Bab 14

322 41 13
                                    

Happy reading
Jangan lupa votenyaa

_____

"Panas banget, kayak lihat gebetan punya pacar."
-Cinta Alecia

Cinta berjalan dengan menghentakan kakinya menuju ruang guru yang tadi diperintahkan oleh pak Samsul.

Disepanjang jalan Cinta terus mendumel dan mengumpati Geo.

"Geo brengsek lihat aja nanti gue bales." Cinta mengepalkan tangannya diudara.

Cinta kini telah sampai didepan ruang guru.

Ceklek.

Cinta mencari ruangan pak Samsul, setelah terdapat tulisan Samsul di depan ruangan, Cinta segera masuk.

"Permisi pak." Cinta masuk sambil memandang ruangan pak Samsul.

Sekolah yang ditempati Cinta merupakan sekolah cukup elit, jadi setiap guru mempunyai ruangan masing-masing.

"Duduk." Pak Samsul menatap kursi yang berada dihadapannya.

Cinta segera duduk dengan santai.

"Kamu tau kan kesalahanmu?" Pak Samsul menatap Cinta dengan serius.

"Iya pak Cinta tau, Cinta ngaku salah." Cinta menjawab dengan tegas.

"Bagus, sekarang kamu hormat ditiang bendera sampai bel pulang berbunyi." Pak Samsul menyunggingkan senyum.

Cinta cengo, matahari sedang terik-teriknya. Kulitnya bisa gosong.

"Tapi panas pak." Cinta menatap pak Samsul dengan memelas, berharap gurunya akan iba, namun itu semua sia-sia.

"Pilih hormat atau bersihin seluruh kamar mandi selama seminggu?" Pak Samsul masih tetap tersenyum, puas sekali membuat Cinta jera.

"Baik pak saya milih opsi pertama, sekarang juga saya laksanakan." Cinta bangkit dan berlari menuju lapangan.

"Gak mikir si Samsul ngasih hukumannya." Gumam Cinta.

"Eh mulut gak boleh durhaka sama guru." Cinta menepuk-nepuk mulutnya.

Cinta menatap kearah lapangan sambil menghembuskan napas panjang.

"Sabar Cinta." Cinta mengusap-usap dadanya.

Cinta berjalan ketengah lapangan dan melakukan apa yang disuruh oleh pak Samsul.

"Pasti gue bakal gosong." Saat Cinta mendongak, sinar matahari menyambut wajahnya.

"Sial, panas banget." Keringat mulai muncul, padahal belum ada lima menit Cinta berdiri di lapangan.

10 menit.

20 menit.

25 menit.

"Panas." Cinta mengusap dahi dan pelipis yang bercucuran keringat.

Geo yang baru saja keluar dan berjalan menuju kelasnya, saat melewati lapangan, terlihat Cinta yang sedang berdiri dan memberi hormat bendera.

Geo meringis, pasti Cinta terus menerus mengeluh panas, Geo menengadahkan kepalanya menatap matahari yang menyilaukan mata.

Geo kembali menatap Cinta lalu melanjutkan jalannya, namun bukan menuju kelas, tapi menuju kantin.

Niatnya Geo ingin membelikan Cinta minuman, Geo merasa bersalah dengan Cinta.

"Kapan kelarnya sih." Cinta mengibaskan tangannya diwajah. Cinta menunduk menutupi wajahnya yang terkena sengatan matahari.

Tiba-tiba terdapat seseorang yang berdiri dihadapan Cinta sambil menyodorkan minuman.

Pretend Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang