54 - ZiAron

75.1K 7.6K 477
                                    

• Mau Cewek

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

• Mau Cewek

Dini hari pukul 3 pagi Aron sudah kelabakan mencari Zia yang menghilang dari tempat tidur. Nyawa belum terkumpul sepenuhnya, Aron sudah berusaha keluar kamar dengan langkah sedikit sempoyongan.

Redup. Jelas. Rumah bahkan masih terlihat sangat gelap tetapi gadis itu sudah menghilang dari kamar. Ia menyalakan lampu atas.

Aron berdecak pelan. Matanya menyorot penuh seisi rumah dengan dirinya yang masih berada di lantai dua sana.

"Kemana sih?"

"Zia!"

"Iya?"

Aron berbalik. Berdecak pelan dan melangkah menghampiri gadis yang baru saja keluar dari kamar sebelah.

"Kebangun ya?" tanya Zia merasa sesal.

"Iyalah. Kamu ngapain bangun pagi pagi? Kenapa juga dari kamar sebelah? Kam,-

Perkataan Aron tercekat melihat wajah Zia yang tak seperti biasanya.

"Kamu sakit?" lanjutnya sedikit memanik. Melihat jelas bibir gadis itu yang sedikit memucat.

"Ha? Enggak."

"Kenapa pucet? Sakit? Iya sakit?" Aron sudah panik. Memeriksa suhu tubuh Zia dengan telapak tangannya. Namun tak merasakan panas.

"Nggak panas," gumamnya sendiri.

Zia menurunkan tangan Aron dan menggenggamnya. "Aku gapapa ar. Nggak sakit."

"Terus kenapa wajahnya pucet?"

"Agak dingin aja hari ini hawanya. Efek itu mungkin." jawabnya meyakinkan.

Aron menghela nafas pelan. Mulai menenang. Memang ia juga merasakan hawa sedikit lebih dingin hari ini. Pengaruh sore tadi hujan mungkin.

"Baju kenapa basah?" Aron tersadar baju atas Zia yang sedikit basah.

Zia melihat bajunya sendiri. "Ini ketumpahan air habis minum tadi,"

"Bener?" Zia mengangguk yakin membuat Aron percaya.

"Tadi kenapa bangun?" tanya Aron kembali fokus pada topik pertama.

"Ambil selimut di kamar samping."

"Mana selimutnya?"

Zia diam.

"Kamu bohong?"

Zia menggeleng.

"Aku tadi mau ambil, kamunya udah teriak teriak. Jadi nyamperin kamu dulu."

Aron menghembuskan nafas sedikit kasar. Tangannya bergerak mengusap kepala Zia pelan.

"Masuk kamar. Aku ambilin."

Zia mengangguk tanpa membantah. Gadis itu juga langsung melangkah memasuki kamar mendahului Aron yang masih berdiri disana. Yang tanpa diketahui Aron, gadis itu diam diam menyakui sesuatu pada saku piyamanya.

ZiAron [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant