"Boleh aku gendong?" Tanya Jaehyun
"Boleh kau Daddy nya " Taeyong kemudian menyerahkan sikecil ke gendongan sang ayah
Jaehyun menerimanya dengan hati hati, dia seakan sedang membawa sebuah kaca yang jika sekali dia lengah, maka itu akan pecah dan hancur.
Saat sedang hanyut dalam tatapan sendu nya Jaehyun mencoba merasakan rasa sedih nya amat menguap sekarang juga. Anaknya yang seharusnya bisa mendapatkan afeksi pertama dari ayahnya, ucapan selamat datang kedunia, bahkan seharusnya kecupan lembut baru bisa dia rasakan sekarang.
"Anak Daddy anak Daddy, selamat datang sayang. Daddy menyayangimu" ucap Jaehyun sembari mengecup pipi Mark sebagai ungkapan rasa penyesalannya.
Flashback off
Jhonny yang mendengar itu, hanya mampu bernafas panjang.
"Tak ada bedanya aku dan kamu Jaehyun, tapi Tuhan ternyata masih memberikan kita kesempatan yang kedua. Perihal 2 hadiah Tuhan yang kita miliki saat ini perlu kita sadari, mereka sudah pernah kita sakiti hatinya. Maka aku harap kau mau tetap seperti ini menyayangi mereka setulus hatimu" nasihat sang kakak mulai masuk ke telinga Jaehyun
"Akan aku beri kak, apapun yang mereka mau dan butuhkan. Aku hidup karena ada mereka, jadi pantang bagi sekarang untuk membuat mereka sakit hati"
"Kita perbaiki keluarga kecil kita berdua bersama Jae. Jika mungkin aku salah sebagai adik tak salah jika kau menegurku, sama dengan hal nya aku. Jika kau salah maka kakak akan berikan jalan yang benar" ucap Jhonny diakhiri tepukan pundak pada Sang adik
"Bicaralah dengan Taeyong, berikan dia semangat untuk kali ini, temani dia, dukung dia jae"
Setelah perkataan dan nasehat dari Jhonny, Jaehyun minum sisa kopi paginya. Dia mulai melangkah menuju kamar nya, yang sudah berubah dilantai satu menghadap ke arah kolam renang.
Pemandangan yang dia lihat pertama kali adalah punggung kekasihnya yang menghadap ke arah jendela membelakangi pintu. Kemudian dia lihat Mark yang sudah turun ke karpet bulunya bermain dengan beberapa mainan di bawah ranjang Taeyong. Dengan posisi ini Taeyong masih tetap bisa memantau sang anak.
Jaehyun bawa langkah nya untuk mendekat ke arah depan Taeyong yang ternyata masih terlelap tidur seperti nya. Membawa kedua lututnya bersimpuh dihadapan perut besar kekasihnya. Rasanya tangannya ngilu mengingat seberapa jahatnya dia dulu, mengingat seberapa lapang hati Taeyong menerima buruknya suaminya dulu. Mungkin jika Taeyong diberi kesempatan untuk bisa memilih suami lagi dengan ikhlas Jaehyun siap jika itu bentuk kebahagiaan Taeyong.
Jaehyun bawa tangan kanan nya untuk mengelus sang anak kedua nya dari luar perut ibunya.
"Anak Daddy, sehat sehat ya, maaf Daddy masih banyak kurangnya. Percayalah hidupmu berkah selalu pasti jika ada mommy ya, adek di dalem baik-baik maaf harus lahir dengan Daddy yang seperti ini. Mommy baik sayang, kakak juga yang jahat Daddy disini, jadi Daddy minta maaf ya " suara Jaehyun yang terdengar serak karena air matanya tidak bisa terbendung
Taeyong sebenarnya tidak benar benar tidur, dia hanya sedang memejamkan mata efek bangun tidur saja. Tapi ketika dia merasa Jaehyun menangis dia buka kedua matanya perlahan, terlihat temukan garis dahinya bingung kenapa Jaehyun tiba - tiba seperti ini.
"Daddy kenapa?" Tanya Taeyong pelan
"Hiks hiks" Jaehyun bawa kanan tangannya menutup sebagian wajahnya karena malu menangis cengeng
Mark yang mendengar itu segera berbalik badan, berjalan secara agar tergesa gesa untuk melihat Daddy nya. Taeyong juga mulai bangkit dari tidurnya mendudukkan diri serakah mengelus perut besar nya.
"Daddy kok nangis, kakak nakal ya?" Tanya Mark yang membawa tangannya menuju wajah Jaehyun
Jaehyun yang merasakan si sulung mengatakan hal itu segera membuka matanya dan meraih tubuh sang kakak.
"Kakak hiks gak nakal anak Daddy baik hiks. Daddy yang jahat hiks hiks, maaf kan Daddy sayang" ucap Jaehyun sembari memeluk anak sulung nya, memberikan kecupan kecupan dikepala
"Harusnya Daddy ada waktu kakak lahir, ngelihat kakak untuk pertama kalinya, jadi orang pertama yang suaranya harus kakak dengar hiks, tapi Daddy jahat" racau Jaehyun
"Jae"
Akhirnya Taeyong paham kenapa Jaehyun menangis, ternyata luka lama yang telah Taeyong pendam kembali diungkit nya. Jujur beberapa kali trauma nya datang kembali, sakit rasanya membuat dia seakan takut untuk membawa anak keduanya datang kedunia.
"Taeyong jika salah ku banyak maka aku minta pengampunan pada mu, luka nya sakitnya traumanya akan aku berikan obat nya bahkan jika harus ku cari sampai keujung dunia. Tapi ku mohon berikan aku kesempatan menjadi yang pertama untuk adek, aku mohon jangan sendiri lagi bawa sakitnya berikan padaku juga ya? "
Taeyong bawa kedua tangannya mengusap tetesan air mata di pipi Jaehyun, mengusap pelan kebelakang rambut suaminya, memberikan afeksi ketenangan agar tangis sedikit mereda.
"Sakit nya masih teras?" Tanya Jaehyun
"Masih" jawab Taeyong tenang sembari terus usap air mata suaminya
"Masih sangat?" Tanya Jaehyun lagi
"Ung" jawab Taeyong lagi
"Hiks hiks, mau obati pakai apa? A-aku harus seperti apa? Ayo beritahu aku sayang hiks!! Aku..aku mau berikan semua nya" jawab Jaehyun dengan tangis yang semakin menggema
"Berikan kasih sayang kepada aku sebagai pendamping hidupmu, sebagai rumah mu tempat pulang yang paling kau tunggu. Jadikan aku semesta mu yang benar benar kau jaga Jae, tak apa yang dulu ku anggap sebagai awal ujian yang telah ditakdirkan untuk ku"
"Ajari kakak cara menjadi laki-laki yang tahu akan sakralnya ikatan pernikahan, ajar adek nantinya menjadi sosok kuat sepertimu. Kau Daddy yang baik jika kau mau tetap berubah menjadi lebih baik, kak Mark kecilnya sudah sama sama kita sakiti, adek saja yang belum lahir juga terkena imbasnya. Jadi, tak ada obat selain kita berdua tetap mau untuk bersama belajar menjadi orang tua yang baik untuk keduanya. Apakah kau mau Daddy?" Tanya Taeyong dengan lembut
"Mau mau mau aku mau, tetap bersama ku sayang. Kau rumahku mau semestaku kau segalanya " kata Jaehyun tegas
"Aku menyayangimu Taeyong" Kata Jaehyun diakhiri kecupan dibibir Taeyong
"Aku juga Jaehyun "
YOU ARE READING
MY Universe ^{Jaeyong}^
Teen FictionBagaimana jika seseorang kehilangan dunianya karena kesalahannya sendiri? Tersiksa bukan? Dunia bukan hanya tentang uang, kekuasaan, dan ambisi. Dunia nya berbeda ada rindu yang tekurung dan ada sesal yang meraung!! Bahkan semesta tidak bisa mengam...
42. Mark anakku
Start from the beginning
