Taeyong belum menyadari kedatangan sang suami, karena cukup fokus mengagumi anugerah tuhan yang telah di titipkan kepadanya. Jaehyun memandang sendu kepada kedua belahan jiwanya. Rasanya kebas remuk redam melihat Taeyong memberikan peringatan kepada anak nya untuk tidak membencinya.

Jaehyun mulai mendekat kearah banker itu, menyadarkan Taeyong akan keberadaan nya. Jaehyun mulai duduknya diri diatas ranjang Taeyong

"Hai" sapa Jaehyun untuk pertama kali

Taeyong yang kaget karena wajah sembabnya, segera menoleh dan melihat wajah pria yang dari kemarin sudah dia sumpahi habis habisan, yang dia doakan dalam sakit kontraksi nya untuk bangkrut saat itu juga. Tapi saat suara tangis bayinya terdengar, Taeyong tarik perlahan doa doa buruknya.

Jaehyun bawa tangan kanannya, menghapus jejak air mata di pipi pujaan hatinya. Sesak benar benar sesak, rasanya tikaman pisau lebih baik saat ini dari pada melihat Taeyong berjuang sendirian.

"Maaf ya baru datang sekarang" Kata Jaehyun lembut

Taeyong masih belum bersuara, tapi dalam batinnya

'maaf mu sudah ku maafkan Jae, tapi sakitnya mungkin akan ku bawa sampai tua'

"Sakit sekali pasti?" Tanya Jaehyun kembali

Taeyong masih belum bersuara, tapi dalam batinnya

'lebih sakit melihat mu memilih bersenang senang dari pada menemani ku mendengar tangis bayi pertama kita'

Tak sadar air mata Taeyong kembali jatuh, bukan perihal rasanya melewati proses lahiran sendiri. Tapi melihat Mark yang saat membuka matanya tidak melihat Daddy yang seharusnya jadi orang pertama yang dia rasakan kehangatan nya.

"Maaf sayang maaf maaf kan aku" rasanya penyesalan maaf tak mampu membayar sakit hati istrinya

Taeyong mulai mengatur nafas nya, dia tidak ingin dihari pertama anaknya lahir dia melihat mommy dan Daddy nya bertengkar.

"Mau kamu nama kan siapa dia?" Pertanyaan pertama yang Taeyong tanyakan

Jaehyun yang kaget karena ternyata dia baru ingat belum membicarakan nama dengan Taeyong untuk anak pertamanya.

"Ehm kau ingin menamakan siapa?" Tanya Jaehyun balik

"Aku ikut dengan mu saja" jawab Taeyong seadanya

"Bagaiman kalau Jung Minghyung? Panggilannya Mark?" Tanya Jaehyun ragu

"Baiklah" jawab Taeyong kemudian berpaling untuk menatap Mark

"Kenapa kau memilih kelas 3? Bukankah tidak cukup nyaman?" Tanya Jaehyun mengingat Taeyong memilih kamar bersalin yang berisi 4 ibu bersalin lainnya

"Kau lupa belum men transfer uang bersalin ku dan aku hanya memiliki uang untuk membeli kamar ini , karena takut kau masih akan ada kegiatan lagi dan belum bisa menjengukku dan Mark"

Jawaban Taeyong itu menjadi sebuah tumpahan besi panah di dalam hati Jaehyun. Bahkan uangnya bisa membeli rumah sakit ini tapi karena kesibukan nya dia sampai lupa memberikan uang untuk persalinan Taeyong.

"Maaf kan aku ehm? Sekarang kita cari yang VVIP ya. Kasihan kau dan Mark butuh istirahat " tawar Jaehyun lembut

"Tak usah disini saja, banyak orang juga. Jadi kalau semisal nanti dirimu ada urusan lagi dan memilih meninggalkan kami, aku bisa meminta bantuan mereka."

Jaehyun melihat ke sekeliling ranjang Taeyong, melihat 4 pasangan orang tak baru yang terlihat ceria menyambut kehadiran buah hati mereka. Ada suami yang mengupaskan buah untuk istrinya, ada yang sedang menimang nimang anaknya, dan ada juga yang sedang bergurau dengan istrinya. Terlihat mereka hanya keluarga sederhana tapi hangat, sedangkan dibankar Taeyong terlihat kesedihan yang terpancar.

MY Universe ^{Jaeyong}^Where stories live. Discover now