8 | Hold Me Tight

7.7K 456 5
                                    

Denis mengerjap merasa tidurnya terganggu oleh suara berisik di dekatnya. Membuka mata, Denis merasa tempat di sampingnya yang kosong dan sontak membuatnya terlonjak. Denis meringis merasakan pening karena baru bangun tidur langsung duduk sebelum kesadarannya terkumpul.

Tapi, itu tidak penting. Yang terpenting adalah mencari keberadaan Diana dan Chika. Namun sebelum Denis menuruni tempat tidur, suara cempreng putrinya mengalihkan perhatian Denis.

Untuk beberapa saat Denis terperangah melihat putrinya sudah siap dengan seragam sekolahnya. Denis memperhatikan Diana yang menyisir kemudian menguncir rambut putrinya. Tidak jauh berbeda dari putrinya, Diana juga terlihat segar tidak seperti dirinya masih berantakan.

"Chika mandi sendiri?" Denis mendekati dua perempuan yang semalam menemani tidurnya itu.

"Chika mandi sama Mama, Papa."

Jawaban Chika membuat Denis menatap Diana dengan senyuman penuh bahagia. Denis menggerakan tangannya mengusap pipi Diana dan berkata, "Kamu hebat."

"Mamanya Chika memang hebat."

Denis terkekeh saat tangannya yang berada di pipi Diana disingkirkan oleh putrinya. Putrinya itu memeluk Diana setelah memuji Diana.

"Papa bau. Chika sama Mama sudah mandi, cuma Papa yang belum mandi."

Denis mencium pipi putrinya bertubi-tubi membuat bedak sang putri luntur dan berpindah tempat ke bibirnya.

"Papa! Bedaknya Chika pindah ke bibir Papa. Mama, Chika jelek gara-gara Papa."

Diana mengusap surai putrinya yang duduk di pangkuannya setelah mengadukan kekesalannya. Wajah ceria Chika menjadi muram, nyaris menangis dalam pelukan Diana andai Diana tidak berkata, "Jangan nangis nanti semakin jelek."

Pada dasarnya Chika begitu manja dan penurut pada Diana sehingga setelah mendengar perkataan Diana, Chika menghentikan tangisnya.

"Mama, pakaikan Chika bedak lagi. Chika gak mau jelek kayak Papa."

Denis membulatkan matanya mendengar perkataan putrinya. Ingin menyerang putrinya lagi sampai menangis tapi tangan Diana membekap mulutnya dan menggelengkan kepala.

"Mandi," ujar Diana lembut namun mampu membuat Denis menurut.

Beranjak dari duduknya, Denis meraih handuk dan memasuki kamar mandi. Sepertinya bukan hanya putrinya yang menjadi penurut pada Diana, dirinya juga sama seperti putrinya dan entah kenapa sulit untuk mengabaikan perkataan Diana.

...

Hari ini bisa dikatakan hari yang paling berbeda dari hari-hari sebelumnya. Denis yakin Diana bisa sembuh dan mampu melawan rasa takutnya. Semuanya terbukti ketika dia selesai berpakaian kemudian menuju meja makan dan menemukan nasi goreng tersaji di meja makan. Dia melihat Chika disuapi Diana meski dia masih melihat tangan Diana gemetar saat menyuapi putrinya.

Denis mengambil duduk di samping Diana, menjadikan Diana berada di tengah-tengah dirinya dan putrinya. Denis mengembangkan senyumnya ketika Diana menyodorkan sepiring nasi goreng ke hadapannya sebelum kembali menyuapi putrinya. Setelah mengucapkan terima kasih kepada Diana, Denis menyantap sarapan buatan Diana yang sudah masuk ke dalam daftar makanan yang dia sukai.

Denis meraih satu tangan Diana yang bebas dan mengusap punggung Diana lembut. Ketika Diana menatapnya, Denis tersenyum dan mengangguk meyakinkan. Denis melakukan semua ini untuk memberikan dukungan pada Diana. Denis ingin menenangkan Diana untuk bisa melawan rasa takutnya.

Diana harus sembuh.

"Kamu sudah sarapan?" Denis menatap pergerakam Diana yang mengelap bibir putrinya setelah menghabiskan sarapannya. Meski ada kehampaan ketika genggamannya pada Diana terlepas.

Hold Me TightWhere stories live. Discover now