41. Cry baby

3.2K 508 24
                                    

Libur dua minggu setelah ujian adalah hari yang sangat Ayyara nantikan selama ini.

Pasalnya, ia akhirnya bisa berleha-leha dan bersantai-santai di rumah tanpa memikirkan pelajaran sekolah dan juga terhindar dari masalah yang selalu datang pada dirinya di sekolah itu.

Sepertinya sekolah itu adalah sarang lingkaran hitam yang selalu melibatkannya pada sebuah masalah.

Apalagi dengan adanya seorang Ezra Diva Rafandra yang selalu saja mencari-cari masalah dengannya tanpa alasan. Dirinya kira, laki-laki itu akan jinak kepadanya karena waktu itu ia memeluknya serta memelas kepadanya. Ternyata pemikiran itu salah––amat teramat salah.

Laki-laki itu malah semakin gencar mencari gara-gara dan selalu datang padanya bagai jalangkung yang tak diundang. Mengingatnya saja sudah membuat emosi Ayyara memuncak.

Tetapi rencana bersantai-santai di rumah selama dua minggu hanyalah angannya semata.

Rencana itu sirna kala seseorang yang banyak menyusahkannya belakangan ini mengajaknya untuk mencari hiburan. Healing katanya.

Pelakunya yang tak lain dan tak bukan adalah teman––sahabat ̶l̶a̶k̶n̶a̶t sejatinya, Kifandra Zayyan Abqari. Atau yang kerap disapa Kian.

Pemuda jamet itu mengajaknya untuk pergi ke taman bunga––karena ia mendapatkan tiket gratis dari temannya.

Dengan memakai Retro V-neck, Ayyara berjalan menghampiri seorang laki-laki berambut hitam dengan memakai kaos putih yang di lapis leather biker jacket dan memakai celana jeans hitam yang dilihat dari jauh terkesan stylish dan keren dengan tubuh bersandar pada pagar.

Tetapi, kesan keren pada laki-laki itu langsung sirna kala dirinya melihat tangan yang sedikit mempunyai veins itu memegang sebuah ukulele.

Kian yang bosan menunggu kehadiran Ayyara yang berdandan sangat lama itu akhirnya menyanyikan sebuah lagu yang diiringi petikan ukulele punk rock yang ia bawa dari rumah.

Ku simpan rindu di hati

Gelisah tak menentu

Berawal dari kita bertemu

Kau akan ku jaga

Ku ingin

Engkau mengerti

Betapa kau ku cinta

Hanya pada––

Nyanyian 'syahdu' nya terhenti kala ia mendengar suara seruan seorang perempuan dari arah sampingnya.

"Stop, stop, stop! Jamet dilarang ngamen di sini!" Serunya menatap sinis sembari berkacak pinggang.

Kian berdiri menatap Ayyara dengan raut wajah ditekuk.

"Jahat!" Ujarnya disertai bibir yang menukik ke bawah.

Ayyara memutar bola mata malas. "Lagian lo ngapain bawa ukulele si, jamet? Mau ngamen di sana, ha?"

"L-lo..?! Sumpah jahat banget ngatain gue jamet," Ucapnya disertai raut wajah sedih dramatis.

"Gue ga akan ngamen di sana ya cantik. Gue cuma iseng aja bawa ini. Ngapa, ga seneng?" Kian menatap Ayyara yang sedang terdiam dengan sengit, tetapi ada yang aneh. Mengapa wajah gadis itu memerah?

"Muka lo kenapa merah?" Tanya Kian dengan dahi sedikit berkerut. Lalu beberapa detik kemudian ia paham dan ber-oh ria kemudian berpose sok ganteng. Mengibaskan rambutnya ke belakang dengan tersenyum miring. "Gue tau kalo gue ganteng, tapi ga ampe merah gitu kali muka–AH!

Butterfly EffectWhere stories live. Discover now