61

977 132 27
                                    

Setelah kami menari-nari dan senang setelah mengetahui apa yang tertulis di dalam buku catatan perjalanan milik Norland, Cricket langsung membawa kami keluar rumah untuk membicarakan sesuatu.

"Apa yang ingin kau bicarakan, Ossan?" tanya Usopp.

"Kalian semua dengar, ya! Pertama, aku akan menjelaskan semua yang kutahu tentang pulau langit. Yang jelas ini belum tentu benar, tapi percaya atau tidaknya, terserah kalian!" ucap Cricket.

"Ya, aku percaya!" ucap Luffy.

"Cepet banget!" tanggapku dan Usopp bersamaan.

"Di wilayah lautan ini kadang muncul fenomena aneh di mana langit tiba-tiba jadi gelap padahal masih berada di siang bolong," ucap Cricket.

"Pernah lihat! Kami sudah pernah mengalaminya! Ya, kan?" pekik Luffy.

"Ya, tiba-tiba jadi malam, lalu muncullah sosok monster raksasa!" ucap Usopp

"Bangsa raksasa, ya? Memang ada cerita mengenai bangsa raksasa, tapi untuk sekarang abaikan hal itu. Tiba-tiba berubah menjadi malam, fenomena itu disebabkan oleh bayangan dari kumpulan awan yang sangat tebal," ucap Cricket.

"Maksudnya awan cumulonimbus?" tanya Nami.

"Sepertinya bukan, seharusnya awan tak segelap itu," ucapku.

"Wah, Ossan bodoh banget, ya! Kalau banyak awan berarti namanya cuaca berawan, tahu!" celetuk Luffy.

"Ya, cuaca berawan!" pekik Usopp.

"Cuaca berawan!" pekik Chopper.

"Bukan begitu, bodoh," tanggapku sweatdrop.

"Diam dan dengarkan saja! Ada awan yang disebut Emperonimbus. Awan itu terkumpul jauh di atas langit namun tidak mempengaruhi atmosfer dan tidak menurunkan hujan. Dan di saat awan-awan itu muncul, cahaya matahari akan terhalang, sehingga siang berganti menjadi malam. Bahkan ada yang bilang kalau awan jenis ini merupakan awan fosil yang tak pernah berubah sejak ribuan tahun," ucap Cricket.

"Itu mustahil! Awan yang tidak mempengaruhi atmosfer?" ucap Nami tak percaya.

"Percaya ada atau tidaknya itu terserah kalian. Aku tidak meminta kalian mempercayaiku!" ucap Cricket.

"Fenomena alam, ya?" gumamku.

"Jadi ada awan misterius juga, ya?" tanya Luffy.

"Benar sekali, awan yang belum bisa dijelaskan secara ilmiah," ucap Cricket.

"Luffy, sugee!" ucap Chopper kagum.

Tidak, ia tidak mengerti sama sekali, pikirku sweatdrop saat melihat Chopper menatap kagum pada Luffy.

"Dengar, ya. Kalau pulau langit memang benar-benar ada, disanalah kemungkinan letaknya!" ucap Cricket.

"Sokka! Wakatta! Ayo pergi ke atas awan itu! Zoro, bangun!" pekik Luffy kemudian mulai menari-nari bersama Usopp dengan senangnya.

"Sudah pagi?" tanya Zoro yang baru saja terbangun.

"Hei, minna, cepat bersiap-siap! Kita akan melesat ke atas awan!" pekik Luffy yang masih saja menari-nari bersama Usopp. "Ossan, makasih buat penjelasannya, ya!"

"Harus kubilang berapa kali kalau kita nggak tahu cara ke sana?!" pekik Nami garang kemudian memukul Luffy dan Usopp.

Aku hanya terdiam menatap mereka kemudian menoleh ke arah Cricket. "Ossan, bisa kau lanjutkan penjelasanmu?" pintaku.

"Baik, di sinilah masalahnya. Biar kuperjelas, kalian harus mempertaruhkan nyawa!" ucap Cricket.

"Sekarang juga nyaris mati," tanggap Luffy dan Usopp dengan wajahnya yang babak belur sehabis dipukul Nami.

One Piece x Reader [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang