10. Kian : Kertarajasa pt.4

6.6K 932 42
                                    

"T-tolong! tolongin gue!" lirih perempuan itu dengan raut wajah ketakutan dan gemetar. Matanya berkaca-kaca dan tak lupa rambut panjangnya yang agak acak-acakan.

Kian menatapnya iba, tak lama kemudian tiga orang laki-laki yang masih mengenakan seragam yang berbeda dengannya datang dengan wajah penuh keringat. Bisa disimpulkan kalau mereka berlari mengejar wanita ini.

Salah satu orang itu ingin menyeret paksa perempuan ini, mereka tidak memperhatikan keberadaan Kian. Dengan cepat Kian menangkis tangan orang itu dan menendangnya dengan teknik mae geri (tendangan ke arah perut).

Cowok itu tersungkur membuat kedua temannya terkejut apalagi dengan perempuan rambut panjang ini.

Mungkin mereka tidak menyangka bahwa cowok cupu yang berada di depan mereka ini bisa bela diri.

Cowok berbadan besar yang berada paling belakang pun menetralkan wajahnya, kemudian tertawa remeh melihat aksi Kian yang menurutnya hanya sebuah keberuntungan. "Heh! Lo ga usah ikut campur, deh. Kalo lo ga mau mati!" Ancamnya dengan mata menyala.

Kian diam tidak menanggapi ancaman itu, netra matanya hanya melirik-lirik sesuatu. Lalu tak lama kemudian Kian berjongkok menatap kedua mata perempuan rambut panjang tersebut. "Lo masih bisa jalan gak?" Tannyanya berbisik di hadapannya lalu dibalas gelengan cepat oleh perempuan itu.

Kian melirik ke arah kaki perempuan itu sebentar, terlihat pergelangan kakinya yang memerah. Kian menatap mata perempuan itu lagi, "yaudah, lo ngesot aja ke sana," Kian mengisyaratkan dengan sorotan matanya.

Perempuan ini mengerutkan kening, "t-tapi—"

"Udah lo ikutin aja apa kata gue kalo lo mau selamat!" Potongnya dan langsung saja Kian menyerang mereka tanpa aba-aba.

Kian memukul dan menendang mereka dengan penuh perhitungan. Tidak asal-asalan dan tidak terbawa emosi.

Beberapa menit kemudian Kian sudah menghabisi mereka bertiga hingga mereka terkapar tak sadarkan diri.

Kian menatap mereka yang sudah tak sadarkan diri dengan mengatur nafasnya. Ada yang bersandar pada dinding, ada yang terlentang, dan ada yang menghadap tanah. Mereka semua Kian patahkan kakinya agar mereka tak mudah untuk bangkit. Kian bukan termasuk manusia yang baik hati kepada siapa saja. Kian bukan orang yang seperti itu.

Dengan nafas tak teratur Kian meracau sendiri. "Gila, kok gue lawan 3 orang doang sampe ngos-ngosan begini, sih? Padahal dulu pas tauran gue lawan 30 orang juga kayaknya biasa aja,"

Beberapa detik kemudian Kian teringat kalau ini bukan tubuhnya jadi ia tidak terbiasa dengan hal-hal seperti ini. Lagi pula Kian tidak sempat melatih tubuh Kerta, ia sibuk memikirkan rencana-rencananya.

"Oh iya. Ini kan bukan badan gue, jadinya begini." Gumam Kian.

Dari SD Kian berlatih bela diri (Karate) bersama Ayyara, kemudian saat masuk SMA ia berlatih tinju dengan teman-teman lelakinya. Kian dijuluki sebagai lelaki jenius, semua yang dilihatnya langsung bisa ia praktekan. Tak ayal ia sering mendapatkan juara umum dari perlombaan bela diri, olahraga, maupun pengetahuan.

Walaupun terlihat sempurna, Kian juga manusia yang banyak kekurangan. Tetapi kekurangannya mampu ia tutupi dengan kelebihannya.

Kian melirik tangannya yang dilumuri darah, ia langsung berdecih merasakan jijik. "Cih. Jijik banget kena darah kotor!" Kian meringis jijik lalu tangan satunya meraih botol minum dari pinggir tasnya. Ia menyirami tangannya dengan air itu sambil sesekali menggerutu dengan tampang jijiknya.

Kian terdiam seakan-akan melupakan sesuatu. "Gue kayak ada yang kelupaan.. Apa, ya?" Kian mengingat-ingat sembari menaruh kembali botol minumnya ke samping tasnya.

Butterfly EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang