49. Awal dari segalanya

2.8K 354 82
                                    

"Ki, bentar lagi dekornya selesai, lo tinggal ulur waktu aja. Tapi jangan sampe Ayyara curiga."

"Iya bawel."

"Cih. Dasar homo brengs––"

Tut.

Kian langsung memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak dan langsung memasukkannya kembali ke dalam saku celana jeansnya.

Ia lalu berbalik dan melangkah mendekati Ayyara yang sedang berdiri di pinggir jalan dekat motor yang terparkir sembari memakan jajanan kaki lima favoritnya. "Ayy sebelum pulang, kita motoran dulu ya. Ke tempat favorit gue,"

Ayyara mengangguk sembari fokus mengunyah telur gulung kesukaannya membuat pipinya mengembung karena penuh. "Terserah, gue ngikut aja."

Kian tersenyum kecil melihatnya, lalu tangannya terulur untuk membersihkan noda saus yang berada di sudut bibir Ayyara menggunakan ibu jari. "Sumpah ya, lo bisa ga sih kalo makan ga berantakan?"

"Ga bisa... Kan ada lo,"

"Maksudnya ada gue?"

"Tangan lo berguna buat bersihin noda di bibir gue,"

Kian membuka sedikit mulutnya terkejut, kemudian wajahnya mendekat ke wajah Ayyara membuat gadis itu mengernyitkan alisnya.

"Kenapa harus tangan kalo ada bibir?" Embusnya sembari tersenyum menggoda kemudian memiringkan sedikit kepalanya seakan-akan ingin mencium bibir Ayyara.

Saat sebentar lagi mencapai bibir gadis itu, wajah Kian kembali mundur dan membuka matanya. "Boongin~" Ujarnya dengan riang sembari menjulurkan lidahnya mengejek dengan satu mata terpejam.

"Huh..?" Seketika ekspresi wajah Kian berubah menjadi terkejut dengan mata sedikit melebar kala melihat Ayyara yang mematung disertai kedua pipi yang memerah.

Angin malam membawa terbang surai pendek sebahu milik Ayyara. Remang-remang pencahayaan lampu jalanan menyorot wajah Ayyara yang terkesan menawan berkali-kali lipat itu.

Dari manik hitam yang tadinya tajam menjadi pupil mata yang sedikit bercahaya, bulu mata lentik yang mencekung dan memakai eyeliner tipis, alis hitam sedikit kecoklatan yang sedikit melengkung ke bawah, hidung agak mungil tetapi tetap mancung dengan kedua pipi yang memerah yang terkesan imut ditambah dengan bibir tipis berwarna merah muda yang lembab dan sedikit mengkilap karena memakai lip gloss.

Bekas luka di pelipis dekat matanya membuat wajah gadis itu terlihat begitu seksi.

Wajah Ayyara memang terkesan 'seram' tidak ramah bak antagonis, sih.

Tetapi kali ini dirinya mengaku kalau pada saat ini, Ayyara itu imut saat pipinya memerah dengan wajah terkejutnya itu.

Tanpa sadar sedari tadi Kian terus menatap ke arah bibir Ayyara dengan wajah yang mulai memerah saat memikirkan deskripsi wajah gadis itu.

Bugh!

"BERCANDA LO GA LUCU BRENGSEK!" Seru Ayyara marah sembari meninju wajah Kian hingga kepalanya terhuyung ke belakang membuat lelaki itu kembali sadar kedalam realita.

"Ack. Sakit woi!" Erang Kian sembari mengusap-usap hidungnya yang merah terkena tinjuan tadi.

"Syukurin." Cibir Ayyara sembari menjulurkan lidah mengejek. Mengikuti apa yang Kian lakukan tadi.

Kian hanya bisa berdecih kesal, lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana saat merasakan getaran dari benda itu.

Zara : Semuanya udah siap. Ke sini cepet. Gpl🔪

Butterfly EffectWhere stories live. Discover now