CHAPTER 21

135 21 1
                                    

•PERGI KAU•

Hari-hari berlalu setelah kematian Keisha, Aldrich nampak slalu murung bahkan pernah sekali dirinya tidak makan selama 4 hari lamanya dan hanya meminum sedikit air itupun di paksa oleh Selena yang mendapatkan laporan dari Bi Sakina.

"Tuan?" panggil Sakina yang kini tengah membawa sebuah nampan berisikan sarapan untuk Aldrich.

"Biarkan aku saja Bi," ujar Saqila yang entah dari mana dia muncul. Dan langsung mengambil nampan itu dari tangan Sakina.

Sakina nampak sinis melihat Saqila yang sudah beberapa hari ini sok berkuasa di mansion Aldrich.

"Kenapa liat-liat?! Mau gw congk3l mata lu?!" tanya Saqila.

"Maaf nona, kalau begitu saya permisi." Sakina segera pergi dari sana meninggalkan Saqila yang masuk tanpa mengetuk pintu kamar Aldrich.

Nampak kamar itu sudah tak berbentuk lagi, bisa di katakan jika kamar Aldrich benar-benar seperti kapal pecah.

"Babe? Aku membawakan mu sarapan," tutur Saqila yang perlahan-lahan meletakkan makanan itu di atas meja dan berjalan mendekat pada Aldrich yang nampak menatap kosong ke arah luar jendela.

"Babe? You listen me?" tanya Saqila lagi.

"Keluar," kata Aldrich tanpa menatap Saqila.

"What? Babe, aku datang ke sini---"

"Keluar!" Nada Aldrich tiba-tiba saja meninggi menatap nyalang pada Saqila yang nampak terkejut.

"Why?! Kenapa kau menyuruhku keluar Al?" tanya Saqila.

"Jika aku mengatakan kelaur maja keluar Saqila! Apakah kau tidak punya telinga?!" bentak Aldrich yang nampaknya baru saja menangis.

"Al! Aku ini kekasihmu---"

Aldrich berdiri dan langsung membanting tubuh Saqila ke kasur dengan mencekik leher jenjang Saqila.

"Kekasih? Kata-kata itu yang dulu melukai Keisha! Kau datang seolah-olah tidak ada yang terjadi di masa lalu! Apakah kau sadar jika kau telah membunuh istriku!" pekik Aldrich yang mengeratkan cekiknya pada Saqila membuat Saqila semakin sesak dengan wajah yang sudah memerah.

"Al---Aldrich...."

"Dan kau! Kau bahkan yang membuatku menyakiti istriku sendiri! Kau jalang! Kau hanya ingin harta ku kan?! Kau hanya ingin kekuasaan yang aku miliki sekarang kan?! Dasar wanita ular!"

"Sa---kit Al---"

"Enyah kau! Pergi dari hadapan ku!" Aldrich langsung sadar dan langsung menghentikan aksi gila nya membiarkan Saqila menghirup udara dengan rakus.

'Uhhuk!'

Saqila tak berhenti nya terbatuk-batuk dengan leher yang mulai memar. Saqila menatap tajam Aldrich yang nampak menatapnya juga.

"Are you crazy?!" tanya Saqila yang berteriak tepat di depan wajah Aldrich.

"Ya! Aku memang sudah gila! Kau tidak akan memacari pria gila bukan? Jadi mulai detik ini dan hari ini kita putus!" final Aldrich yang membuat Saqila gegelapan.

"No! No! Babe, aku--- aku..."

"Shut up! Dan keluar jalang!" usir Aldrich yang membuat Saqila mematung di hadapannya.

"Keluar sebelum aku melubangi kepala mu!" ancam Aldrich dengan terpaksa Saqila pergi dari sana dan tentunya gadis itu sudah di buat menangis oleh Aldrich dan Aldrich tidak peduli akan hal itu.

Sakina yang melihat Saqila berlari keluar dari dalam lift dengan kondisi kacau semakin membuat nya was-was.

"Apa terjadi sesuatu dengan tuan?" tanya Sakina yang mendongak melihat lantai tiga.

THE PACHINKO [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang