2 | Hold Me Tight

Start from the beginning
                                    

"Sama siapa ke sini?" Tanya Papa Diana sembari menarik kursi plastik untuk Denis duduki.

"Sendiri."

Terlihat Papa Diana terkejut sebelum akhirnya tertawa. "Om kira sama Chika."

"Chika baru pulang sekolah dan Saya menyuruhnya beristirahat di rumah," Papa Diana mengangguk.

"Gimana Chika di sekolah? Minta ditungguin atau berani sendiri?"

"Chika berani sendiri."

"Syukurlah."

Denis tersenyum tipis ketika Mama Diana menghampirinya dan terkejut melihat kedatangannya tanpa Chika. Setelah menyapanya, Mama Diana berlalu meninggalkan warung untuk mengecek rumah dikunci atau tidak dan Denis hanya mengangguk mengiyakan.

"Gimana kabar Om dan Tante?" Tanya Denis tiba-tiba padahal baru tiga hari mereka bertemu, mengantar putrinya bermain di rumah Kakek dan Neneknya.

"Kabar kami baik," jawab Papa Diana sedikit bingung dengan pertanyaan Denis.

"Meski putri kalian hilang tanpa kabar?"

Denis mengamati perubahan ekspresi lelaki paruh baya di hadapannya yang langsung menatapnya dengan tatapan kesedihan yang kemudian berubah menjadi tatapan datar.

"Setidaknya kami masih bernafas sampai sekarang tanpa kekurangan apapun," ujar Papa Diana menatap Denis lekat yang Denis balas dengan tatapan memicing.

"Baiklah, sepertinya Saya tidak perlu basa-basi lagi. Kedatangan Saya ke sini untuk bertanya dan Saya membutuhkan jawaban yang jelas, dimana Diana?" Tatapan Denis menajam.

"Bukankah aku sudah bilang dia tidak pan---"

"Saya melakukan ini demi Chika. Putri Saya merindukan Mamanya dan Saya tidak akan tinggal diam melihat putri Saya bersedih karena merindukan Mamanya," potong Riko cepat membungkam Papa Diana yang tersentak.

"Chika ... cucuku merindukan Mamanya?"

Denis mengangguk dan memijit pelipisnya, "Saya lelah mendengarnya. Setiap kesempatan Chika selalu menanyakan keberadaan Mamanya dan Saya lelah terus berbohong pada Chika. Apa Om bisa memberitahu Saya dimana Diana? Setidaknya biarkan putri Saya bertemu dan memeluk Mamanya walau sebentar untuk mengobati rasa rindunya."

Denis mengerut kening melihat tatapan sendu Papa Diana yang dia rasa ada yang tidak beres mengenai Diana.

"Apa benar kamu melakukan semua ini demi Chika? Bukan karena ingin membalas dendam pada putriku karena telah menyia-nyiakanmu?" Tanya Papa Diana dengan suara serak membuat Denis tertegun dan sontak menggeleng.

"Saya tidak dendam pada Diana. Semenjak bercerai Saya menganggap semuanya telah usai."

Papa Diana menatap Denis lekat, mencari kebohongan dibalik tatapan penuh keyakinan Denis yang membuat lelaki paruh baya itu menghela nafas panjang.

"Diana tidak kemana-mana."

"Maksud Om?"

"Diana bersama kami, di sini," lirih Papa Diana menatap Denis sendu yang mampu membuat tubuh Denis menegang dengan jantung berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Diana ada di sini?"

Papa Diana mengangguk pelan. "Ingin melihatnya?" tawar Papa Diana yang tanpa berpikir jernih Denis justru mengangguk dan mengikuti langkah Papa Diana menuju rumah.

...

Denis merasa pasokan udara di sekitarnya kian menipis, dadanya seperti dihantam ribuan ton dan tatapannya tidak lepas dari pemandangan yang ada di hadapannya. Tubuhnya mendadak kaku, bahkan mulutnya seakan kehilangan kata-kata melihat perempuan yang selama ini selalu putrinya tanyakan duduk termenung di depan jendela dengan menekuk kedua kaki dan meletakkan kepalanya di atas lututnya.

Hold Me TightWhere stories live. Discover now