49 | Hold Me Tight

Mulai dari awal
                                    

"Gak, ini punya kamu DENIS!" Diana meninggikan suaranya di akhir kata ketika Denis melenggang memasuki kamar mandi tanpa mendengarkan ucapannya lebih lanjut. Menatap nanar pintu kamar mandi yang ditutup kasar oleh Denis, Diana menunduk penuh rasa bersalah. Semua ini salahnya yang membuat Denis menjadi asing dengan keluarganya sendiri.

Setelah makan malam di kamar, Diana menemani putrinya menonton tayangan kartun di ponselnya. Sementara Denis tampak sibuk di meja kerjanya. Entah apa yanh Denis kerjakan, namun melihat dari raut wajahnya yang serius membuat Diana tidak memiliki keberanian untuk mengganggu. Setelah obrolan mereka tadi siang yang berakhir dengan Denis meninggalkannya, Diana tidak berani mengajak Denis bicara.

Diana hanya patuh-patuh saja saat Denis membawakan makanan dan susu hamil untuknya. Selebihnya Diana menghabiskan waktunya bersama putrinya, berbagi cerita, menonton dan tidur saat merasa lelah.

Waktu yang beranjak semakin malam membuat Diana menyuruh putrinya tidur dan menyimpan ponselnya di nakas. Memeluk putrinya dan memastikan perutnya aman, Diana terlelap bersama putrinya tanpa tahu jika Denis diam-diam menatap interaksinya bersama sang putri.

...

Tengah malam Diana terjaga disaat keinginan membuang air kecil begitu mendesak membuat tidurnya terganggu. Melepas pelukannya pada sang putri, Diana beranjak dari baringannya seraya merapikan rambutnya. Diana melirik ke sisi tempat tidur yang kosong membuatnya mengernyit. Tetapi keadaan yang mendesak membuatnya tergesa-gesa memasuki kamar mandi untuk menuntaskan hajatnya.

Keluar dari kamar mandi, Diana menatap sekitar dan tidak menemukan keberadaan Denis. Mendekati pintu, tangannya seketika terhenti saat hendak menarik handel pintu. Dia ingin mencari Denis tetapi dia enggan untuk keluar kamar. Alasannya tetap sama, karena ada orang tuanya. Namun saat dia melirik jam dinding, setidaknya tidak masalah jika dia keluar kamar mengingat orang-orang pasti terlelap, termasuk oranh tuanya sehingga dia tidak perlu takut.

Menghela nafas panjang, Diana keluar kamar. Melangkah pelan dengan tatapan mengawasi sekitar hingga langkahnya terhenti ketika melihat sosok yang dicarinya berada di dapur.

Diana mengurungkan niatnya untuk mendekati Denis. Diana tertegun melihat sosok Denis yang sangat berbeda dari Denis yang dia temui tadi siang, saat lelaki itu baru pulang dari kantor.

Denis menunduk dengan nafas memburu dan kedua tangan lelaki itu terkepal di atas meja. Diana tidak tega sehingga memilih mendekati Denis. Tanpa mengatapan apapun, Diana menganggat kepala Denis dan tertegun melihat tatapan kosong Denis.

Keringat membanjiri wajah tampan Denis dan bibir Denis memucat.

"Denis."

Diana menangkup wajah Denis dan menatap Denis khawatir.

"Kamu ... kenapa?" Diana mengecek suhu tubuh Denis tetapi suhu tubuh lelaki itu normal membuatnya kian khawatir karena Denis hanya menatapnya tanpa meresponnya.

"Denis, kamu kenapa?" Diana mengusap keringat Denis dengan satu tangan menggenggam kedua tangan Denis yang terkepal dan dapat dia rasakan kedua tangan Denis gemetar dan dingin.

"Denis, jawab aku! Badan kamu gak panas tapi kamu keringetan dan pucat. Bilang sama aku, kamu kenapa?"

Diana menepuk kedua pipi Denis saat Denis hanya menggeleng pelan tanpa membuka suaranya.

"Kamu pucat," lirih Diana saat Denis memilih beranjak dan membawanya meninggalkan dapur.

"Aku baik-baik saja, Diana. Kenapa bangun?" Tanya Denis seraya merangkul Diana dan mengarahkan tatapan Diana ke depan agar tidak selalu menatapnya yang berbeda dari biasanya.

"Aku kebangun karena buang air kecil dan kamu gak ada di kamar makanya aku cari."

"Tidur lagi," ujar Denis seraya membaringkan Diana ke tempat tidur setibanya di kamar dan Diana menurut. Menarik selimut hingga menutupi setengah tubuh Diana, Denis mengecup kening Diana sekilas.

Hold Me TightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang