tiga puluh empat - Sabrina Errasya

1.1K 132 7
                                    

CHAPTER INI DIAMBIL DARI DI SUDUT PANDANG RAKA. HARI TERJADINYA KECELAKAAN SESHA DAN ERRASH.

🍩

Siang itu tanpa ada yang bisa mencegahnya, Raka meninggalkan pekerjaanya begitu saja. Ia mengemudikan mobilnya ke rumah sakit tempat Sesha dan Errash dilarikan dengan perasaan kalut. Banyak wartawan yang menunggu di parkiran rumah sakit untuk mengetahui kabar selanjutnya dari Errash. 

Di sana, di depan ruang ICU, keluarganya berseteru dengan manager Errash. Oma dan Opa duduk bersama Papi dan maminya sedikit jauh dari keributan Satria—ayah Sesha—dengan manager Errash.

"Kamu yang dipercaya menjaga Errash sejak kecil, dan sekarang apa? Mengendalikan sifat brengseknya saja kamu nggak mampu!" 

"Mas, udah. Malu didengar sama yang lain." Tiar—sang istri—berusaha menenangkan.

Raka menghampiri situasi yang tampak masih tegang itu. Ia menghampiri Kevan yang terduduk lemas, mengabaikan keributan di depannya. "Van."

"Errash selingkuh," ujar Kevan.

Ia bahkan belum sepenuhnya duduk dan merileks-an bokongnya saat pernyataan itu terdengar. 

"Si bajingan itu nggak pantas sama kakak gue," katanya.

Raka menatap mami dan papinya, Bian menggeleng samar. Mereka enggan ikut campur lebih dalam.

"Selingkuhnya tuh gimana? Main sama cewek?" tanya Raka.

"Pertanyaan lo nggak perlu jawaban," kata Kevan ketus. "Lo nggak lihat apa yang udah dia perbuat ke kakak gue? Sesha koma!"

Belum sempat Raka menjawab, dokter dan beberapa perawat keluar dari ruangan di depan mereka. "Mohon maaf Pak, Bu, bapak Pramuerrash tidak bisa kami selamatkan. Hari ini, pada pukul dua siang, lewat tiga puluh empat menit, bapak Pramuerrash telah meninggal dunia."

Mendadak di sekelilingnya terasa kacau. Raka bahkan tidak bisa mengenali suara tangisan siapa pun saking berisiknya. manager Errash terduduk lemas di bangku yang jauh dari kerumunan, ia menumpu tubuhnya pada lutut yang disangga oleh siku. Bahunya bergetar hebat.

Pramuerrash telah meninggalkan semua yang dimilikinya. 

Istrinya, pekerjaan, masalah yang belum selesai, dan  pertanyaan-pertanyaan yang belum sempat pria itu jawab beberapa bulan lalu padanya.

Tiar menangis tersedu-sedu di pelukan Kiera. Lalu... bagaimana dengan Sesha? Sehancur apa perasaan wanita itu kalau tahu suaminya sudah tiada?

Jasad Errash segera dikebumikan hari itu juga, semua diurus oleh managernya. Ia telah mengonfirmasi pada media, agensi dan seluruh brand dan proyek yang bekerja sama dengan Errash bahwa sang bintang utama tidak bisa lagi bergabung.

Saat hari beranjak malam, para keluarga sudah pulang termasuk Satria yang pulang untuk mengurus masalah ini. Tersisa Tiar dan Raka yang berada di ruang rawat inap, sementara Kevan sedang ke kantin rumah sakit membeli makanan. 

"Tante sangat menyayangi Sesha melebihi apapun. Dia putri kami, tentu semua harus yang terbaik untuknya. Tante pikir, menikahkannya dengan Errash membuat Sesha bahagia, masa depan mereka akan terjamin, tapi..." terdengar isak tangis lagi dari Tiar. Ia menggenggam jemari dingin anaknya yang tak kunjung membuka matanya. "Tante salah. Selama ini Sesha merasakan semuanya sendirian. Tante nggak tahu kalau ternyata mereka sering bertengkar."

Raka yang duduk tak jauh dari ranjang Sesha menghela napas kasar—entah sudah yang keberapa kalinya. Ia masih berusaha mencerna semua kejadian yang dialami sepupunya.

TARAKA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang