58

911 124 1
                                    

BOOM! BOOM!!

"Chikuso, chikuso, chikuso! Sudah berapa kali kita ditembaki Angkatan Laut itu?" pekik Usopp sambil terus mendayung bersama Zoro supaya laju kapal menjadi lebih cepat dari sebelumnya.

"Kalau ingin selamat, dayunglah dan berhenti mengeluh!" omel Nami.

BOOM! BOOM! BOOM!! Lagi-lagi beberapa Angkatan Laut mengejar kami dan menembaki kami dengan meriam. Sementara, aku dan Sanji sedari tadi berusaha untuk menangkis beberapa meriam yang hampir mengenai Going Merry.

"Kita akan mati!" pekik Usopp.

"Hei, Luffy, ayo bantu kami!" pekik Sanji.

"Tidak, aku nggak punya tenaga lagi. Dari pagi belum makan," ucap Luffy sambil berbaring di kapal.

"Kenapa malah lapar di saat seperti ini?!" pekik Sanji garang.

Tiba-tiba saja kapal Angkatan Laut yang ada di sebelah kami hancur seketika, membuat kami semua terheran-heran melihatnya.

"Ada apa?" tanya Chopper.

"Mereka saling menembak?" tanya Zoro.

Usopp kemudian tertawa. "Rasakan itu, Angkatan Laut! Dari awal aku sudah memprediksi ini akan terjadi!" pekik Usopp.

"Usotsuki," tanggapku.

"Memangnya sejak kapan?" tanggap Zoro.

"Yosh, ayo kabur selagi formasi mereka hancur," ucap Nami.

Kapal kami akhirnya berhasil lolos dari beberapa Angkatan Laut dan kini kami melewati beberapa bebatuan.

"Bagaimana Angkatan Laut-nya...?" tanya Usopp yang kini sedang berada di belakang kapal bersama Robin untuk melihat menggunakan teropong mereka.

"Sepertinya kita berhasil lolos," ucap Robin.

"Dari tadi kita dikejar terus," ucap Usopp.

"Karena ada tiga orang memiliki harga buronan, wajar kalau Angkatan Laut mengejar terus," ucap Zoro.

Kalau dipikir-pikir, seharusnya Zoro sudah mendapatkan harga buronannya, pikirku terdiam.

"Luffy, berhati-hatilah. Di bawah sana banyak karang yang tak terlihat," ucap Nami sambil memperhatikan laut.

Tak lama kemudian, kami semua melihat ada sebuah pulau tak jauh di depan sana.

"Pelabuhan!" pekik Chopper.

"Nani, pelabuhan?!" pekik Luffy kembali bersemangat.

"Lihat, ada mercusuar besar!" pekik Chopper.

"Pelabuhan, ya? Berarti ada makanan disana!" pekik Luffy senang.

Sesampainya di pulau tersebut, kami melabuhkan Going Merry di balik bebatuan agar tidak terlihat oleh orang lain.

"Are? Bukan mercusuar, ya?" tanya Chopper heran.

"Menaranya tinggi sekali," ucap Usopp.

"Sudahlah, yang penting ayo makan!" pekik Luffy.

"Aku tau, bersihkan air liurmu dulu!" pekik Nami.

"Aku lapar," gumamku pelan sambil menyusul Luffy dari belakang.

Kami semua mulai berjalan memasuki kota tersebut, meninggalkan Zoro yang menjaga kapal sambil tertidur.

"Kalian semua, berhenti!" Suara tersebut membuat kami menoleh dan melihat ada seorang penjaga sedang berjalan menghampiri kami. "Di Pulau Ruluka, semua kapal yang berlabuh di pelabuhan ataupun di bebatuan harus membayar pajak berlabuh!"

One Piece x Reader [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang