35. Jangan kaget!

2.6K 543 78
                                    

ARC DESA TERPENCIL : PART IV


Alskia pamit keluar Desa untuk melihat-lihat untuk mencari apakah ada mangsa lagi atau tidak.

Sementara itu, Viza––gadis yang akan menjadi santapan lauk mereka sudah diamankan di rumahnya dan diperlakukan dengan baik, agar kualitasnya nanti tidak mengecewakan.

Saat menyusuri jalan, dirinya tak sengaja melihat rombongan pendatang yang terlihat berusia remaja itu berjalan jauh di depannya.

Senyum Alski merekah. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, dirinya pun melangkah mendekati mereka.

Bruk!

Alski menjatuhkan dirinya sendiri hingga membuat lututnya terluka.

Rombongan yang mendengar suara jatuh itu lantas menoleh ke belakang dengan terkejut.

Ayyara yang saat itu sedang mengeluh karena kepanasan pun langsung menghampiri Alski dan membantunya untuk bangkit.

"Kamu gapapa?" Tanya Ayyara dengan nada khawatir yang membantunya berdiri.

Perlahan Alski bangkit dibantu dengan Ayyara dan Arkein.

Alski mendongak menatap manik hitam yang jernih milik Ayyara.

Ini dia...

Ini dia yang ia cari.

Mata itu...

Gadis ini berbohong

Gadis ini tak khawatir kepadanya.

Dari dalam matanya, gadis itu terlihat tak peduli.

Dirinya memang mempunyai mata dan insting yang jeli. Dirinya bisa merasakan dan menebak perasaan seseorang hanya dari dalam matanya.

Ini bukan kemampuan spesial. Dirinya hanya terbiasa dengan berbagai macam tatapan ekspresi selama bertahun-tahun ia mengamati manusia.

Ia bisa melihat di dalam mata itu hanya adanya ambisi yang besar serta sesuatu yang kelam.

Ah... Gadis ini menarik sekali.

Aku jadi ingin menyantapnya~

Alski tersadar, lalu menggeleng dengan tersenyum kecil. "Aku gapapa, kak!"

Ezra mengerutkan alis tak suka menatap Alski sembari melipat kedua tangannya di dada. "Gapapa gimana cil? Lutut lo luka gitu."

Mendengar itu, langsung saja Ayyara melirik lutut Alski yang berdarah lalu dengan cepat ia langsung mengambil sesuatu di dalam kopernya.

"Untung gue bawa ini!" Syukurnya saat di tangannya sudah ada kotak kecil P3K.

Dengan cekatan Ayyara mengobati lutut Alski dan membaluti nya dengan kain kasa.

Ayyara tersenyum senang setelah mengobati Alski. "Sudah selesai!"

Jika saja dirinya tak tahu tatapan gadis ini yang sebenarnya, ia pasti akan percaya dengan kebaikannya dan ketulusannya.

"Wah... Kakak hebat! Makasih ya, kak!" Alski berbinar-binar menatap Ayyara yang sedang berjongkok di hadapannya itu.

Ayyara mengangguk lalu mengusap sekilas pucuk kepala anak remaja laki-laki itu. "Iya sama-sama..." Ayyara menjeda ucapannya.

"Ngomong-ngomong nama kamu siapa? Dan kamu mau kemana? kok jalan sendirian?" Sambungnya mencecar beberapa pertanyaan sembari celingak-celinguk mencari keberadaan wali Alski.

Pasalnya Alski ini kelihatannya masih kecil, dan tidak mungkin anak kecil berjalan-jalan begitu saja sendirian di jalanan yang membelah hutan.

Alski menatap Ayyara terkejut karena bingung mau menjawab apa pada pertanyaan yang terakhir.

Butterfly EffectWhere stories live. Discover now