37 | Hold Me Tight

4.3K 286 21
                                    

Denis berkali-kali menghela nafas panjang diikuti umpatan namun terselip kelegaan dalam jiwanya. Kandungan Diana lemah dan beruntungnya Diana cepat ditangani oleh dokter. Andai dia terlambat sedikit saja, resikonya adalah kehilangan. Dia akan kehilangan calon anaknya!

Denis tidak berhenti mengusap kasar wajahnya seraya memandangi wajah Diana yang tampak pucat. Diana belum sadarkan diri dan Denis nyaris frustasi membayangkan jika Diana telat mendapat penanganan. Bukan hanya Diana yang hancur, dia juga tak kalah hancur.

"Sayang."

Denis beranjak dari duduknya ketika Diana mulai membuka mata dan menatapnya tanpa ekspresi. Mengabaikan tatapan Diana, Denis segera memanggil dokter untuk memeriksa kembali kondisi Diana dan memastikan tidak ada yang salah dari kandungan Diana.

Setelah dokter memeriksa Diana dan mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Denis berkali-kali bernafas lega. Hanya saja Diana harus banyak beristirahat dan jangan banyak beraktifitas.

Mendekati Diana, Denis mendaratkan kecupan bertubi di wajah Diana hingga dadanya didorong oleh Diana. Denis menggeram melihat Diana mengusap bekas ciumannya.

Ada yang salah dengan Diana. Diana menolak sentuhannya dan Diana berani menatapnya tajam.

Tersenyum miring, Denis kembali mendekati Diana. Menahan pergerakan Diana yang mendorongnya menjauh. Dikecupnya cukup lama kedua tangan Diana sebelum akhirnya mengarahkan tatapan Diana padanya.

"Kandunganmu melemah dan andai aku tidak bergerak cepat untuk memberi penanganan, kita sudah kehilangan calon anak kita."

Diana menatap Denis terkejut, nafasnya tercekat dengan kepala menggeleng pelan.

"Tidak mungkin."

"Masih menyangkalnya setelah dokter mengatakan secara langsung padaku? Ini semua hasil dari keegoisanmu, Diana! Andai kamu tidak pergi, kandunganmu tidak akan lemah. Kalian pasti baik-baik saja, Chika tidak sakit dan calon anak kita tidak terancam!"

Diana menahan tangisnya. Dia menepis tangan Denis yang hendak membingkai wajahnya. Diana melengos, enggan menatap Denis yang menatapnya penuh amarah.

"Maaf kalau bikin kamu melalui banyak kesulitan karena keegoisanku. Tapi sebelum kamu menyudutkanku, kenapa kamu tidak berpikir lebih dulu? Siapa dibalik dari semua keegoisanku dan kenapa aku memilih pergi bersama Chika? Kamu, Denis ....," Diana menjeda ucapannya dan menatap Denis dengan tatapan muaknya.

"Kamu yang berada dibalik dari semua tindakanku! Andai kamu gak nahan aku buat di sisi kamu, aku gak mungkin gegabah memilih pergi. Chika gak mungkin sakit dan kandunganku gak mungkin terancam. Aku gak peduli semarah apa kamu ke aku karena kepergianku. Aku bodoh banget karena berhasil masuk ke perangkap kamu. Kamu menahan aku, membuat aku bergantungan ke kamu hingga posisiku menjadi lemah sebelum akhirnya kamu berhasil menghancurkanku sampai ke titik terendah. Disaat aku benar-benar yakin kalau aku cinta kamu dan cuma kamu yang aku butuhkan di dunia ini, detik itu juga kamu bawa Vanya. Menyatakan bahwa Vanya perempuan yang kamu inginkan dan kamu cintai. Kamu merusak semuanya. Aku menyerah tapi kamu mempermainkanku. Kalau aku bertahan, memangnya apa yang aku dapatkan kalau bukan kehancuranku sendiri. Aku capek, Denis. Aku capek berjuang melawan traumaku dan segala ketakutanku apabila dengan kondisiku yang hamil ini. Semuanya gak mudah untuk aku jalani. Jika boleh meminta, aku ingin pergi selama-lamanya setelah berhasil melahirkan anak kedua kita. Aku capek. Aku gak tau ke mana tempatku untuk pulang, bersandar dan tempatku berlindung. Aku punya keluarga, tapi mereka tidak bisa memberikan apa yang aku inginkan. Aku punya cinta, tapi cintaku hanya bisa menghancurkanku. Aku punya kekuatan, tapi kekuatanku harus aku serahkan ke kamu, anak-anak kita."

Diana tidak bisa menahan tangisnya. Dia menangis tergugu di hadapan Denis dengan kedua tangan bergetar menahan dada Denis yang hendak mendekatinya. Diana frustasi karena Denis belum juga mau diajak kerjasama. Denis masih menentang keinginannya untuk lepas. Denis masih menahannya dalam hubungan yang tak sehat ini.

Hold Me TightWhere stories live. Discover now