29 | Hold Me Tight

4K 239 19
                                    

Kedatangan Renata dan Vanya secara bersamaan sama sekali bukan sesuatu yang Denis inginkan untuk terjadi. Mengusap kasar wajahnya, Denis membuka lebar pintu apartemen, memberi jalan seluas-luasnya untuk Renata dan Vanya memasuki apartemennya. Denis meringis ketika Renata menyempatkan diri untuk mencubit perutnya sebelum akhirnya kembali menutup pintu.

Denis segera menyusul Renata dan Vanya di ruang tengah dimana ada Diana yang langsung mendapat pelukan dari Renata. Denis melengos saat Renata menatapnya tajam dan mengambil duduk di samping Diana yang masih tersenyum hangat pada Diana, tidak menyadari jika ada masalah dengannya dan Renata.

Namun saat Denis duduk di samping Diana, Renata sontak menarik Diana menjauh. Belum sempat Diana protes, Renata membawa Diana duduk di sofa yang berseberangan dengannya. Denis menghela nafas panjang, istri dari Kakaknya itu memang tidak bisa diragukan lagi keangkuhannya.

Kemudian Denis menatap Vanya yang hanya diam dengan kepala tertunduk. Di tangan perempuan itu ada plastik putih yang berisi kotak makanan dan Denis tahu itu untuk siapa.

Denis tidak menyukai situasi ini.

Paginya menjadi berantakan karena kedatangan Renata dan Vanya disaat dia dan Diana sedang terlibat konflik.

"Makanan buat kamu."

Denis tersentak kemudian mengerjap beberapa kali saat Vanya berpindah posisi di sampingnya dan meletakkan bawaannya ke pangkuannya membuatnya mau tidak mau menerima pemberian Vanya. Denis melirik Renata dan Diana yang memasang ekspresi berbeda. Renata menatapnya tajam dan Diana terlihat tenang seraya membuka bungkusan yang Renata bawa.

Denis meringis namun berusaha mengabaikan tatapan Renata.

"Terima kasih. Lain kali jangan seperti ini lagi. Aku baru sarapan, Diana masak banyak," ujar Denis pelan sesekali melirik Diana yang tersenyum lebar saat membuka bungkusan yang Renata bawa.

Melihat apa yang Renata bawa sontak membuat Denis beranjak mendekati Diana dan merampas bingkisan di pangkuan Diana membuat Diana terkejut.

"Denis, balikin."

Bukannya menuruti perkataan Diana, Denis justru membanting bingkisan itu hingga isinya berceceran di lantai membuat Diana menghentikan pergerakannya yang hendak mendekati Denis. Tumpahan isi dari bingkisan itu mengotori kaki hingga baju bagian bawah Diana membuat Renata berdiri dan menjauhkan Diana dari Denis.

"Kamu apa-apan, sih?! Kalau cuma mau marah-marah lebih baik sadar diri. Tanya dulu alasannya apa, jangan asal ambil terus banting. Aku bikinnya penuh perjuangan demi Diana dan calon anak kalian, tapi kelakuan kamu gak bermoral gini!" Renata menaikkan oktaf suaranya dan menatap Denis tajam.

"Minum es di pagi hari tidak baik. Apa aku salah?" Tanya Denis menantang, melupakan sejenak konsekuensi karena berani menentang Renata.

Renata melipat kedua tangannya dan menatap Denis meremehkan. "Tapi itu keinginan calon anak kamu! Dengan kamu begini, bukannya berkesan. Yang ada memuakkan. Kamu gak bisa memenuhi keinginan calon anak kamu tapi kamu bisanya merusak suasana! Kamu tak tahu seberapa penginnya Diana makan es itu dan karena gak ada yang jual pagi-pagi, aku buatin khusus Diana karena yang aku pikirin calon anak kalian!"

Denis tertegun. Pandangannya mengarah pada Diana yang berusaha menenangkan Renata yang begitu emosi.

"Diana mengidam?" Pertanyaan bodoh yang Denis lemparkan membuat Renata geram namun demi kebaikan bersama, Renata memilih menghela nafas panjang, tidak lagi meladeni Denis yang bisa-bisa membuatnya darahnya melonjak naik.

"Kenapa tanya? Ah lupa, soal ngidam kamu pasti gak tahu. Tahunya bawa perempuan lain ke apartemen dan minta dibawakan sarapan. Dih, manja."

Renata menarik Diana menjauh dan memasuki kamar Chika yang meringkuk ketakutan di pojok kamar karena mendengar keributan di ruang tengah. Melihat keponakannya yang ketakutan, Renata sontak memeluk keponakannya itu dengan sayang seraya memberi pengertian pada keponakannya jika keributan yang didengar keponakannya itu hanya candaan orang dewasa saja.

Hold Me TightWhere stories live. Discover now