33 | Hold Me Tight

Start from the beginning
                                    

"Kamu melakukan semuanya untuk membalas dendam pada Diana, Denis."

Denis tertawa pelan kemudian melirik Papanya yang menyaksikan pertengkarannya dengan Mamanya di sofa seraya menyesap kopi. Mengerti sedang ditatap olehnya, Papanya beranjak mendekatinya dan Mamanya.

"Denis tidak bersalah. Sudah seharusnya Diana mendapatkan semua ini," ujar Papanya yang menjadi penengah. Ah tidak, Papanya berada di pihaknya.

"Baiklah, terserah kamu. Mama hanya berharap setelah ini kamu jangan lagi mencari Diana. Mama juga berharap Diana pergi sejauh mungkin agar kamu tidak bisa menggapainya disaat penyesalan menghampirimu. Teruslah sepemikiran dengan Papamu. Terus membenci Diana dan jangan sampai mulutmu itu mengatakan mencintai Diana. Mama memang pernah membenci Diana, tapi Mama mengerti jika Diana tidak sepenuhnya salah. Diana hanya perempuan yang memperjuangkan haknya meski dengan cara salah. Setidaknya Mama lega karena telah gagal menahan Diana agar tidak membawa Chika pergi. Denis, mama harap hidup kamu setelah ini baik-baik saja bersama kekasihmu yang akan menjadi istrimu. Sekarang kamu bebas, Chika bersama Diana. Kamu bebas menghabiskan seluruh waktumu bersama kekasihmu. Jangan khawatir, Mama tetap menyayangimu dan selalu mendukung apa yang kamu lakukan."

Denis menatap kepergian Mamanya dalam diam sebelum akhirnya menatap Papanya yang tersenyum puas.

"Apa maksud Mama?" Tanyanya pada sang Papa.

"Diana pergi."

"Tidak, bukan itu. Soal Chika. Dimana anakku?"

"Bersama Diana. Papa membantumu agar hidup tenang bersama calon istrimu."

Denis tercekat dan menatap Papanya tidak percaya. Bahkan saat Papanya tersenyum dan menepuk bahunya, Denis menepis tangan Papanya.

"Kenapa Papa menyerahkan anakku pada Diana? Apa Papa lupa bagaimana aku dulu berjuang agar bisa menemui Chika? Dan sekarang dengan mudahnya Papa menyerahkan Chika pada Diana yang entah dimana meraka berada. Pa, Denis memang membenci Diana, tapi Chika segalanya bagi Denis!"

"Untuk apa kamu masih mempertahankan Chika yang di dalam tubuhnya juga mengalir darah dari Diana. Kamu bisa memberikan Papa cucu bersama kekasihmu."

Denis menggeram dan meninggalkan Papanya dengan amarah yang membuncah. Memasuki mobil, Denis memukul kemudi dan mengacak kasar rambutnya. Matanya memerah dan berkaca.

Denis memang pernah memarahi putrinya, tetapi kehilangan putrinya bukanlah sesuatu yang diinginkan. Lagi, Denis seperti kembali ke masa yang telah berlalu. Dia kembali berjuang untuk mendapatkan putrinya. Lagi dan lagi Diana menguasai putrinya.

Meremas kuat rambutnya, air mata Denis jatuh tanpa bisa ditahan. Semenjak kejadian perceraiannya dengan Diana dan hak asuh putrinya jatuh ke tangannya, Denis bertekad akan terus menjaga putrinya dan tidak akan membiarkan putrinya jauh darinya. Kenyataannya, Denis kembali kalah dari Diana.

Denis kehilangan lagi.

Denis tidak peduli kemana Diana pergi asalkan jangan membawa putrinya. Sekarang, Denis tidak tahu ke mana Diana membawa Chika pergi. Tempat apa yang Diana jadikan persembunyian agar tidak bisa dijangkaunya.

Tapi, Denis tidak akan tinggal diam. Apapun akan dia lakukan untuk mendapatkan putrinya. Meskipun Papanya dengan santainya mengatakan jika dia bisa memiliki keturunan dengan Vanya, tetapi Chika tetap menjadi anaknya, anak yang disayanginya.

Meskipun mendapatkan putrinya dengan cara membunuh Diana, akan Denis lakukan itu selagi putrinya kembali padanya.

Denis berdecih dan menghapus kasar air matanya yang menunjukkan kelemahannya. Denis memang lemah jika menyangkut Chika. Melirik malas pada ponselnya yang terus berdering, mau tidak mau Denis mengangkat telfon dari Vanya yang tentu saja setelah Denis mengangkatnya, rentetan pertanyaan dengan nada khawatir menyapa pendengarannya. Meski enggan berbagi cerita, pada akhirnya Denis memberitahu Vanya apa yang sedang dialaminya hingga Denis memutuskan untuk menemui Vanya di rumahnya.

Hold Me TightWhere stories live. Discover now