17 | Hold Me Tight

5K 251 9
                                    

Denis mengumpat ketika baru mengingat jika Diana takut melihat dokter. Dengan kedua tangan memeluk Diana dan menatap Diana tajam, Denis membiarkan dokter mengobati lengan Diana dan memastikan tidak ada luka serius di tubuh Diana. Denis tahu caranya salah, seharusnya dia menenangkan Diana yang ketakutan namun dengan cara ini bisa membuat Diana melawan rasa takutnya.

Denis hanya ingin Diana hidup tanpa ketakutan terhadap apapun.

Setelah dokter selesai mengobati dan memeriksa Diana, Denis mendaratkan kecupan bertubi-tubi di puncak kepala Diana. Wajah pucat Diana dengan air mata berlinang menjadi tamparan bagi Denis. Diana bukan hanya melawan ketakutannya, tetapi melawan rasa sakit di lengannya yang terkena sayatan cukup panjang dan dalam.

Seharusnya Denis lebih waspada terhadap sekitar. Tidak ada yang tidak mungkin untuk Papanya lakukan. Segala cara pasti Papanya lakukan jika itu mengusik Papanya dan Diana begitu mengusik Papanya. Papanya adalah seseorang yang begitu pendendam. Apalagi yang keluarga Diana lakukan pada keluarganya sangat keterlaluan dan membekas di ingatan Papanya.

Denis memeluk Diana sangat erat dan menenangkan Diana yang masih terisak pilu.

"Diana, semua akan baik-baik saja. Ada aku di sisi kamu. Kejadian hari ini hanya karena kelalaianku. Maafkan aku, seharusnya aku lebih memperhatikanmu," sesal Denis dengan raut wajah yang sulit diartikan.

"Aku ... aku takut," lirih Diana menatap Denis dengan tatapan ketakutan.

"Maafkan aku, Diana. Maaf ...."

Diana menggeleng pelan.

"Kamu gak salah. Memang jalannya sudah seperti ini. Seharusnya aku minta maaf ke kamu karena nyusahin kamu. Aku juga mau bilang terima kasih karena kamu selalu ada buat aku. Denis, jangan tinggalin aku, ya? Aku takut."

Denis tanpa pikir panjang mengangguk.

"Aku tidak akan meninggalkan kamu, Diana."

"Terima kasih. Kamu baik banget sama aku, padahal aku jahat banget sama kamu."

"Itu kamu yang dulu, Diana. Kamu yang sekarang sudah berubah. Tetap seperti ini dan ciptakan hubungan yang baik denganku meski status kita tak lagi sama."

Diana mengangguk dan menatap Denis sendu.

"Apa boleh aku berharap sama kamu?"

Denis mengernyit. "Berharap apa?"

"Berharap untuk bersama lagi."

Denis berdecak, dia segera menggendong Diana dan membawa Diana meninggalkan rumah sakit. Sementara itu, Diana menangis dalam diam karena Denis tidak menanggapi ucapannya.

Apa Denis tidak mau lagi dengannya?

Apa Denis menolongnya karena kasihan? Bukan karena masih memiliki rasa padanya?"

Menatap jalanan, Diana mengeratkan pelukannya pada Denis. Denis memangkunya seraya mengemudi dengan kecepatan di atas rata-rata. Menikmati perjalanan dalam diam, sebisa mungkin Diana mengambil kesempatan disaat berdekatan dengan Denis karena Diana sadar, cepat atau lambat semuanya berlalu. Kebersamaannya bersama Denis perlahan tapi pasti memudar. Maka dari itu, sebelum wakti itu tiba, Diana ingin rakus untuk terus menghirup dalam-dalam aroma tubuh Denis untuk dia kenang disaat yang dia takutkan terjadi.

Memandangi wajah Denis yang serius mengemudi, Diana tersenyum tipis, merekam dengan baik pahatan wajah Denis yang nantinya akan dia rindukan sebelum akhirnya kedua matanya terpejam. Diana terbuai pada kenyamanan dan mulai terlelap, menyelami mimpi dan berharap dalam mimpi kisahnya dan Denis indah. Setidaknya dalam mimpi dia dan Denis bersama, tidak semenyakitkan dunia nyata.

Hold Me TightWhere stories live. Discover now