CHAPTER 03

97 6 0
                                    

•NERAKA BARU SAJA DI MULAI•


Keisha bangun lebih awal pagi hari ini, mendadak ingatannya berputar pada kejadian kemarin saat dirinya baru saja resmi menyandang status baru sebagai nyonya dari seorang Aldrich Xavier Rodriguez sang CEO yang terkenal dengan klang minyak nya yang tersebar di seluruh dunia. Dan beberapa bisnis yang berkecimpung di dalam dunia perhotelan dan juga perusahaan properti lainnya.

"Hujan ternyata," gumamnya yang memandang ke arah luar jendela melihat hujan yang nampak menguyur deras bumi.

Keisha beranjak dari ranjangnya menuju ke arah kamar mandi untuk segera membersihkan dirinya. Tak ingin membuang waktu 15 menit saja Keisha sudah selesai melakukan ritual mandinya.

Setelahnya dia pun memakai pakaian seadanya yang dia bawa dari rumahnya. Hanya pakaian yang hampir tak layak pakai, beberapa di antaranya sudah Keisha jahit berkali-kali karena sobek.

Keisha keluar dari kamarnya sebab Aldrich menyuruh tidur di kamar bawah tidak dan melarangnya naik ke lantai tiga. Hanya lantai dua dan satu yang bisa Keisha pijaki.

Keisha berjalan menuju dapur saat dirinya masih melihat kondisi dapur rumah yang sangat sepi. Tak ada kehidupan di sana.

Keisha beralih pada kulkas besar yang berada di dekat lemari kaca yang berisikan berbagai macam peralatan makan dan minum. Tangan mungilnya menarik pintu kulkas dan melihat kedalam. Isinya sangat lengkap membuat Keisha, Keisha langsung mengambil sekotak susu vanilla di sana. Hendak untuk meminum nya sebelum memulai aktivitas.

Langkah Keisha terhenti saat suara bariton langsung menyapa indra pendengaran nya.

"Berhenti di sana!" tegasnya membuat tubuh Keisha seketika mematung dan tak berani bergerak sedikitpun.

"Berani sekali kau...,"

"Maafkan aku Al...,"

"Beraninya kau memotong pembicaraan ku! Wanita Sialan! Sudah ku katakan jangan panggil namaku! Mulai sekarang panggil aku TUAN!" tekan Aldrich membuat Keisha langsung menunduk takut mendapati tatapan membunuh yang di layangkan suaminya itu.

"Saya menikahimu bukan menyuruh mu untuk menikmati segala hal yang berada di rumah ku ini. Mulai hari ini, kau akan mengerjakan semua pekerjaan rumah! SEMUANYA TANPA TERKECUALI!" tegas Aldrich. Sedangkan Keisha hanya diam melawan pun tidak ada gunanya. Lagi pula dirinya sudah biasa mendapatkan bentakan tiap hari nya.

"Selamat pagi tuan," sapa Sakina -kepala pelayan rumah Aldrich.

"Bagus sekali kau sudah datang, saya katakan padamu Sakina. Mulai hari ini semua pelayan yang berkerja di sini di pecat dan semua pekerjaan rumah akan di kerjakan oleh Dia!" tunjuk Aldrich yang membuat Sakina langsung menatap Keisha yang nampak setia tertunduk sembari meremas ujung baju yang dirinya kenakan.

"Tapi bagaimana mungkin tuan, nona...,"

"Kau juga boleh ikut angkat kaki Sakina, saya tidak membutuhkan pelayan banyak membangkang seperti dirimu!" putus Aldrich yang segera meninggalkan keduanya. Menjauhkan kursi roda nya dari sana dan kemudian memasuki lift hingga dirinya benar-benar menghilang.

Keisha yang tadinya mendadak bisu kini terdengar sudah isakan kecil yang keluar dari mulutnya. Bahkan punggung bergetar hebat karena menahan tangisannya sejak tadi.

Sakina yang melihat itu pantas mendekat, membawa Keisha dalam pelukan nya. Membuat Keisha semakin menangis.

"Maaf---maafkan aku," ujar Keisha yang kini melerai pelukan nya pada Sakina. Menatap Sakina yang nampak menunjukkan rasa iba padanya. Keisha bisa melihat itu.

"Nona, seharusnya saya yang meminta maaf. Karena Tuan membuat Anda menjadi seperti ini, tapi ketahui lah nona, tuan adalah majikan yang sangat baik kepada saya, hanya saja mungkin karena pernikahan mendadak ini membuat tempramen nya agak naik turun," jelas Sakina.

"Tak apa Bi, Aku sudah terbiasa dengan perlakuan seperti itu," balas Keisha dengan memaksakan untuk tersenyum di depan Sakina.

"Anda benar-benar wanita yang kuat dan penyabar nona. Tak salah nyonya besar menjadikan anda sebagai pasangan dari tuan muda," jelas Sakina.

•••

Sudah bisa di tebak jika sepanjang hari ini, Keisha sibuk membersihkan hampir di seluruh mansion hanya lantai tiga lah yang tak Keisha bersihkan dan pekerjaan nya ini selesai tepat pada pukul 1 siang. Benar-benar memakan waktunya yang cukup banyak dan tentunya juga tenaga.

Keisha menghempaskan tubuhnya di kasur miliknya, menatap langit-langit kamar miliknya yang berwarna putih itu. Sebab kamar Keisha memang di dominasi dengan warna putih.

Tiba-tiba saja matanya jadi berembun, tanpa aba-aba air matanya langsung jatuh begitu saja. Selelah itukah dia? Tapi ini masih hari pertamanya tinggal di sini. Tidak tahu dengan hari-hari berikutnya.

Keisha langsung membawa lengannya menutupi wajahnya tepatnya di tempat air matanya kini mengalir semakin deras. Isakan tangis terdengar begitu pilu begitu banyaknya beban yang harus Keisha tanggung selama ini. Berusaha untuk tetap kuat selama ini tidak bisa terus dirinya lakukan di saat perasaan benar-benar lelah akan semua ketidakadilan yang menimpah nya. Tuhan benar-benar tidak adil padanya.

Siang kini berganti menjadi malam, tak terasa beberapa jam Keisha menangis kini tak sadar dirinya turut ikut larut dalam tidur. Mungkin karena lelah menangis dan tubuhnya yang juga lelah bekerja seharian.

Aldrich dan Hans baru saja tiba di mansion nampak wajah lelaki itu slalu datar dengan sorot mata yang mengintimidasi. Hawa dingin dan sifat angkuh nya semakin membuat watak Aldrich terlihat menakutkan. Namun ketampanan nya yang membuat itu semua seimbang.

"Besok putus semua kontrak dengan Ricard Thomson," ujar Aldrich yang membuat Hans mengerutkan keningnya.

"Tapi bukan kah Ricard Thomson itu mertua anda tuan?" tanya Hans yang membuat Aldrich mendongak menatap nya dengan tatapan tajam.

"Aku tidak akan pernah menganggap putrinya sebagai istriku begitu pun dengan Ayahnya," jelas Aldrich.

"Tapi bagaimana jika tuan besar marah tuan?" tanya Hans.

"Ingat ini Hans kau melayani ku bukan melayani William Rodriguez," tegasnya yang membuat Hans bungkam seketika.

"Baik tuan, saya akan memastikan jika anda akan mendapatkan kabarnya besok pagi," balas Hans cepat.

"Bagus, pergilah!" usir Aldrich yang segera menjalankan kursi roda nya sendiri menuju ke arah lift. Dirinya hari ini sangat lelah sehingga terlalu malas untuk memarahi Keisha. Biarkan gadis itu beristirahat sebelum besok kembali mendapatkan cemohan darinya

Kembali di infokan jika kalian jangan lupa vote yah dan komen kalau bisa jangan jadi pembaca silent)

THE PACHINKO [SELESAI]Where stories live. Discover now