26 | Hold Me Tight

4.2K 225 5
                                    

Diana telah selesai memasak untuk makan malam tetapi Diana tidak berani memasuki kamar dan mengajak Denis makan malam bersama. Sejak kejadian sore tadi, Diana sama sekali tidak menyusul Denis ke kamar. Diana berada di kamar Chika, menemani putrinya bermain dan belajar. Bahkan baju yang Diana pakai masih sama dengan baju yang tadi sore Diana pakai.

Diana mandi di kamar putrinya tanpa berganti pakaian. Diana takut untuk masuk ke kamar apalagi saat mengingat raut marah Denis. Denis membanting pintu dan Diana yang melihat itu hanya menghela nafas panjang.

Denis marah pada Diana karena Riko dan Renata memihak padanya. Setidaknya itu yang Diana tangkap.

"Mama!"

Diana tersentak kemudian mengembangkan senyumnya mendengar teriakan putrinya. Diana menunduk, hendak menggendong putrinya yang merentangkan kedua tangan, namun belum sempat Diana meraih putrinya, tangan kekar lebih dulu meraih putrinya. Diana terperangah dan menoleh ke sampingnya dan menemukan Denis menatapnya tajam. Diana sontak menunduk, dia telah membuat kesalahan. Denis tidak memperbolehkannya menggendong Chika, takut menyakiti kandungannya.

Padahal, boleh-boleh saja menggendong Chika asalkan tidak terlalu sering. Tapi, Diana bisa apa selain menurut selagi itu demi kebaikannya.

Diana mengikuti Denis menduduki kursi. Dengan telaten Diana menyiapkan makanan untuk Denis dan putrinya. Tak lupa Diana menuangkan air putih untuk Denis dan putrinya. Setelah Denis dan putrinya mulai melahap makanannya, Diana duduk di kursi yang berseberangan dengan Denis.

Diana tidak makan. Nafsu makannya mendadak hilang setelah mengingat kesalahannya yang semakin membuat Denis marah. Tatapan tajam dan wajah datar yang Denis perlihatkan cukup menjawab semuanya. Diana sedih dan menyesali perbuatannya sendiri, seharusnya dia mengingat kondisinya sendiri. Ada satu nyawa yang harus dia jaga.

Menunduk, Diana mengusap perutnya dan membatinkan kata maaf karena dia sempat ceroboh hingga membuat Denis marah. Ketika Diana mengangkat wajahnya, tatapannya bertemu dengan Denis yang masih menatapnya tajam seraya mengunyah makanannya. Dia terpaku dan meremas jemarinya.

Wajahnya kian masam. Diana tidak suka melihat kemarahan Denis. Diana juga tidak suka di kehamilannya ini membuat suasana hatinya cepat berubah. Diana ingin ke kamar, daripada suasana hatinya kian memburuk, lebih baik dia tidur. Namun saat hendak beranjak, tiba-tiba ada yang menekan bahunya membuatnya kembali terduduk.

Diana memekik dan ketika mendongak, tatapannya bertemu dengan Denis. Diana bungkam dan mengalihkan tatapannya.

"Makan."

Diana menatap tidak minat piring berisi makanan yang Denis sodorkan ke hadapannya.

"Chika kalau sudah makan langsung ke kamar, Mama sama Papa masih ada keperluan di sini."

"Chika ke kamar."

Diana menatap kepergian putrinya dan ingin mengikuti putrinya namun keberadaan Denis di sampingnya membuat sekujur tubuhnya kaku.

Diana mendengar gesekan kursi dengan lantai. Melalui ekor matanya, Diana melihat Denis menduduki kursi di sampingnya. Piring yang semula berada di hadapannya kini diraih oleh Denis kemudian Denis mengarahkan satu suapan padanya.

"Buka mulutnya."

Diana melirik sebentar suapan Denis, ingin menggeleng namun tatapan Denis membuat Diana mau tidak mau membuka mulutnya, menerima suapan Denis.

"Setidak nafsu apapun, kamu tetap makan. Pikirkan anak kita yang butuh asupan. Kecuali kalau kamu gak sayang sama ...."

"Aku sayang sama anak aku! Aku gak nafsu makan juga gara-gara kamu. Kalau kamu gak tiba-tiba marah sama aku, aku gak mungkin takut sampai gak nafsu makan."

Hold Me TightWhere stories live. Discover now