersenyum manis.

"Always baby! Kau slalu cantik, aku hanya ingin melihat bagaimana nanti putriku memakai gaun pengantin nya dan menggandeng tangan pria pilihannya," ungkap Aldrich sembari mengecup kening Keisha.

"Yah, masa itu akan datang saat kita benar-benar sudah menua," balas Keisha yang menatap penuh cinta Aldrich begitu pula sebaliknya.

Sesungguhnya cinta memang tidak dapat kita utarakan beberapa dari kita memilih memperlihatkan nya lewat tindakan, lewat perhatian kecil yang membuat rasa yang ada pada diri kita sendiri semakin dalam saja. Itu lah definisi cinta yang sesungguhnya menurutku.

•••

Sesi foto selesai sekarang mereka hendak meninggalkan studio foto tersebut dengan Aliza yang nampak terus memohon kepada Keisha untuk membelikannya sebuah boneka beruang yang tak sengaja dirinya lihat di etalase toko boneka.

"Ayolah Mami, sekali ini saja! Liza ingin boneka itu!" mohon Aliza yang terus menarik-narik tangan Keisha pergi ke toko itu.

Sedangkan Aldrich baru saja keluar dari studio melihat Aliza tengah merengek di hadapan Keisha dengan wanita itu yang nampak berkacak pinggang dengan menatap tajam putrinya.

"Ada apa?" tanya Aldrich yang segera menghampiri keduanya.

"Ini lho Mas, Aliza merengek membeli boneka lagi!" jawab Keisha.

"Papi, Papi Liza ingin boneka itu!" ucap Aliza yang menunjuk pada sebuah toko boneka yang berada di seberang.

"Putri Papi ingin itu?" Aliza mengangguk dengan cepat menatap penuh harap Aldrich.

"Baiklah, permintaan terkabul!" balas Aldrich yang membuat Keisha mendengus kesal.

"Mas! Jangan turuti permintaan nya. Bisa-bisa Aliza akan tumbuh menjadi gadis manja! Aku tidak mau itu terjadi!" pekik Keisha kesal.

"Ku mohon kali ini saja, okay? Aku merasa harus membelikan hadiah itu untuknya sayang," kata Aldrich dengan wajah memelas. Lagi-lagi membuat Keisha semakin geram dengan tingkah keduanya.

"Aku jamin Aliza tidak akan tumbuh menjadi gadis yang manja," lanjut Aldrich percaya diri.

"Itu mustahil terjadi, lihat saja. Lihat saja bagaimana kau memanjakan putri mu sendiri dengan menuruti setiap kemauannya," balas Keisha yang membuat Aldrich gemas.

"Sayang dengarkan aku---"

"Papi! Kapan aku bisa membelinya?" tanya Aliza tak sabaran dan juga muak dengan drama Papi dan Maminya yang slalu bertengkar.

"Hai kau! Bawa putriku membeli boneka apapun yang ada di sana," perintah Aldrich dengan salah satu pengawalnya.

"Tidak! Biarkan aku membawa Aliza sendiri kesana. Bisa-bisa dia membeli satu toko boneka karena aku tidak ada di sana," tutur Keisha mengalah. Yah kali ini dirinya harus mengalah demi putrinya sendiri.

THE PACHINKO [SELESAI]Kde žijí příběhy. Začni objevovat