28 | Hold Me Tight

4K 221 17
                                    

Diana bukannya tidak bisa pergi dari Denis. Ini salah Diana sendiri yang memilih bertahan bersama Denis meski kenyataannya Denis hanya memberi luka. Memangnya, ke mana Diana harus pergi?

Siapa yang harus Diana jadikan sebagai sandaran kalau bukan Denis?

Orang tuanya? Diana tidak mempercayai mereka. Meski kondisinya berangsur membaik, namun trauma masih ada. Siksaan yang Papanya berikan serta cacian yang Mamanya ucapkan padanya masih membekas. Diana ketakutan dan Diana ingin bertahan bersama Denis dengan konsekuensi yang tidak main-main. Bodoh memang, tapi ini jalan yang Diana pilih.

Bukan semata-mata demi dirinya, melainkan buah hatinya. Anak-anaknya butuh kasih sayang darinya dan Denis. Diana tidak mau anak-anaknya tumbuh dalam keluarga yang tidak utuh. Diana tidak mau egois, anak-anaknya adalah sumber kekuatannya untuk bertahan di samping Denis.

Diana juga harus merelakan anak-anaknya kelak menyebut Vanya sebagai Ibunya juga. Sebab, Vanya juga akan menyandang sebagai istri Denis. Istri yang sah di mata agama dan negara. Berbeda dengannya yang hanya sah di mata agama. Tak apa, setidaknya Diana sama-sama berstatus sebagai istri Denis.

Diana menunduk, kemudian mengusap perutnya yang sedikit terlihat buncit, pertanda sang buah hati mulai tumbuh.

"Alasan Mama bertahan itu demi kamu dan Kakak kamu, bantu Mama untuk kuat ya, Sayang."

Diana tersenyum lembut dengan mata berkaca-kaca sebelum akhirnya tersentak ketika sebuah tangan memeluknya dari belakang kemudian mengusap perutnya.

"Sudah minum susu?"

Diana menoleh pada Denis yang langsung memberinya kecupan singkat di bibir. Diana mengangguk sebagai jawaban.

Mendapat anggukan dari Diana, Denis semakin mengeratkan pelukannya dan menatap lurus ke depan seraya menghirup udara malam di balkon bersama Diana yang turut menikmati udara malam.

"Kenapa belum tidur?"

"Nungguin kamu."

Jawaban yang Diana berikan menumbuhkan perasaan bersalah dalam diri Denis. Beberapa jam lalu, mungkin sekitar tiga jam Denis meninggalkan apartemen untuk mengantar Vanya pulang sehingga Denis harus mempercayakan keselamatan Diana dan putrinya pada dua orang suruhannya untuk berjaga-jaga di sekitar apartemen.

Selama tiga jam mengantar Vanya pulang ---tidak sekedar mengantar karena dia dan Vanya menghabiskan waktu bersama hingga tiga jam dan saat dia kembali ke apartemen, Denis sempat berpikir Diana dan putrinya sudah tidur karena hari sudah malam. Kenyataannya yang tertidur pulas hanya putrinya, tidak dengan Diana yang memilih berdiri di balkon menatap langit malam.

"Kenapa nungguin? Kamu butuh sesuatu?"

Denis membalik tubuh Diana hingga kini mereka berhadapan.

Diana menggeleng namun kedua tangan Diana berada di dadanya.

"Khawatir sama kamu, takut ada apa-apa di jalan soalnya kamu lama. Jarak rumah Vanya ke sini gak terlalu jauh. Aku telfon gak diangkat."

Denis mengernyit dan sontak meraih ponselnya di saku celananya. Denis mengecek ponselnya dan menemukan dua puluh panggilan tidak terjawab dari Diana. Hanya ada panggilan tanpa pesan, itu tandanya Diana kelewat khawatir hingga tidak meninggalkan pesan padanya.

Ditangkupnya wajah Diana dengan tatapan bersalah.

"Maaf, aku gak denger ada yang nelfon."

"Ngapain aja sampai gak denger ada yang nelfon?"

Pertanyaan Diana membungkam Denis. Bukannya tidak mau menjawab, Denis hanya tidak memiliki jawaban meyakinkan untuk Diana.

Melihat keterdiam Denis membuat Diana tersenyum tipis.

Hold Me TightWhere stories live. Discover now