45 | Hold Me Tight

4.6K 305 28
                                    

Di dunia ada banyak cerita di setiap kehidupan. Memiliki berbagai cara dalam setiap permasalahan hingga penyelesaiannya. Dalam banyaknya cara untuk menyelesaikan masalah, justru Denis memilih cara yang dipandang salah oleh pihak yang tak memiliki sudut pandang sama dengannya.

Mereka tidak mengerti bagaimana jadi dirinya yang mencoba melakukan terbaik meski kelihatannya tidak berperasaan. Menyakiti untuk menjaga. Kedengarannya tidak masuk akal, tetapi cara itu yang Denis pilih dan dianggap paling benar.

Melukai Diana adalah strategi dan menjaga Diana adalah tujuannya.

Aneh memang, tapi itu pilihan Denis.

Ketika keadaan tak berpihak padanya, detik itu pula masalah besar datang. Siap tidak siap Denis harus menghadapinya meski harus keluar dari jalur yang seharusnya. Dan sekarang, masalah besar itu datang ....

Setelah mendapat pesan dari Papanya untuk datang ke kediaman orang tuanya, Denis mengusap kasar wajahnya. Kepalanya masih berdenyut dan semakin pening setelah membaca pesan yang Papanya kirimkan. Denis tahu, cepat atau lambat Papanya mengetahui masalahnya dengan Vanya.

Menggenggam tangan Diana, Denis menatap tanpa ekspresi rumah megah di hadapannya. Tanpa dia masuk ke dalam, dia tahu jika di dalam sudah ada Vanya dengan segala keluhan tentangnya. Melirik Diana yang terlihat ketakutan, wajah Denis menjadi pias.

Dia seharusnya tidak memaksa Diana untuk ikut dengannya. Tetapi jika tidak ada Diana maka semua akan terasa abu-abu dan dia tidak mau Papanya semakin merasa berkuasa. Apalagi saat ini kedua orang tua Diana menjadi tawanan Papanya.

Papanya memang keterlaluan dan sudah seharusnya Papanya dilawan, bukan tunduk pada perintah Papanya.

"Denis, aku tunggu di mobil saja."

Diana melepaskan tangannya dari genggaman Denis ketika Denis hendak melangkah memasuki rumah megah di hadapannya. Wajahnya sudah memucat dengan segala ketakutan. Melihat dari luar saja Diana sudah merasa kehadirannya tidak diinginkan. Diana tidak mau semakin memperkeruh keadaan apalagi yang bermasalah Denis dan Vanya. Diana tidak mau ada di tengah-tengah Denis dan Vanya yang ujung-ujungnya dia menjadi tersangka.

"Jangan takut, ada aku," Denis mengatakan dengan penuh keyakinan. Seolah dirinya mampu melindungi Diana meski dia sendiri tidak yakin apa yang akan terjadi setelah mereka berhadapan dengan Papanya.

Kebencian Papanya kepada keluarga Diana seolah mendarah daging. Sulit dihempaskan. Denis juga tak sepenuhnya menyalahkan kebencian Papanya mengingat sekejam apa keluarga Diana dahulu. Nyatanya, bumi berputar. Yang dulunya berkuasa, sekarang menjadi pihak tertindas. Menuai apa yang dulu diperbuat. Keluarga Diana mendapatkan karmanya dan sekarang keluarga yang dahulu berkuasa itu menjadi berantakan. Terlebih nasib Diana berada di tangannya.

Tanpa menoleh pada Diana yang ketakutan, Denis mengeraskan hatinya untuk menggenggam tangan Diana memasuki kediaman orang tuanya. Menulikan pendengarannya ketika Diana memohon padanya untuk tidak ikut bersamanya memasuki kediaman orang tuanya.

Tepat di depan pintu utama yang terbuka lebar---seolah sengaja dibuka lebar untuk menanti kedatangannya, Denis memelankan langkahnya. Dia tersadar langkahnya terlalu cepat untuk Diana yang kesusahan berjalan karena perutnya mulai membesar. Tangan Diana yang dingin membuat Denis semakin enggan melepas genggamannya.

Terus menggenggamnya hingga langkahnya terhenti di ruang tengah, dimana orang-orang yang sebelumnya dia bayangkan berada di sana dan sontak berdiri ketika melihat kedatangannya. Tatapannya jatuh pada Mamanya yang menatapnya penuh kecewa. Selama ini dia tidak terlalu dekat dengan orang tuanya, tetapi melihat tatapan kecewa Mamanya membuatnya merasa sangat bersalah. Entah sudah berapa banyak kesalahannya selama ini dan mungkin selalu membuat wanita yang melahirkannya itu selalu merasa kecewa. Ah, bukan mungkin, tetapi dia memang selalu membuat Mamanya kecewa.

Hold Me TightWhere stories live. Discover now