28 | Hold Me Tight

Start from the beginning
                                    

"Gak apa-apa, aku ngerti," ujar Diana memaklumi. Cukup paham apa yang Denis lakukan bersama Vanya hingga tidak mendengar bunyi ponselnya dan lupa segalanya, lupa jika ada dirinya yang mengkhawatirkan lelaki itu.

Diana beranjak namun Denis menahan tangannya.

"Aku mau tidur, ngantuk. Setelah melihat kamu dalam keadaan baik-baik saja tiba-tiba aku mengantuk," Diana melepas tangan Denis namun tentu saja Denis tidak akan memberinya kemudahan. Tanpa berkata, Denis menggendongnya dan membawanya ke tempat tidur.

Tanpa sempat Diana menolak, Denis membaringkan tubuhnya ke tempat tidur kemudian memeluknya dengan erat. Denis mengecupi bibir Diana berkali-kali seraya menggumamkan kata maaf yang hanya Diana balas dengan anggukan. Diana mendorong Denis menjauh dan berkata, "Udah. Lebih baik kamu mandi, bau percintaan di tubuh kamu bikin aku mual."

Diana mengusap bibirnya yang baru saja diserang oleh Denis kemudian beranjak duduk dan memberi jarak dengan Denis yang mencium aroma tubuhnya sendiri.

"Aku sudah mandi."

Diana terdiam kemudian tertawa pelan.

"Jadi dugaan aku benar."

"Kamu jebak aku?"

Diana menatap Denis lekat. "Siapa yang jebak kamu? Aku cuma menebak apa yang kamu lakukan selama tiga jam di rumah Vanya. Dugaan aku benar, kamu tidak hanya mengantar Vanya."

"Diana ...."

"Aku gak marah, kamu tenang aja. Aku cuma ... maaf, mungkin ini hormon kehamilan yang bikin aku merasa gak nyaman di dekat kamu. Untuk malam ini sampai gak tahu kapan, aku izin tidur di kamar Chika. Aku gak mau anak kita merasa gak nyaman di sini bersama kamu."

Denis sontak memeluk Diana, menahan Diana yang hendak meninggalkannya.

"Siapa yang kasih kamu izin untuk tidur di kamar Chika? Aku gak izinin. Tempat kamu itu di sini, tidur di samping aku."

Diana menghela nafas panjang dan membiarkan Denis memeluknya.

"Denis, jangan egois. Ini bukan kemauan aku, ini kemauan anak kamu."

Denis melepas pelukannya dan menatap Diana tajam.

"Jangan bawa-bawa anak kalau itu kemauan kamu sendiri karena kamu cemburu aku tidur dengan Vanya."

Diana melengos, enggan menatap Denis yang menatapnya tajam. Diana lemah dan tidak bisa mengontrol dirinya sendiri jika dia memang cemburu dan marah saat mengetahui Denis tidur dengan Vanya.

"Aku gak cemburu."

"Kamu pikir aku percaya? Mata kamu gak bisa bohong," Denis memaksa Diana untuk menatapnya dan menemukan mata Diana berkaca-kaca membuatnya menggeram marah, marah pada dirinya sendiri yang kembali menjadi alasan Diana bersedih.

"Maaf."

Kepala Diana tertunduk dalam. Pada akhirnya Diana memilih jujur, membiarkan Denis tahu mengenai isi hatinya. Memangnya, istri mana yang akan baik-baik saja saat tahu suaminya tidur dengan perempuan lain kemudian bermanja pada istrinya setelah menuntaskan hasrah dengan yanga lain? Sekalipun Vanya adalah calon istri Denis, apa Denis tidak bisa menghargainya?

"Kamu tidak salah. Aku yang meminta maaf karena membuat kamu khawatir," lirih Denis seraya memeluk Diana dan mendaratkan kecupan bertubi-tubi di kening Diana.

"Sudah tiga kali kamu bawa Vanya ke sini selama hampir satu bulan dan tiga kali juga kamu lama ngantar Vanya. Apa aku boleh marah sama kamu yang seenaknya? Setelah puas bersama Vanya, kamu manja-manja sama aku. Denis, aku risih saat kamu dekat-dekat aku setelah bersetubuh dengan Vanya. Setiap kamu dekat-dekat, aku pengen muntah tapi aku tahan buat jaga perasaan kamu. Tapi, apa pernah kamu jaga perasaan aku? Kamu bebas bawa Vanya ke sini bikin anak kamu sendiri selalu nangis karena dipaksa menghabiskan waktu bersama Vanya sementara aku harus mengurung diri di kamar dan menahan diri buat gak lari memeluk Chika saat mendengar tangisan Chika."

Hold Me TightWhere stories live. Discover now