46

1.1K 198 8
                                    

Tak lama kemudian, setelah Luffy berlari meninggalkan kami untuk menggejar Chopper, Dalton tiba-tiba saja terjatuh sambil memegangi dadanya membuat kami semua langsung menoleh ke arahnya.

"Apa kau baik-baik saja, Dalton-san?" tanya Vivi sambil berlari ke arah Dalton bersama Usopp.

"Ya, aku baik-baik saja. Hanya kelelahan saja. Dengan istirahat sebentar pasti akan sembuh," ucap Dalton.

Lukanya belum sembuh, pikirku terdiam memandang Dalton.

"Hei, kalian!"

Suara tersebut membuat kami semua menoleh dan melihat Dokter Kureha berdiri di depan kastil sambil menatap ke arah kami.

"Dr. Kureha?!" ucap para warga desa terkejut.

"Apa kalian bahagia, bocah-bocah? Bawa yang terluka ke dalam," ucap Dokter Kureha.

"Ah, kau itu... Si nenek sialan waktu itu!" ucap Zoro terkejut yang langsung dihadiahi tendangan oleh Dokter Kureha.

Aku yang melihatnya langsung meringis. "Kau baik-baik saja?" tanyaku sambil berjongkok di hadapan Zoro yang tergeletak di atas tanah dengan benjolan menghiasi kepalanya.

"Siapapun yang terluka bawa ke dalam!" ucap Dokter Kureha.

"Ha-haik!"

"Jangan hanya diam saja! Apa kalian juga ingin bernasib seperti bocah ini?" ucap Dokter Kureha.

Kemudian aku, Vivi dan Dokter Kureha membawa para warga untuk masuk ke dalam kastil, sementara Zoro dan Usopp lebih memilih berada di luar kastil untuk menunggu kami.

"Sudah kuduga lukanya tambah parah karena dia terlalu nekat," ucap Dokter Kureha sambil berjalan keluar dari ruangan tempat Sanji baru saja di obati olehnya, kemudian ia meminum botol sakenya sambil menoleh ke arah Dalton. "Baiklah, Dalton... Di mana kunci gudang senjatanya? Kau tau, kan?"

"Kunci gudang senjata, ya? Untuk apa kau menanyakan hal itu?" tanya Dalton

"Itu bukanlah urusanmu!" ucap Dokter Kureha.

"Kuncinya, dari dulu selalu di bawa oleh Wapol sendiri. Kalau begitu, harusnya di bawa Wapol yang terhempas tadi," ucap Dalton.

"Nani?! Benarkah? Gawat juga..." ucap Dokter Kureha.

"Doktorine," panggil Nami membuat Dokter Kureha menoleh ke arahnya. "Mengenai biaya perawatan kru kami..."

Hoi, hoi, ini dia si ratu licik, pikirku datar sambil memandang Nami.

"Bisakah kau gratiskan? Dan bisakah kau melepaskanku sekarang juga?" pinta Nami.

"Bukankah kau sudah tau kalau permintaanmu itu mustahil kukabulkan? Biaya perawatannya, akan kuambil seluruh barang-barang dan uang di kapal kalian. Dan kau harus tetap beristirahat di sini dua hari lagi!" ucap Dokter Kureha.

"Nami-san, dia benar! Kau harus dirawat sebaik-baiknya!" ucap Vivi.

"Aku baik-baik saja kok, karena aku tak merasa kalau mau mati," ucap Nami sambil tersenyum.

"Itu tak bisa dijadikan alasan!" seru Vivi.

"Kau yakin?" tanyaku memastikan.

"Ya, dan..." ucap Nami kemudian mengeluarkan kunci perak yang sedari tadi di simpannya sambil menoleh ke arah Dokter Kureha. "Kau memerlukan kunci gudang senjata, kan?"

Benar-benar licik, pikirku terdiam.

"Apa?!" ucap Dalton terkejut, ia langsung bangkit dan duduk di atas tempat tidurnya. "Kenapa kau bisa memiliki kuncinya?"

One Piece x Reader [HIATUS]Where stories live. Discover now