CHAPTER 11

82 5 0
                                    

•SELAMANYA TAK KAN BISA BERSAMA•

Setelah nya Keisha langsung bangun membersihkan dirinya. Rasa perih pada area kewanitaan nya tidak membuat nya menjadi pemalas. Justru dirinya harus terlihat baik-baik saja. Karena ini Keisha benar-benar bertekad untuk membuat Aldrich mencintai dirinya.

Sedangkan di sisi lain Aldrich nampak termenung. Dirinya memikirkan apa yang telah dirinya perbuat pada gadis yang noteben nya tak ingin Aldrich sentuh sama sekali sampai mereka bercerai.

"Tuan, apakah anda baik-baik saja?" tanya Hans yang melihat Aldrich lebih pendiam dari pada biasanya.

"Tidak, saya baik-baik saja," jawab Aldrich yang langsung fokus pada Hans yang nampak kebingungan.

"Apa jadwal ku selanjutnya?" tanya Aldrich segera.

"Sudah tidak ada tuan, hari ini jadwal anda cukup senggang jadi anda bisa pulang lebih awal jika anda mau."

"Kalau begitu kita pulang sekarang dan yah kita mampir sebentar ke rumah sakit Daniel," ujar Aldrich.

"Baik tuan," balas Hans segera dan kemudian mendorong kursi roda Aldrich.

•••

"Dimana dokter Daniel?" tanya Hans pada salah satu perawat yang kebetulan lewat di dekat mereka.

"Dokter Daniel mungkin berasa di ruangan nya pak, Bapak bisa ke sana jika ingin menemuinya," jawab sang perawat.

"Terima kasih," balas Hans yang kemudian langsung mendorong kursi roda Aldrich menjauh dari sana.

"Untuk apa pula kau bertanya, sedangkan kau sendiri tahu di mana ruangan nya," ucap Aldrich sinis.

"Hehehe, sekedar hanya ingin bertanya pada perawat itu tuan. Kebetulan sekali dia masuk dalam kriteria idaman ku," jawab Hans cengegesan. Meskipun di luar Hans terlihat 11 12 dengan Aldrich tetapi Hans termasuk tipekal pria yang tidak cuek dengan wanita artinya dirinya cukup friendly dengan semua orang termasuk untuk urusan wanita.

Aldrich hanya menoleh dan menatap tajam Hans. Membiarkan dia melakukan apapun sesukanya karena sebenarnya Aldrich sudah menganggap Hans lebih dari sekedar sekertaris pribadinya bisa di katakan jika Hans sudah seperti adik untuk Aldrich sama seperti adiknya Elvano.

Mereka pun masuk ke dalam ruangan Daniel dan kebetulan sekali jika Daniel tengah tertidur di brankar.

"Hohoho! Ternyata aku mempekerjakan dokter malas seperti mu yah!" teriak Aldrich yang membuat Daniel langsung bangun dan terkejut.

"Eh? Al? Siapa bilang aku pemalas, aku hanya lelah karena tadi pagi aku baru saja menyelesaikan caesar besar, itu sebabnya aku beristirahat sebentar." jelas Daniel yang memijat pelan punggung yang terasa mati rasa.

"Jangan banyak alasan, kalau kau malas yah akui saja. Jangan bertingkah seolah kau dokter yang sangat sibuk," kritik Aldrich yang membuat Daniel memutar malas bola matanya.

"Baiklah tuan yang punya rumah sakit! Aku memang malas! Puas kau?! Dan hidayah apa yang membuat mu datang ke tempat saya yang lusuh ini tuan ku?" tanya Daniel dengan nada yang di buat-buat seperti maid.

"Berhenti bercanda Daniel! Kau ini benar-benar ingin ku bakar hidup-hidup, hah?!" ancam Aldrich geram. Dirinya benar-benar muak dengan sikap kekanak-kanakan yang di miliki oleh Daniel.

"Baiklah! Baiklah aku berhenti! Ada perlu apa sehingga kau datang kemari?" tanya Daniel yang segera beranjak turun dari brankar berjalan menuju meja kerjanya.

"Padahal biasanya kau paling anti pergi ke rumah sakit, dan juga hari ini bukan waktu mu cek up lagi kan baru kemari  kau datang bersama dengan istrimu," sambung Daniel.

"Aku perlu obat kontrasepsi," ucap Aldrich to the point.

"Oh obat kontrasepsi, APA?! AKU SALAH DENGAR KAN AL?" tanya Daniel yang terlihat begitu syok begitu pun dengan Hans yang nampak juga ikut terkejut. Dirinya kira Aldrich hanya mampir untuk mengecek kondisinya sebentar.

"Kau tidak tuli Daniel, berikan cepat aku obat kontrasepsi!" balas Aldrich dengan cepat dan nada suara pria itu kembali meninggi.

"Tidak! Untuk apa kau memintanya padaku Al? Jangan bilang kau bermain dengan wanita jal4ng di luaran sana?!" tanya Daniel.

"Tutup mulut mu Daniel, jika aku tahu begini mak akau akan mencarinya ke tempat lain! Dan lagi pula untuk apa aku bermain dengan wanita jal4ng?!" sergah Aldrich tak terima.

"Jadi..., kau ingin obat kontrasepsi untuk Keisha?" tanya Daniel yang kali ini hanya mendapatkan tatapan tajam dari Aldrich.

"Aku tidak berpikir jika kalian benar-benar melakukan hal itu. Aku pikir Keisha akan menjadi janda segelan, ternyata tidak. Kau sudah terlebih dahulu...,"

"Berhenti mengoceh dan cepat berikan benda itu padaku!" geram Aldrich yang benar-benar di buat muak oleh Daniel. Bisa-bisa dirinya gila selepas pulang dari rumah sakit ini.

"Tapi untuk apa Al? Bukan kah bagus jika kalian memiliki keturunan? Untuk apa kau mencegah kehamilan Keisha?" tanya Daniel yang tak habis pikir dengan pikiran dari sahabatnya.

"Aku bahkan tidak suka padanya, jadi untuk apa memiliki keturunan dengannya. Dan setelah aku benar-benar sembuh maka kami juga akan bercerai," ucap Aldrich tanpa rasa bersalah sedikit pun seolah hati nurani juga ikut membatu.

"Kau keterlaluan Al, seolah kau hanya menjadikan Keisha sebagai alat pemuas n4fsu mu saja. Aku harap kau tidak menyesal setelah ini, aku benar-benar takut jika kau akan kembali mengalami badai penyesalan," jelas Daniel yang kemudian mengeluarkan beberapa bungkus obat kontrasepsi dari dalam lacinya.

"Selama nya aku tak akan pernah menyesal Daniel, tidak akan pernah." kilah Aldrich.

•••

Aldrich tiba di mansion kembali melihat mobil Elvano juga ada di sana. Tandanya jika sang adik sedang berada di dalam bersama dengan Keisha.

"Kakak?" Elvano nampak tersenyum senang melihat kedatangan Aldrich bersama dengan Hans.

"Ada apa kau datang kemari?" tanya Aldrich.

"Tidak, aku hanya merindukan kakak ipar saja. Dan setelah aku juga berencana menemui kakak juga tetapi ternyata kakak pulang lebih awal," ungkap Elvano.

Aldrich tidak merespon dan beralih menatap Keisha yang nampak juga menatapnya sehingga tatapan mereka bertemu satu sama lain.

"Kemari," panggil nya yang membuat Keisha langsung berjalan mendekat ke arah Aldrich.

"Minum ini," ucap Aldrich tanpa basa-basi langsung memberikan obat tersebut kepada Keisha tkdak peduli jika adiknya masih di sana dan menyaksikan semuanya.

"Apa ini tuan?" tanya Keisha yang menatap bingung obat tersebut.

"Obat kontrasepsi...,"

"Kak! Apa yang kakak lakukan? Apakah kakak melarang Keisha hamil anak kakak sendiri?" sela Elvano yang langsung mendapatkan tatapan tajam sang Kakak.

"Ini bukan urusan mu El! Aku dan dia yang punya urusan di sini, sebaiknya kau tutup mulutmu! Jika tidak aku tidak akan segan untuk merobek mulutmu yang slalu memotong pembicaraan ku meskipun kau itu adalah adikku!" ancam Aldrich.

"Tapi kak! Apa alasan kakak memberikan nya obat seperti itu? Jika kakak tidak ingin memiliki keturunan darinya maka ceraikan saja dia Kak! Kakak hanya menyiksa nya dengan cara seperti ini!" protes Elvano.

"Sekali lagi kau berbicara El, maka Mama dan Daddy akan mendengar kabar jika aku sudah melukai adik ku sendiri! Hans, seret bocah ingusan ini keluar dari rumah ku! SEKARANG!" murka Aldrich.

Jangan lupa vote yah gesss capek tahu di kasih tahu mulu tapi kalau mencintai dia nggak ada cape-cape nya sih)

THE PACHINKO [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang