CHAPTER 29

76 16 7
                                    

•Rencana Hans•

Sudah 2 jam yang lalu setelah kejadian itu Aldrich di bawa kembali ke hotel tempatnya menginap bersama dengan Elvano, Deana dan juga Vincent yang sedari tadi tidak lepas dari Aldrich.

"Dia kembali lagi seperti dulu, tatapannya kosong dan enggan untuk berbicara," lirih Elvano karena tahu Kakaknya kini sedang tidak baik-baik saja sekarang.

"Apakah wanita tadi adalah istri tuan yang di nyatakan hilang?" tanya Vincent.

"Aku tidak tahu, mana mungkin orang yang lama meninggal bangkit kembali? Tetapi melihat Kakak ku sekarang aku menjadi lebih bingung," jawab Elvano.

"Apa sebaiknya kita menghubungi Om dan Tante El? Aku takut jika Kakak mu semakin tidak baik," usul Deana.

"Sebaiknya jangan De, jika Mama dan Daddy tahu akan hal ini. Bila-bila mereka juga ikut terseret dalam kesedihan Kak Al," jawab Elvano.

"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Deana lagi. Sejujurnya dirinya tidak tega melihat Aldrich sekarang ini.

"Aku tidak tahu, sebaiknya kita menunggu Kakak ku sendiri yang menceritakan nya. Dan yah Pak Vincent kau boleh pulang sekarang, terimakasih atas bantuannya," putus Elvano.

"Ah baiklah, kalau begitu saya pamit undur diri dulu." Vincent langsung pergi dari sana.

Sedangkan Keisha masih sama dengan posisinya sekarang ini. Sedangkan Aliza sudah tertidur di pangkuan Keisha anak kecil itu tertidur dengan sangat nyenyak membuat Keisha kembali di rundung rasa bersalah.

"Apakah aku salah memisahkan nya dengan Ayahnya sendiri?" tanya Keisha.

Hans yang mendengar jika Aldrich jatuh sakit setelah dirinya bertemu dengan Keisha. Kali ini ketakutan terbesar nya telah terjadi. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya. Secepatnya Hans harus menemui Keisha. Yah secepatnya.

Malam harinya Keisha sudah berada di atas ranjangnya memeluk erat Aliza yang nampak masih terlelap dalam tidurnya. Sedangkan kini mulai kembali sadar, matanya basah sedari tadi pria itu menangis dalam ketidaksadaran nya.

"Kak? Kakak sudah bangun?" Elvano segera mendekat kearah Aldrich membuat pria itu langsung menatap Elvano yang nampak begitu khawatir.

"El, di mana Keisha?" tanya Aldrich.

"Keisha, Keisha sudah meninggal kak! Sadarlah Kak, kakak harus menerima kenyataan nya! Semua yang Kakak lihat adalah halusinasi kak! Sadarlah" ucap Elvano yang membuat Aldrich kembali memejamkan matanya dengar erat. Tidak mana mungkin dia salah lihat.

Jelas-jelas dia melihat Keisha, Keisha yang nampak sangat sehat bahkan wanita itu terlihat lebih berisi dari sebelumnya.

"Mana mungkin El, aku tidak mungkin salah lihat! A---aku memeluknya El, aku bahkan mendengar dengan jelas suaranya! Bagaimana mungkin aku hanya berhalusinasi?!" balas Aldrich

"Kak, Keisha itu sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Dia sudah pergi---"

"Yang meninggal 3 tahun yang lalu itu pasti bukan Keisha El! Bisa saja Keisha merencanakan semua ini untuk kabur dari ku!" potong Aldrich.

"Kak---"

"Pergi El! Jika kau saja tidak percaya padaku maka pergi saja dari sini!" usir Aldrich yang langsung bangkit dan duduk menatap tajam adiknya sekarang. Dan saat itu juga perasaan Aldrich mulai campur aduk dan emosinya mulai tak terkontrol.

"Kak dengarkan aku dulu. Semua yang Kakak lihat tadi pagi itu sama sekali tidak nyata kak!" ujar Elvano masih kekeh.

"Listen to me! Aku bahkan memeluk nya El! Dan aku mendengar suara yang jelas-jelas itu suara milik Keisha! Keisha masih hidup El!" tekan Aldrich.

"Kak! Kakak harus sadar! Keisha itu sudah m4ti kak! Dia sudah pergi meninggalkan kita!"

'Brukk!'

Aldrich langsung melayangkan bogem mentah ke arah pipi kiri Elvano yang membuat pria itu jatuh tersungkur.

"El!" Deana menjerit ketakutan melihat kasarnya dan kerasnya Aldrich memukul adiknya sendiri.

"Jika mulutmu itu masih mengatakan jika Keisha sudah meninggal maka, maka aku akan merobek nya hingga ketelinga mu!" ancam Aldrich dengan sorot mata yang sangat menyeramkan.

"El, ayo kita pergi El. Kakak mu mungkin butuh sendiri sekarang ini," ucap Deana yang pada akhirnya membuat Elvano menghela napas pasrah dengan pipi kiri Elvano yang sudah mulai membiru.

"Aku pergi dulu kak. Maafkan aku, aku harap kau bisa tenang dan istirahat lah dengan baik kak, besok akan datang kembali," putus Elvano yang membuat Aldrich tak bergeming di tempatnya.

Kini tinggal Aldrich sendiri, di malam gelap dan kamar yang sunyi nampak Aldrich mulai mengatur napasnya. Pria itu melirik pada ponselnya yang tergeletak di atas nakas mulai mengetik nomor di sana.

"Besok pagi, aku ingin mendapat semua informasi tentang anak kecil yang hampir ku tabrak tadi pagi. Selidiki semuanya sampai di mana dia tinggal dan siapa ibunya," perintah Aldrich lewat telponnya.

Jika dulu Keisha yang bertahan mati-matian dan rela mengejarnya hingga lelah. Maka kali ini Aldrich lah yang akan mengejar Keisha, mengejar wanita itu  hingga dia mau kembali ke dalam pelukan nya.

"Aku harap anak yang ku selamatkan itu bukan anakmu dengan pria lain Kei," lirih Aldrich.

•••

Setelah mendapatkan semuanya, Aldrich kini bersiap untuk pergi ke tujuannya sekarang. Hari pertama untuk mengejar sang istri kembali atau istri orang lain. Entah lah yang penting sekarang ini Keisha sudah ada di hadapannya, tinggal mencari cara bagaimana wanitanya itu mau menerima permintaan maaf nya dan kembali kepadanya.

"Tunggu aku Kei, aku akan datang!" gumam Aldrich yang kemudian segera mengambil kunci mobil miliknya dan segera pergi dari sana.

Sedangkan di sisi lain Hans dengan terburu-buru masuk ke dalam lobi apartemen Keisha berharap wanita itu masih di dalam apartemen nya.

'Tok... Tok... Tok...'

Ketukan pintu yang terdengar begitu terburu-buru membuat Keisha langsung membuka pintu apartemen nya. Pemandangan yang dirinya lihat adalah Hans yang berdiri dengan napas yang tersenggal-senggal.

"Nona! Apakah anda baik-baik saja?" tanya Hans yang nampak khawatir.

Hans memandangi Keisha sekilas dia menebak jika wanita ini semalaman habis menangis buktinya saja matanya terlihat begitu bengkak. "Yah aku baik Hans, seperti yang kau lihat."

"Ayo masuk dulu Hans, kau nampak sangat lelah!" titah Keisha yang membuka kan jalan untuk Hans masuk sedangkan Aliza masih tidur di dalam kamar sehingga tidak ada yang menyambut kedatangan Hans sekarang ini.

"Nona apakah anda baik-baik saja?" tanya Hans lagi kali ini Keisha hanya menunduk dalam. Sangat dalam.

"Dia datang Hans, dia akhirnya menemukan aku," ungkap Keisha yang kembali menahan tangisnya.

"Dia sudah melihat Aliza Hans, aku yakin dia pasti sudah menyadari jika Aliza adalah putri nya," lanjut Keisha lagi kali ini dirinya benar-benar audah tidak tahan lagi dan akhirnya melepaskan air matanya yang sudah turun membasahi wajahnya.

"Maafkan saya Nona, saya lalai dan itu membuat saya tidak bisa mengontrol keadaan sekarang," kata Hans.

"Seharusnya saya menghentikan tuan datang ke negara ini nona sehingga kalai tidak perlu bertemu seperti ini lagi," tambah Hans lagi.

"Kalau begitu bawa aku pergi ke tempat lain lagi Hans! Bawa aku pergi jauh darinya lagi, seperti apa yang kau lakukan dulu!" tutur Keisha.

"Akan sangat sulit membawa anda pergi nona sebab tuan sudah melihat anda hidup dan bernapas,"

"Saya akan menyusun rencana lain---"

"Jadi kau menjadi pengkhianat Hans? Brengs3k!"

'Brukk!'

Jangan lupa vote nya yah ges yah inget yang pelit itu kuburannya sempit lho😄

THE PACHINKO [SELESAI]Where stories live. Discover now