Bab 44

315 10 0
                                    

Happy reading
Jangan lupa votenyaaa

___

"Gimana mau move on kalau setiap hari ketemu, ngeselin."
-Cinta Alecia

Cinta tidak memusingkan ucapan Cyla. Seperti biasa, hari ini Cinta pulang bersama Langit.

Langit senantiasa mengantar maupun menjemput Cinta, jika Langit ada rapat OSIS sepulang sekolah, Langit menyempatkan mengantar Cinta terlebih dahulu.

Padahal Cinta sudah menolak, namun Langit bersikukuh untuk mengantar Cinta.

"Hai kak, udah lama nunggu?" Cinta menyapa Langit yang menunggunya diluar kelas.

"Gak kok, baru kesini." Langit tersenyum.

"Kak Langit gak ada rapat?" Cinta mendongak menatap Langit.

Langit menggeleng. "Gak ada, mau langsung pulang atau mau mampir ke suatu tempat?"

Cinta mengetukkan jarinya didagu. "Ke toko buku dulu ya kak, Cinta mau beli komik."

"Ayo!"

Langit dan Cinta berjalan beriringan, saat melintasi kelas Geo Cinta melirik sekilas, dan kebetulan Geo menatap kearah Cinta.

"Ngapain gue ngelihat kesana segala sih." Gumam Cinta.

"Kenapa Cin?" Langit menatap ke Cinta.

Cinta menggeleng. "Gak ada apa-apa kok kak."

Mereka terus berjalan beriringan, suasananya tiba-tiba menjadi hening.

"Cinta! Pulang bareng gue yuk!" Nayla tiba-tiba datang dan merangkul Cinta.

Mereka berjalan berdampingan bertiga, Cinta berada ditengah, kanan kirinya Nayla dan Langit.

Cinta mengernyitkan dahinya. "Lo gak sama Alden? Biasanya lo berduaan mulu sama Alden."

"Alden yang nempel-nempel gue mulu, gue ogah deket-deket dia." Nayla bergidik.

"Hati-hati naksir, mending lo sama Alden Nay daripada adeknya kak Langit." Cinta merangkul bahu Nayla.

"Nah bener, adek gue juga kayaknya gak bakal suka sama tante-tante."

Nayla memelototkan matanya. "Gue baru 16 tahun! Gue sama adek lo selisih setahun, enak aja gue dipanggil tante."

"Adek gue nyarinya yang umur dibawahnya, bisa dibilang dia nyarinya yang imut-imut." Langit sengaja mengompori Nayla, sebenarnya adiknya tidak mengatakan tipe idamannya kepada Langit.

"Padahal kan gue juga imut." Nayla menangkup kedua pipinya.

"Lo bukan imut-imut, tapi amit-amit hahaha." Langit tertawa dengan kencang.

"Garing lo!" Nayla memutar bola matanya jengah.

Cinta yang berada ditengah-tengah terkekeh mendengar interaksi Nayla dan Langit, menurutnya sangat lucu.

"Gak sopan lo sama gue. Lihat aja gak bakal gue restuin lo sama adek gue."

Nayla seketika panik. Nayla menatap Langit dengan memelas. "Maafin gue kakak ipar, mulut gue kadang gak bisa dikontrol."

Langit tidak menanggapi, justru menjulurkan lidahnya.

"Kalau bukan kakaknya udah gue tendang." Nayla mendengus.

"Kalian lucu banget, cocok deh." Cinta terkekeh.

Nayla menghela napas panjang. "Misalkan di dunia ini hanya ada gue sama kak Langit, gue milih ngejomblo seumur hidup."

Pretend Boyfriend [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ