21 | Hold Me Tight

5.2K 238 50
                                    

Denis semalaman menjaga Diana tanpa memejamkan matanya. Khawatir jika Diana sadar saat dirinya tertidur kemudian Diana melarikan diri. Meski Denis tahu Diana tidak akan pergi darinya, namun Denis harus tetap waspada.

Diana memang tidak akan mau pergi darinya, tetapi orang-orang terdekatnya maupun orang-orang terdekat Diana menginginkan Diana pergi darinya. Maka dari itu, Denis harus berada di samping Diana, mengingat Diana berada di rumah sakit, tidak menutup kemungkinan Papanya mengarahkan orang-orangnya membawa Diana.

Denis membelai pipi Diana saat melihat Diana mengerjap kemudian membuka matanya. Tatapan mata mereka bertemu dan Denis mendekatkan wajahnya pada Diana kemudian memberikan kecupan singkat di bibir Diana.

"Apa ini menyakitkan?" Denis mengusap perban yang melingkari leher Diana.

Diana menggeleng pelan dan menggeser tubuhnya dengan satu tangan bergerak menjauhkan tangan Denis dari lehernya. Diana mengalihkan tatapannya dari Denis agar Denis tidak melihat matanya yang berkaca-kaca. Diana menyembunyikan kedua tangannya dalam selimut agar Denis tidak meraihnya.

"Kamu marah?" Denis menaiki brankar dan berbaring di samping Diana dengan satu tangan memeluk perut Diana, sesekali mengusap perut Diana.

"Tatap aku, Diana," Denis menarik dagu Diana hingga mau tidak mau Diana menatapnya.

"Kamu marah? Jika iya, apa yang membuatmu marah? Karena aku memiliki seorang kekasih? Ingat Diana, kita tidak memiliki hubungan apa-apa selain menjadi orang tua yang baik untuk Chika. Aku bebas melakukan apa yang aku mau tanpa harus memikirkan kamu karena aku rasa perasaanmu tidak untuk aku jaga."

"Kenapa kamu tidak jujur dari awal?"

"Memangnya itu penting? Bukankah tujuan kamu mendekatiku untuk mendapatkan perlindungan? Bukan untuk mendapatkan perasaanku. Aku rasa itu tidak penting."

"Setidaknya aku gak terlalu bergantung sama kamu. Kalau begini sama saja kamu menempatkanku dalam posisi yang sulit. Kamu membuatku seperti penjahat."

"Itu pilihanmu sendiri untuk terus bergantung padaku. Kenapa kamu membesar-besarkan masalah ini? Apa kamu berharap pada kedekatan kita?"

Diana menggeleng lemah. "Tidak, aku tidak berharap apa-apa. Aku cukup sadar diri siapa aku di kehidupan kamu. Seperti kata kamu, kita hanya sebatas orang tua yang baik untuk Chika."

Denis tersenyum dan mengecup kening Diana.

"Bagus, Diana. Jadi aku tidak lagi susah payah menyembunyikan siapa Vanya dan lebih leluasa mendekatkan Vanya dengan anak kita. Aku harap kamu tidak mendoktrin Chika mengenai Vanya. Vanya baik."

"Aku tidak akan melakukan itu. Hanya saja kata Chika, Vanya itu ...."

"Vanya baik, Diana. Berhenti ikut campur jika kamu masih ingin bersamaku. Atau kamu ingin kembali pada orang tuamu dan kembali mendapat kekerasan dari Papamu?"

Denis tersenyum miring melihat keterkejutan Diana. Denis mengusap air mata Diana yang menetes.

"Aku tahu semuanya, Diana. Aku rasa ke depannya kamu juga tahu apa yang harus kamu lakukan agar tetap merasakan kedamaian dalam hidup."

"Kenapa kamu berubah?" Lirih Diana menatap Denis terluka. Kedua tangan yang Diana sembunyikan dalam selimut saling meremas dan gemetar ketika sekelebat bayangan mengerikan di masa lalu hadir tanpa bisa Diana kendalikan.

"Siapa yang berubah, Diana? Aku tetap Denis yang dulu, Denis yang kamu kenal. Hanya saja Denis yang saat ini berada di depan matamu mengedepankan logika dalam bertindak dan tidak melibatkan perasaan."

"Kamu masih belum memaafkanku?"

Denis mendaratkan kecupan singkat di bibir Diana kemudian terkekeh pelan.

Hold Me TightWhere stories live. Discover now