CHAPTER 30

100 15 3
                                    

•Dia Istriku•

'Brukk!'

Aldrich langsung berlari memukul Hans hingga pria itu tersungkur ke samping sofa. Aldrich dengan mata yang masih memerah menatap tajam Hans. Dirinya dengar semuanya.

"Ternyata kau yang telah menyembunyikan Keisha!" Aldrich kembali melayangkan dia pukulan ke pipi kiri dan kanan Hans.

"Hentikan Tuan!" teriak Keisha yang terkejut dengan kedatangan Aldrich. Bagaimana, bagaimana pria ini bisa tahu di mana dirinya tinggal.

"Apa kau tahu bagaimana menderita nya aku gara-gara kau si4lan! Hah?!" Aldrich lagi dan lagi memukul Hans sesekali juga pria itu menendang perut Hans. Pria itu sudah terlukai lemas.

"Hentikan! Ku mohon hentikan tuan!" ucap Keisha melemah dirinya lagi-lagi tak tahu harus bagaimana.

"Hans! Tuan hentikan! Kau hampir membunuhnya tuan!" teriak Keisha, melihat bagaimana Hans sudah hampir kehilangan kesadaran nya.

"Jangan hentikan aku Keisha! Aku akan membunuh bedebah ini di sini!" ungkap Aldrich yang membuatnya semakin brutal memukuli Hans.

"Tu---an ku mohon jangan, jangan lukai Hans lagi tuan! Ini bukanlah kesalahan Hans tapi kesalahan ku tuan!" balas Keisha yang membuat Aldrich menghentikan tindakannya dan berbalik menatap Keisha yang nampak menangis di sana.

"Aku yang sudah merencanakan ini semua tuan, Hans hanya membantuku sedikit," lanjut Keisha.

•••

Kini mereka sudah berada di rumah sakit, tempat di mana Hans di bawa oleh Keisha. Jangan lupa Aldrich kini sedang duduk berdampingan dengan Aliza dan Keisha.

"Paman?" panggil Aliza yang membuat Aldrich menoleh dan tersenyum manis padanya.

"Iyah girl, ada apa?" tanya Aldrich yang membuat fokus Keisha teralihkan.

"Paman---"

"Jangan berbicara dengan orang asing Liza," potong Keisha cepat yang membuat Aldrich menatap Keisha kebingungan. Aku? Orang asing?

"Tapi Mami, dia paman baik kok," balas Aliza yang mendongak menatap Keisha yang nampak balik menatap Aldrich.

"Kita tidak boleh menilai orang hanya dari luarnya saja Liza, sifat juga penting dalam penilaian!" cibir Keisha.

"Tapi Mami, gulu Liza---"

"Sejak kapan Liza membangkang begini? Turuti saja ucapan Mami," potong Keisha dengan cepat dan lalu kembali lagi menatap Aldrich.

Aldrich tersenyum menatap Aliza yang menggulum bibirnya menatap Aldrich juga. Rasanya Aldrich ingin membentangkan kedua tangannya menarik gadis kecil itu ke dalam dekapannya. Aldrich ingin memeluk anaknya sekali lagi, darah dagingnya yang begitu dirinya rindukan.

"Turuti saja kata Mami mu, kau tidak ingin jadi anak durhaka kan?" tanya Aldrich yang membuat Aliza mengangguk cepat.

Dokter pun keluar dari ruangan Hans membuat Keisha segera berdiri mendekat kearah dokter dan mengendong Aliza kembali. Begitu pun dengan Aldrich, nampak masih belum puas memukuli Hans.

"Bagaimana kondisinya dok?" tanya Keisha yang terlihat begitu khawatir.

"Tidak ada masalah yang serius bu, dia hanya menderita patah tulang tangan bagian kiri dan beberapa bagian tubuhnya tidak memiliki luka bagian dalam," jelas dokter.

"Syukurlah, apakah saya bisa masuk melihatnya dokter?" tanya Keisha kembali.

"Tentu bu, tetapi saya ingin bertanya satu hal. Apakah dia habis di pukuli? Nampaknya semua luka yang berada di sekujur tubuhnya bukanlah luka biasa seperti orang baru saja di pukuli secara brutal."

THE PACHINKO [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang