16. Harimau

6.7K 1K 24
                                    

Ayyara berjalan di koridor sekolah dengan lesu dan sesekali menguap. Pasalnya, ia sangat kelelahan akibat bermain dengan beberapa orang 'absurd' di acara festival kemarin.

Ayyara dibuat pusing dengan kelakuan Kian apalagi dengan munculnya Yuma, Kasyapi, dan Ezra yang entah kenapa mereka tiba-tiba berada didekatnya dan bergabung atau lebih tepatnya mengacaukan acara healingnya.

Mengurus satu anjing gila saja sudah susah, apalagi menambah tiga anjing gila lainnya.

Hm... Tetapi not bad lah. Dirinya bisa dibuat tertawa oleh mereka. Mulai dari pertengkaran kecil antara Kian dan Ezra, perdebatan Kian dan Kasyapi mengenai siapa yang lebih pintar, gombalan receh Yuma, dan masih banyak lagi kelakuan gila mereka kemarin.

Kemarin tidak hanya mereka, tetapi Zeluna yang ternyata adik dari Yuma juga bergabung dan ikut bermain dengannya. Padahal baru kemarin mereka bertemu, tetapi mereka benar-benar sangat akrab, tidak canggung sama sekali.

Dan jangan lupakan penampilan band Arkein kemarin. Benar-benar sangat pecah! Band yang beranggotakan 5 orang itu sukses membawakan lagu Artics Monkeys dan Cigerretes After Sex. Suara Arkein yang indah dan agak berat serta parasnya yang tampan, menambah nilai plus dari penampilan band tersebut.

Juara pertama setimpal untuk mereka di acara festival kemarin.

Saat Ayyara diambang pintu dan ingin melangkah ke dalam kelas, rambutnya serasa ditarik kebelakang. Dengan kesal, Ayyara refleks menoleh kebelakang dan langsung menampar wajah orang itu.

PLAK!

Siswa-siswi yang sedang berlalu-lalang seketika berhenti dan menatap ke arah mereka dengan raut wajah terkejutnya.

Ayyara menamparnya dengan keras hingga membuat sang empunya menoleh ke samping. Ayyara sekarang benar-benar berada di dalam mode 'senggol bacok' hari ini.

Ayyara mengerutkan alis marah, menatap kesal orang yang berada di hadapannya. "Lo apa-apaan, sih? Setan!"

Orang itu meraba sebentar lalu tersenyum miring. "Setan kok ngomong setan," Saat mendengar itu amarah Ayyara semakin menjadi-jadi.

Dengan wajah memerah, Ayyara mulai mencengkram kuat rambut orang itu. "IHHHH! LO NYEBELIN BANGET, SIH! DIVAAAA ASUKKKKK!!" Pekiknya keras hingga terdengar oleh siswa-siswi yang berjarak jauh darinya.

Ezra meringis saat merasakan pusing akibat cengkraman kuat Ayyara pada rambutnya. Tangan Ezra ingin melepaskan cengkraman tangan Ayyara, tetapi tidak bisa. Akhirnya Ezra memilih untuk mencengkram balik rambut Ayyara. Dan jadilah adegan jambak-menjambak.

Saat merasakan rambutnya sudah sangat kacau, Ayyara menatap nyalang Ezra. "Lepasin gak?!"

Ezra yang ditatap pun tidak mau kalah untuk menatap Ayyara lebih tajam. "Gak, lo dulu yang lepasin,"

"Gak!" Balas Ayyara sengit.

"Ya udah ga bakal gue lepas," Acuh Ezra.

Ayyara semakin menajamkan matanya, "kita lepasin bareng-bareng aja gimana? Dalam hitungan ketiga, kita lepasin bareng-bareng,"

"Deal!"

"Oke," "1.. 2.. 3..!" Ucap mereka bersamaan tetapi tidak ada yang melepaskan cengkraman mereka. Malah cengkramannya semakin menguat.

Ayyara mengeram marah lagi, "heh! Lo licik, ya! Lepasin!!"

Ezra menatap sebal Ayyara, "apa-apaan! Lo yang lebih licik! Dasar pelacur!"

Ayyara membulatkan matanya saat mendengar ceplosan Ezra yang sangat santai dan acuh saat mengatakan itu.

Ayyara menyundul dahi Ezra, mereka berhadapan wajah dengan dahi saling menempel dan tangan sembari mencengkram.

Butterfly EffectWhere stories live. Discover now