13 | Hold Me Tigth

6.4K 391 4
                                    

Semua berlalu seperti biasa. Diana yang semakin bergantungan pada Denis dan Denis yang memberikan seluruh perhatiannya pada Diana. Denis menepati ucapannya untuk selalu berada di samping Diana dan menjadi pelindung Diana. Denis mampu memenuhi semua yang Diana inginkan.

Bahkan, Denis kembali bertindak diluar batas dengan menutup semua akses keluarga Diana untuk mencari tahu keberadaan Diana. Setiap Papa Diana mencarinya ke kantor, maka satpam dengan sigap membawa pergi Papa Diana. Denis benar-benar menahan Diana bersamanya. Bukan atas keinginan Denis, namun keinginan Diana untuk bersamanya dan tidak mau kembali pada keluarganya.

Jadi, Denis tidak bersalah, bukan? Denis hanya membuat Diana bahagia dengan mewujudkan apa yang Diana inginkan.

"Denis."

Belaian lembut di rahangnya menyadarkan Denis dari lamunan. Menoleh, tatapannya bertemu dengan Diana yang duduk di sampingnya seraya memangku putrinya. Putrinya baru bangun tidur dan putrinya itu baru bisa dibangunkan kalau Diana yang membangunkannya.

Putrinya begitu manja pada Diana.

"Papa, Chika gak mau menginap di rumah Tante. Chika mau sama Mama aja."

Denis mengusap puncak kepala putrinya dan meninggalkan kecupan di sana sebelum menyempatkan diri mencium bibir Diana begitu singkat dan tentunya tanpa dilihat putrinya.

"Chika gak boleh begitu. Tante udah siapin makanan kesukaan Chika. Tante juga belikan mainan buat Chika. Chika jangan bikin Tante sedih, malam minggu adalah waktunya Chika bersama Tante."

"Chika mau sama Mama, Papa! Chika kurang nyaman sama Tante. Bajunya Tante juga kecil-kecil kayak bajunya Chika."

Denis terkekeh, "Chika gak boleh gitu. Tante baik lho, sama Chika."

"Chika gak mau, Papa!" Teriak Chika membuat Denis memudarkan senyumnya.

Tangan yang semula bergerak mengusap pipi putrinya dijauhkan. Denis bersedekap dada dan menatap putrinya tajam. Namun tatapan tajam itu memudar ketika usapan lembut di bahunya mengalihkan perhatiannya.

Denis menatap Diana yang tersenyum menenangkan dan Denis balas dengan tatapan kesal.

Mengalihkan tatapan dari Denis, Diana mengusap punggung putrinya yang bersandar di dadanya, memeluknya erat.

"Chika gak boleh teriak ke Papa. Dosa, Sayang. Mama gak pernah ajarin Chika kayak gini. Mama gak suka kalau Chika kayak gini. Lagian Tante baik dan suka manjain Chika. Tante sudah berharap Chika menginap di rumah Tante. Tante udah belikan Chika mainan masa Chika gak mau datang. Kasihan sama Tante, Sayang. Lagian Chika setiap hari sama Mama."

"Chika gak suka di rumah Tante, Mama. Chika kalau tidur, Tante suka berisik. Tante kalau mau tidur pakai segala macam bikin Chika gak suka tidur di rumah Tante."

"Kenapa baru sekarang Chika protes? Kemarin-kemarinnya kenapa gak protes? Kamu dan Tante sudah sangat dekat."

Denis menimpali putrinya membuat sang putri menyembunyikan wajahnya di dada Diana. Diana yang melihat itu kembali mengusap lengan Denis dan menatap Denis lembut.

"Kamu siap-siap sana, biar aku yang urus Chika."

"Diana---"

"Biar Chika jadi urusan aku, Denis."

Denis menghela nafas panjangnya, kemudian menuruti perkataan Diana. Sekarang hari sabtu dan waktu menunjukkan pukul lima sore, seharusnya dia dalam perjalanan bersama putrinya, membawa putrinya menginap di rumah Tantenya. Tetapi harapannya pupus begitu saja saat putrinya menolak untuk menginap.

Denis sedang tidak dalam mood baik dan teriakan dari putrinya membuatnya kesal setengah mati. Tetapi Denis masih bisa menurut pada Diana dan sedikit berharap bahwa Diana bisa membujuk putrinya.

Hold Me TightWhere stories live. Discover now