CHAPTER 04

99 6 0
                                    

•MURKA ALDRICH

Pagi datang sama seperti sebelumnya Keisha pagi-pagi sudah mengerjakan pekerjaan rumah seperti apa yang di perintah Aldrich padanya.

"Nona apakah sarapan untuk Tuan sudah siap?" tanya Hans yang menghampiri Keisha yang tengah berada di dapur.

"Eh..., sedikit lagi...,"

"Hans nona, panggil saya Hans. Maaf saya lupa memperkenalkan diri saya kepada Anda," ujar Hans  cepat kemudian menunduk hormat memperlihatkan betapa dirinya menghormati Keisha sebagai istri dari Aldrich.

"Emm, sedikit lagi Hans. Mungkin sekitaran 15 menit lagi," jawab Keisha dengan senyuman manisnya.

Hans tak berkedip selama beberapa detik, hingga tangan mungil Keisha melayang-layang di depan wajahnya.

"Hans? Kau baik-baik saja kan?" tanya Keisha yang membuat Hans langsung menggeleng kan kepalanya dengan cepat.

'Apa yang aku pikirkan?! Bisa bisanya aku terpesona pada istri tuan ku! Sadar Hans jika tuan tahu mungkin kau akan di lempar ke kandang singa!' batin Hans.

"Saya baik-baik saja nona, baiklah saya akan menyusul tuan muda ke atas. Saya permisi nona," ucap Hans segera dan pergi dari sana.

Keisha hanya diam, enggan untuk berbicara dan kembali melanjutkan kegiatan memasak nya hingga waktu berlalu 15 menit kemudian. Dan betul jika semuanya sudah siap saat ini juga tinggal menunggu sang suami turun saja.

Keisha nampak diam di depan meja makan, sejenak dirinya berdoa agar masakan yang di masak olehnya cocok dengan selera Aldrich. Dia tahu jika suaminya itu sangat tempramen.

Hingga suara pintu terbuka dengan paksa membuat Keisha terkejut bukan main.

'Brakkk!'

"Astaga!" Keisha memegang dadanya yang terasa jantungnya hampir melompat keluar karena terkejut.

"Keisha! Dimana kamu anak durhaka?!" teriak seseorang yang tentunya Keisha hapal dengan suara itu. Itu Ayah nya!

Buru-buru Keisha keluar dengan langkah tertatih-tatih dengan muncul dari ruang makan melihat Ricard dengan wajah memerah sedang menatap dirinya dengan tatapan membunuh.

"Ada apa Ay...,"

'Plakkk!' belum juga ucapan Keisha sampai Ricard sudah berlari menampar dirinya. Membuat darah segar mengalir dari sudut bibirnya.

"Anak kurang ajar!" Ricard tidak tinggal diam dia langsung menarik rambut Keisha dengan kuat hingga wajah gadis itu terpaksa mendongak menatap sang Ayah yang terlihat sangat ingin membunuhnya sekarang.

"Apa yang kau katakan pada suamimu sehingga dia membatalkan semua kontrak kerjanya dengan perusahaan ku, hah?!" tanya Ricard dengan emosi meluap-luap.

"A---apa Ayah? Kei---Keisha tidak mengerti Ayah?" tanya Keisha yang air matanya sudah turun membasahi kedua pipinya. Remasan kuat di rambutnya serta rasa pedih pada pipinya membuat dirinya tak lagi menahan air mata itu.

"Jangan pura-pura tidak tahu Keisha?! Apa kau lupa, siapa yang memberi mu kehidupan hingga kau sebesar ini, hah?! Siapa?! Aku si*lan!" bentak Ricard yang langsung mendorong putrinya itu hingga Keisha tersungkur ke lantai.

THE PACHINKO [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang