19 | Hold Me Tight

4.4K 239 14
                                    

Tubuh Diana gemetar melihat beberapa lembar foto yang berada di tangan Denis. Air mata tidak bisa Diana tahan dan nafasnya tercekat melihat Denis menatapnya tajam.

"De ... Denis aku bisa jelasin ...."

"Apa yang mau kamu jelaskan?!" Bentak Denis membuat Diana menunduk takut dengan kedua tangan saling bertaut. Diana ketakutan dan Diana tidak bisa mengontrol dirinya hingga dadanya menjadi sesak.

Denis marah dan salah paham padanya.

"Kamu mempermainkanku, Diana?"

Diana menggeleng keras. Diana mencoba menggenggam tangan Denis namun Denis menyentak kasar tangannya membuat Diana menjauh dari Denis.

"Aku ... aku tidak melakukan perbuatan menjijikkan itu."

"Di foto ini jelas-jelas kamu Diana. Apa lagi yang mau kamu sanggah? Atau kamu menganggap foto ini hasil editan Papaku?"

Diana menggeleng. "Bukan. Itu bukan editan. Aku ... itu aku! Iya, itu aku. Aku ... ARGH!"

Diana jatuh terduduk dan meremas kuat rambutnya. Tidak cukup dengan meremas, Diana memukul kepalanya bahkan menarik rambutnya dengan tangis yang memilukan.

"Aku kotor. Aku menjijikkan. Aku ... jangan buang aku, Denis. Jangan buang aku. Aku ...."

Diana tak mampu lagi berkata. Semua kenangan yang coba dia kubur seketika muncul tanpa kendali. Semuanya, tanpa terkecuali.

Berdiri, Diana mendekati Denis yang menatapnya tajam. Diana tidak kuasa melihat perubahan Denis setelah melihat foto yang memuat tentangnya, yang menghantarkan segala pemikiran buruk Denis padanya.

Menangkupkan kedua tangan di dada, Diana menatap Denis memohon.

"Aku kotor tapi aku mohon jangan buang aku. Lebih baik kamu bunuh aku daripada buang aku. Aku ... aku lebih baik mati daripada aku hidup tanpa ada satu orang pun, yang bisa aku jadikan sandaran. Aku ...."

Suara Diana tercekat. Meraih gelas yang berada di meja, Diana membanting gelas itu ke lantai kemudian meraih satu kepingan gelas yang tajam. Diana meraih satu tangan Denis dan mendapat sentakan dari Denis sehingga tangan Denis terlepas. Tidak menyerah, Diana menarik kuat kemudian menahan tangan Denis saat Denis hendak kembali menyentaknya.

Diana membuka kepalan tangan Denis dan meletakkan kepingan gelas itu ke genggaman Denis. Diana mengarahkan tangan Denis yang menggenggam kepingan gelas itu ke lehernya.

"Bunuh aku, Denis. Aku lebih baik dibunuh kamu daripada dibunuh Papa kamu. Aku memaksa dan aku harap kamu bisa menurutinya. Bunuh aku, Denis. Aku ... aku gak mau dibuang. Aku ... aku ingin mati asalkan aku mati di tangan kamu."

Diana menekan lehernya dengan kepingan gelas itu saat Denis tidak juga melakukan apa yang dia inginkan. Diana meringis ketika kepingan gelas itu menyayat lehernya. Rasanya begitu perih, tapi Diana lebih baik seperti ini.

Perlahan sayatan yang semula mengecil semakin bergerak hingga memanjang dan darah mulai merembes dari lehernya. Diana memejamkan mata, menahan sakit di leher dan hatinya. Air mata tak lagi menetes, namun tatapannya mengarah pada Denis dengan sorot penuh kelembutan juga senyum tipis yang diiringi ringisan.

Brak

"APA YANG KAMU LAKUKAN, DIANA?"

Tubuh Diana terkulai lemas di lantai ketika Denis menarik paksa tangannya kemudian mendorong Diana hingga kepalanya membentur sofa. Denis mengumpat dan mendekati Diana yang memegangi lehernya.

"De ... Denis, bunuh aku. Aku ...."

"DIAM!"

Diana tersentak dan terisak, menahan segala rasa yang menghantam dadanya.

Hold Me TightWhere stories live. Discover now