CHAPTER 36

83 12 2
                                    

•Kesempatan untuk Hans•

"Mami Papi?" Aliza bangkit menghancurkan segala keromantisan Aldrich dan Keisha. Aldrich hanya bisa tersenyum kecut sedangkan Keisha buru-buru menjauh dan mendekat ke arah Aliza.

"Anak mami sudah bangun ternyata," ucap Keisha yang langsung memangku Aliza memberikan beberapa kecupan manis di pipinya.

"Mami sama Papi mau ngapain tadi?" tanya Aliza polos. Menatap Keisha menunggu jawaban dari pertanyaan yang dia lontarkan.

"Eh tadi mata Papi kemasukan sesuatu, jadi Mami bantu Papi tiupkan," jelas Keisha. Aliza langsung manggut-manggut ber oh ria.

"Papi, Papi matanya udah baikan?" tanya Aliza yang kini menatap Aldrich yang nampak diam sedari tadi.

Aldrich tersenyum dan mengangguk. "Iyah, Papi udah baik-baik aja malahan," jawab Aldrich yang mengelus pelan surai milik Aliza.

"Liza seneng deh, sekalang Liza udah punya orang tua lengkap! Liza nggak akan di ejek lagi karena nggak punya Papi," ungkap Aliza dengan semangat. Membuat Aldrich hanya bisa tersenyum bagaimana putri nya begitu bahagia.

"Liza, Papi boleh tanya?" tanya Aldrich.

"Tentu Papi!"

"Liza mau kan tinggal bareng Papi di sini?"

•••

1 bulan berlalu, terpantau kini hubungan Aldrich dan Keisha sudah benar-benar terjalin kembali. Kedekatan dan cinta mereka tunjukkan tanpa rasa ragu lagi. Bahkan pernah sekali dalam bulan itu Aldrich tidak ingin bekerja dan hanya ingin berada di rumah bersama dengan Keisha dan Aliza.

Kabar dan berita tentang hidup nya kembali istrinya juga menjadi topik panas beberapa minggu hingga akhirnya mereda dengan sendirinya.

Kehidupan Aldrich kini jauh dari penyesalan dan kini berganti menjadi hidup yang amat sangat sempurna menurutnya. Bukan karena harta yang bergelimang tetapi karena keluarga kini kembali dan hidup harmonis bersamanya.

Aldrich kini masih berada di dalam ruangan nya. Tampan sudah sangat sepi karena para karyawan yang sudah pulang sedari tadi. Aldrich sendiri tidak ada Hans yang menemaninya lagi. Sejujurnya Aldrich ingin sekali membawa Hans kembali bekerja di sini namun lagi-lagi gengsinya mengalahkan segalanya.

Hingga telpon Aldrich menampilkan sebuah panggilan. Nama orang yang tadinya melintas di pikiran kini tertera di dalam ponselnya. Itu Hans.

"Halo tuan," sapa Hans.

"Oh Halo Hans," sapa balik Aldrich.

Sejenak Hans diam dan terdengar dirinya menghela napas dalam-dalam. Sebelum kembali berbicara kembali.

"Tu---tuan, apa kabar?" tanya Hans yang membuat Aldrich tahu itu hanya sekedar basa-basi.

"Aku baik, tentu."

"Ah begitu, emm bagaimana kabar nona dan Aliza?" tanya Hans yang sudah tahu jika Aldrich dan Keisha sudah bersatu kembali.

"Mereka juga baik, kau sendiri bagaimana kabarmu?" tanya Aldrich kini.

"Aku baik tuan,"

"Maafkan aku karena menganggu waktu anda tetapi aku hanya ingin memastikan satu hal saja sebelum menutup telpon ini," lanjut Hans.

"Apakah tuan saya benar-benar sudah di pecat? Saya tahu jika kesalahan saya membuat tuan menderita selama ini. Tetapi saya melakukan nya karena merasa jika Nona benar-benar harus melakukan hal tersebut tuan, demi kebaikan kalian berdua," ungkap Hans terdengar nada Hans yang begitu sangat lemah.

THE PACHINKO [SELESAI]Where stories live. Discover now